Puisi: Sketsa (Karya B. Y. Tand)

Puisi "Sketsa" menciptakan gambaran mendalam tentang perjalanan menuju kemerdekaan, pengorbanan, dan kompleksitas kehidupan. Dengan menggunakan ...
Sketsa (1)


Seseorang berkata: Merdeka!
Badai bangkit dalam matanya
menggertapkan gigi-gigi ombak
Bumi menyebarkan wewangian ke udara
Angin istrahat
dan daun-daun menekurkan kepala.


Sketsa (2)


Seseorang berkata: Merdeka!
Darahnya kita hirup
dagingnya jadikan roti
kita panggang di atas bara
dendam kemerdekaan
Hangus!


Sketsa (3)


Seseorang berkata: Merdeka!
Rohnya bangkit menggertapkan
gigi-gigi dendam
Mengejar kita
ke balik-balik mimpi.


1980

Sumber: Horison (Januari-Februari, 1982)


Sketsa (4)


Apa bedanya siang dengan malam
kalau hanya pada terang dan kelam
DaLun gelap cahaya bergantungan di dahan-dahan
kehidupan. Orang-orang bergerombolan menjolok
cahaya dengan galah patah dan angin menghembus
hembuskan cahaya itu ke wajah kita sampai kita
jadi gila mengejar-ngejarnya. Tetapi tiba-tiba
ranting-ranting cahaya itu berguguran sepanjang
jejak gerimis yang turun dalam perjalanan
sia-sia.

Sementara dalam cahaya gelap menyisih ke balik
rimba. Ketika kita kegerahan orang-orang bergerombolan
mencari gelap untuk menyebarkan keteduhan mata danau
Cahaya mengejar-ngejar gelap untuk memasang lampu
lampu kehidupan. Kita memburu gelap sampai-sampai
ke perut ikan karena mata kita hampir buta ditikam
gemerlapan cahaya bulan. Sampai tiba-tiba rimba-rimba
gelap menurunkan hujan sepanjang pantai. Hanya tinggal
bayang-bayang diri kita bersangkutan di dahan-dahan
kehidupan.


2-1-1983

Sumber: Horison (April, 1984) dan Horison (Juni, 1986)

Analisis Puisi:
Puisi "Sketsa" karya B. Y. Tand merupakan serangkaian sketsa yang mencerminkan perjuangan dan kompleksitas dalam mencapai merdeka. Dengan menggunakan bahasa yang mendalam, penyair menciptakan gambaran kehidupan yang sarat dengan simbol dan makna.

Sketsa (1)

Penyair memulai dengan menggambarkan gejolak dan semangat merdeka yang membara. Badai yang bangkit dalam matanya menciptakan citra kekuatan dan tekad untuk mencapai kemerdekaan. Bumi yang menyebarkan wewangian ke udara dan angin yang istirahat menciptakan suasana keharuman dan ketenangan setelah badai.

Sketsa (2)

Sketsa ini menyoroti pengorbanan dan perjuangan melalui gambaran metafora. Darah yang diminum, daging yang dijadikan roti, dan dendam kemerdekaan yang hangus memberikan gambaran keras akan pengorbanan dan penderitaan dalam perjalanan menuju kemerdekaan.

Sketsa (3)

Puisi melukiskan roh yang bangkit dan gigi dendam yang menggertak. Ada kontras antara semangat kebangkitan dan ancaman dendam yang mengikutinya. Penggunaan kata "balik-balik mimpi" menciptakan nuansa misterius dan kompleksitas perjalanan jiwa.

Sketsa (4)

Sketsa ini membahas kontrast antara siang dan malam sebagai metafora terang dan kelam kehidupan. Penyair menyampaikan pesan bahwa terang dan gelap hanyalah bagian dari kehidupan, seperti gelap dan terangnya daLun dan cahaya yang tergantung di dahan-dahan kehidupan. Puisi ini menciptakan gambaran kerumitan manusia dalam mengejar dan mencari arti dari terang dan gelapnya hidup.

Puisi "Sketsa" menciptakan gambaran mendalam tentang perjalanan menuju kemerdekaan, pengorbanan, dan kompleksitas kehidupan. Dengan menggunakan bahasa yang kaya simbol dan metafora, penyair berhasil menyampaikan pesan yang mendalam dan memicu pemikiran kritis tentang perjuangan dan arti sejati dari merdeka.
B. Y. Tand
Puisi: Sketsa
Karya: B. Y. Tand

Biodata B. Y. Tand:
  • B. Y. Tand (Burhanuddin Yusuf Tanjung) lahir pada tanggal 10 Agustus 1942 di Indrapura, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.