Nyanyian Kampung Halaman
merpati betina, merpati jantan
ada dengung, ada sipongang
bersabung di awang-awang
langit beludru di batang-batang
awan perak mengendap
dalam rindu
gadis-gadis hitam manis
menumbuk laru di runjangan
dalam hati
kembang nyamplung bertaburan
— kacung, anakku sayang!
jelajah dulu tanah rantau
sampirkan selendang pelangi
di tongkol pisang!
bila nanti mulutmu berbusa sudah
pertanda di sini mayang melebat
saat baik kacungku pulang
awan perak telanjang
turun merpati ke pagupon
dalam hati
jalan merah ke perbukitan
kepanasan
lalu kehujanan
1966
Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)
Catatan:
Laru: bumbu nira yang dibuat dari daun atau kulit pohon.
Analisis Puisi:
Puisi "Nyanyian Kampung Halaman" karya D. Zawawi Imron merupakan karya sastra yang meresapi nuansa dan kehidupan kampung halaman. Melalui gambarnya yang indah dan kata-katanya yang puitis, puisi ini menciptakan pemandangan alam dan kehidupan masyarakat desa dengan warna lokal yang kuat.
Lanskap Alam dan Binatang
- Merpati sebagai Simbol: Puisi dimulai dengan merpati betina dan jantan yang menjadi elemen khas alam desa. Merpati di sini dapat diartikan sebagai simbol keindahan dan kedamaian yang menghiasi kampung halaman.
- Suara Alam: D. Zawawi Imron berhasil mengekspresikan suara alam desa melalui dengung dan sipongang yang bersabung di awang-awang. Ini menciptakan kesan kehidupan desa yang penuh dengan kehidupan dan kegembiraan.
- Langit Beludru dan Awan Perak: Gambaran langit beludru dan awan perak memberikan sentuhan kesakralan dan keanggunan pada lanskap alam desa. Kata-kata ini menciptakan citra visual yang indah, menggambarkan keagungan langit dan awan.
Kehidupan Sosial dan Budaya
- Gadis-Gadis Hitam Manis: Puisi memasukkan gambaran gadis-gadis hitam manis yang sedang menumbuk laru di runjangan. Aktivitas ini menciptakan citra kehidupan sehari-hari dan tradisional masyarakat desa yang penuh dengan kebersamaan.
- Selendang Pelangi dan Tongkol Pisang: Pesan dari kacung kepada anaknya untuk menjelajah dan melemparkan selendang pelangi di tongkol pisang menciptakan gambaran persahabatan dan keberanian menjelajahi dunia luar.
Kampung Halaman dan Rindu
Nyanyian Kampung Halaman: Penggunaan kata "nyanyian kampung halaman" menggambarkan kerinduan dan kecintaan penutur puisi terhadap desa kelahirannya. Ini membawa nuansa kehangatan dan nostalgia.
Kepulangan: Ajakan kepada "kacung" untuk menjelajah dunia luar dan kembali saat "mayang melebat" memberikan dimensi waktu pada puisi. Kepulangan di sini bukan hanya fisik tetapi juga kembali ke akar dan identitas budaya.
Perubahan Cuaca
- Awan Perak Telanjang dan Kehujanan: Puisi menggambarkan perubahan cuaca dari awan perak yang telanjang hingga kehujanan. Ini bisa diartikan sebagai perubahan dalam kehidupan yang mungkin penuh tantangan dan ujian.
Puisi "Nyanyian Kampung Halaman" menciptakan sebuah pemandangan indah dan rindu terhadap kampung halaman. Melalui gambarnya yang kaya dan bahasa yang puitis, D. Zawawi Imron berhasil menggambarkan keindahan dan kehidupan desa serta menghadirkan aroma keakraban dan kehangatan kampung halaman.

Puisi: Nyanyian Kampung Halaman
Karya: D. Zawawi Imron
Biodata D. Zawawi Imron:
- D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.