Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Cinta Tak Bertuan (Karya Okto Son)

Puisi "Cinta Tak Bertuan" karya Okto Son menggambarkan perasaan sedih dan kehilangan yang mendalam akibat cinta yang tidak berbalas.
Cinta Tak Bertuan

Heningnya malam kuingin menepis tangis
Akan kerinduan cinta yang telah patah tak bersayap
Ku mencari tempat untuk 'ku bersandar
Akan cinta yang tak bertuan ini
Yang telah lama mengembara dalam hatiku
Untuk mencari tuannya
Hatiku diporak-porandakan oleh kepiluannya
Kuingin menitipkannya pada angin
Untuk menyampaikan kepadanya bahwa hatiku merindukannya

2023

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta Tak Bertuan" karya Okto Son menggambarkan perasaan sedih dan kehilangan yang mendalam akibat cinta yang tidak berbalas. Melalui penggunaan bahasa yang emosional dan deskriptif, penyair mengekspresikan penderitaan hati yang merindukan kehadiran seseorang yang tidak pernah menjadi miliknya.

Kesedihan dan Kerinduan yang Mendalam: Puisi dimulai dengan suasana malam yang hening dan keinginan untuk menepis tangisan:

"Heningnya malam kuingin menepis tangis"
"Akan kerinduan cinta yang telah patah tak bersayap"

Malam yang hening mencerminkan kesendirian dan keheningan yang dirasakan oleh penyair. Tangisan yang ingin ditepis menunjukkan upaya untuk mengatasi kesedihan yang mendalam akibat cinta yang tidak berbalas. Penggunaan kata "patah tak bersayap" menggambarkan cinta yang gagal dan tidak mampu terbang, menandakan ketidakberdayaan dalam cinta yang tidak terbalas.

Pencarian Tempat Bersandar: Penyair mencari tempat untuk meredakan beban emosionalnya:

"Ku mencari tempat untuk 'ku bersandar"
"Akan cinta yang tak bertuan ini"

Penyair merindukan sebuah tempat untuk melepaskan perasaan cintanya yang tidak memiliki tuan. Cinta yang "tak bertuan" menggambarkan perasaan cinta yang tidak memiliki tujuan atau penerima yang jelas, menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan.

Cinta yang Mengembara dalam Hati: Cinta yang tidak berbalas digambarkan sebagai sesuatu yang mengembara dalam hati:

"Yang telah lama mengambara dalam hatiku"
"Untuk mencari tuannya"

Cinta yang mengembara menunjukkan perasaan yang tidak stabil dan terus bergerak tanpa menemukan tempat yang pasti. Ini menggambarkan ketidakpastian dan kegelisahan yang dirasakan oleh penyair karena cinta yang tidak menemukan tuannya.

Kepiluan Hati: Perasaan hancur akibat cinta yang tidak terbalas ditegaskan lebih lanjut:

"Hatiku diporak-porandakan oleh kepiluannya"

Hati yang diporak-porandakan menunjukkan betapa besar penderitaan yang dialami oleh penyair. Kepiluan yang dirasakan mencerminkan luka emosional yang dalam dan rasa kehilangan yang akut.

Harapan pada Angin: Penyair berharap pada angin untuk menyampaikan perasaannya:

"Kuingin menitipkannya pada angin"
"Untuk menyampaikan kepadanya bahwa hatiku merindukannya"

Penggunaan angin sebagai media untuk menyampaikan pesan cinta menunjukkan upaya terakhir penyair untuk mengungkapkan perasaannya. Ini juga mencerminkan keputusasaan dan harapan yang tipis bahwa pesan tersebut akan sampai kepada orang yang dicintainya.

Puisi "Cinta Tak Bertuan" karya Okto Son menggambarkan penderitaan emosional yang mendalam akibat cinta yang tidak berbalas. Melalui penggunaan bahasa yang deskriptif dan penuh emosi, penyair berhasil mengekspresikan rasa sedih, kesepian, dan kerinduan yang dialami. Malam yang hening, tangisan yang ingin ditepis, dan cinta yang mengambara tanpa tujuan semuanya menciptakan gambaran yang kuat tentang kesedihan yang diakibatkan oleh cinta yang tidak berbalas. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan betapa menyakitkannya cinta yang tidak mendapatkan balasan dan bagaimana hal itu dapat memporak-porandakan hati seseorang.

Oktovianus Son
Puisi: Cinta Tak Bertuan
Karya: Okto Son

Biodata Okto Son:
  • Oktovianus Son saat ini aktif sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.