Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Anak Rantau (Karya Jami’atul Hidayah)

Puisi "Anak Rantau" karya Jami’atul Hidayah menggambarkan perjuangan anak rantau dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sambil tetap ...

Anak Rantau

Sudah dua bulan 'ku di sini
Dengan semua hal yang baru
Teman baru, tempat baru
Tak sanggup 'ku melewati hariku
Ingin kuangkat kaki dari sini
Lelah rasanya
Menahan lara sendiri
Menahan lapar sendiri
Berdiri sendiri tanpa yang menemani

2022

Analisis Puisi:

Puisi "Anak Rantau" karya Jami’atul Hidayah adalah ungkapan perasaan seorang anak rantau yang merindukan kehangatan dan kebersamaan di tanah kelahirannya.

Tema Kesepian dan Kerinduan: Puisi ini mengeksplorasi tema kesepian dan kerinduan. Anak rantau merasa terpisah dari tempat kelahirannya dan merindukan kenyamanan, kehangatan, dan kebersamaan yang dulu ia rasakan di rumahnya. Ungkapan perasaan ingin meninggalkan tempat baru dan kembali ke tanah kelahirannya mencerminkan kerinduan yang mendalam.

Suasana Hati yang Melankolis: Suasana hati yang melankolis terpancar dari setiap baris puisi. Kata-kata seperti "lelah", "lara", dan "lapar" menunjukkan bahwa anak rantau merasakan beban emosional dan fisik yang berat di tempat barunya. Keberadaannya di tempat yang baru membuatnya merasa terisolasi dan tidak memiliki siapa pun yang menemani.

Ungkapan Kesendirian dan Keterasingan: Anak rantau dalam puisi ini merasa sendirian dan terasing di lingkungan baru tempat ia tinggal. Ia merasa tidak memiliki siapa pun yang bisa diajak berbagi perasaan dan kesulitan yang dihadapinya. Kesendirian yang ia rasakan diperkuat oleh ketidaksanggupannya untuk melewati hari-hari tanpa pendamping.

Makna Kembali ke Akar: Puisi ini juga mengandung makna tentang pentingnya mempertahankan akar dan identitas budaya. Anak rantau merindukan tempat kelahirannya karena di sana ia merasa memiliki kedekatan dengan budaya dan orang-orang yang dikenalnya. Kerinduan untuk kembali ke tanah kelahirannya mencerminkan kebutuhan akan koneksi emosional dan spiritual dengan akar budaya dan identitasnya.

Dengan demikian, puisi "Anak Rantau" menyampaikan pesan yang mendalam tentang kesepian, kerinduan, dan keterikatan dengan tanah kelahiran. Ia menggambarkan perjuangan anak rantau dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sambil tetap mempertahankan ikatan batin dengan akar budaya dan identitasnya.

Jami’atul Hidayah
Puisi: Anak Rantau
Karya: Jami’atul Hidayah

  • Jami’atul Hidayah lahir pada tanggal 17 Desember 2004 di Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.