Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ibu Tinggal Bersama Rindu (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Ibu Tinggal Bersama Rindu" memaparkan sebuah kedalaman emosi dari seorang ibu yang merindukan anaknya yang jauh, serta bagaimana perasaan ...

Ibu Tinggal Bersama Rindu



Ibu tinggal bersama rindu
pilu doanya tajam sembilu,
— buah hidupku
  sapi kerapan sedang berpacu
  rantau mana dijelajahinya
  moga ada pahit darahnya!

butir-butir manik derita
mengalir dari sepasang pelupuk mata,
— berjalan di lorong rantau, anakku!
  meniti rambut sehelai
  hati-hatilah selalu!
  tangan halus yang erat kaujabat
  kadang-kadang berkuku tajam
  sekali waktu akan menerkam
  anakku luka
  hati ibu yang ngucur darah

seperti yang sudah-sudah
ketika ia hendak menyerah
ke dekapan jauh malam
ditepuknya bantal tiga kali,
— kalau di rantau tak ada rumput menghijau
  wahai, sapi kerapanku!
  segeralah pulang ke kandang teduh!
  ke ribaan bunda yang kosong
  nasi ubi dan sayur singkong

1964

Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu Tinggal Bersama Rindu" karya D. Zawawi Imron merupakan penggambarkan perasaan, kerinduan, dan cinta seorang ibu kepada anaknya yang terpisah. Puisi ini memaparkan sebuah kedalaman emosi dari seorang ibu yang merindukan anaknya yang jauh, serta bagaimana perasaan rindu ini menggambarkan sebuah hubungan antara dua hati yang berbeda tempat.

Kedalaman Perasaan Ibu: Puisi ini mencurahkan kepedihan seorang ibu yang merindukan anaknya. Rasa pilu dan doa yang tajam dalam kesendirian ibu yang terpisah dari anaknya terungkap melalui deretan kata yang kuat, memberikan kesan kuat akan kerinduan yang mendalam.

Simbolisme "Sapi Kerapan": Metafora "sapi kerapan" yang digunakan dalam puisi menunjukkan perjalanan dan perjuangan hidup yang harus dijalani anak dari kecil, seperti sapi yang sedang berpacu. Ibu berharap anaknya dapat meniti perjalanan hidup dengan hati-hati dan waspada dalam menghadapi segala tantangan.

Ungkapan Harapan dan Kekasih Ibu: Penekanan pada petuah yang diberikan ibu kepada anaknya untuk berhati-hati dan kembali pulang dalam keadaan yang utuh menggambarkan kecemasan dan harapan ibu terhadap anaknya. Permintaan agar "sapi kerapan" pulang ke kandang teduh menandakan keinginan ibu agar anaknya kembali ke tempat yang aman, dan kehangatan rumah.

Kesedihan yang Mendalam: Melalui lirik-lirik yang menyayat hati, puisi ini mengungkapkan betapa dalamnya rasa ibu terhadap anaknya, dan bagaimana harapannya agar anaknya selalu di bawah perlindungannya. Kesedihan yang teramat mendalam tercermin dalam penutup puisi ini yang menunjukkan ketidakmampuan ibu untuk menjaga anaknya dari segala luka dan rasa sakit.

Puisi "Ibu Tinggal Bersama Rindu" menciptakan sebuah citra rasa kerinduan dan kasih sayang yang dalam dari seorang ibu terhadap anaknya. Melalui ekspresi emosional yang kuat, puisi ini mampu menyoroti hubungan khusus yang terjalin antara seorang ibu dan anak, serta kompleksitas rasa rindu yang memperlihatkan kelembutan, perhatian, dan ketulusan seorang ibu dalam melindungi anaknya meski dari kejauhan.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Ibu Tinggal Bersama Rindu
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.