Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Menara (Karya Firman Fadilah)

Puisi "Menara" karya Firman Fadilah adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan rindu dan hubungan cinta yang kuat dalam konteks kota .....
Menara


Pabila kuukir rindu yang bertakhta kini 
seperti puncak Elbrus di mana sehampar
salju putih ialah kebekuan kalbu 
tanpa sepasang rengkuhmu, 
serta potret-potret kota dan gambar 
yang mengambang kurasakan tiupan angin sebagaimana engkau
memandang tegak menara Eiffel di antara pergantian musim

sepanjang sungai Seine kanal-kanal
pun melarungkan sepatah isyarat;
tiada hentinya cinta itu bermuara
meskipun di tanah ini kita adalah asing
di hadapan turis-turis, remah-remah croissant yang jatuh, 
serta secawan anggur
untuk malam-malam bersalju

seperti kunang-kunang, kita berteduh di bawah
lampu-lampu kota di sisi tua jembatan
Bir-Hakeim 
sambil mengunci janji yang dilagukan
riak-riak air, semerbak harum musim semi
di bawah menara itu


Lampung, 3 Agustus 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Menara" karya Firman Fadilah adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan rindu dan hubungan cinta yang kuat dalam konteks kota Paris, khususnya menara Eiffel. Melalui gambaran-gambaran yang indah dan simbolis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan dan makna dari ikatan emosional di tengah suasana kota yang megah.

Rindu dan Keindahan Alam: Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang rindu yang "bertakhta kini," seperti puncak Elbrus yang ditutupi oleh salju putih. Ini menciptakan gambaran akan rindu yang besar dan mendalam, sebanding dengan kebesaran puncak gunung tertinggi. Salju putih juga menggambarkan kebekuan kalbu tanpa kehadiran orang yang dicintai.

Simbolisme Menara Eiffel: Menara Eiffel dijadikan simbol cinta dan perasaan yang tinggi, seperti pandangan yang mengambang di antara pergantian musim. Menara ini mewakili keteguhan hubungan cinta, terutama karena tetap tegak meskipun perubahan musim yang datang dan pergi. Menara Eiffel juga menjadi lambang Paris yang ikonik, menghubungkan kisah cinta dalam puisi ini dengan keindahan kota tersebut.

Citra Kota Paris: Puisi menggambarkan kota Paris dengan ciri khasnya, seperti sungai Seine dan kanal-kanal yang menjadi jalur komunikasi cinta. Kota ini menjadi latar belakang yang kuat bagi perasaan cinta dalam puisi. Di samping itu, gambaran tentang kota yang ramai dengan turis dan situasi sehari-hari, seperti remah-remah croissant dan secawan anggur, menciptakan suasana autentik.

Keabadian Cinta dan Pertemuan: Pada bagian selanjutnya, hubungan cinta diibaratkan seperti kunang-kunang yang berteduh di bawah lampu-lampu kota. Hal ini menciptakan gambaran keabadian cinta dalam suasana yang indah dan romantis. Janji yang dilagukan dan bau musim semi menciptakan perasaan yang tulus dan menghangatkan, seperti pertemuan di bawah Menara Eiffel.

Puisi "Menara" adalah puisi yang menggambarkan kekuatan cinta dan ikatan emosional di tengah keindahan kota Paris, terutama Menara Eiffel sebagai simbol utama. Puisi ini berhasil menciptakan gambaran yang indah dan romantis, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perasaan rindu, keindahan alam, dan keabadian cinta dalam konteks yang megah dan khusus.

Firman Fadilah
Puisi: Menara
Karya: Firman Fadilah

Biodata Firman Fadilah:
  • Firman Fadilah tinggal di Tanggamus, Lampung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.