Jalan
aspal leleh tengah hari
silau aku oleh sinar matahari
gedung-gedung baru berdiri
arsitektur lama satu-satu hilang
dimakan pembangunan
jalan kiri kanan dilebarkan
becak-becak melompong di pinggiran
diliwati sarat penumpang
yang jalan kaki
yang digenjot
yang jalan bensin
semua ingin jalan
Solo, 22 November 1990
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Jalan" karya Wiji Thukul adalah karya yang mencerminkan perubahan pesat dan pertumbuhan perkotaan, yang mengorbankan lingkungan alami dan budaya tradisional.
Gambaran Kota Modern: Puisi ini membuka dengan deskripsi kota modern yang penuh dengan aspal dan gedung-gedung baru. Penyair menggambarkan panasnya sinar matahari dan efek panasnya pada aspal yang meleleh. Ini adalah gambaran yang kuat dari urbanisasi dan perubahan drastis dalam lingkungan perkotaan.
Perubahan Lanskap Kota: Penyair dengan gamblang menggambarkan hilangnya arsitektur lama yang ikonik sebagai akibat dari pembangunan gedung-gedung baru. Ini mencerminkan perubahan yang cepat dalam lanskap kota dan pergeseran dari nilai-nilai tradisional ke nilai-nilai modern.
Kemacetan Lalu Lintas: Penyair menggambarkan kemacetan lalu lintas di jalan-jalan kota dengan gambaran becak-becak yang dilewati dengan penumpang yang banyak. Ini adalah gambaran yang akrab bagi banyak orang yang tinggal di kota besar di mana kemacetan lalu lintas adalah masalah umum.
Keinginan untuk Bergerak: Puisi ini menggambarkan keinginan semua orang untuk bergerak, yang tercermin dalam berbagai cara: berjalan kaki, mengayuh becak, atau mengendarai kendaraan bermotor. Keinginan ini mencerminkan dorongan manusia untuk terus maju, meskipun dalam keadaan yang mungkin penuh dengan kesulitan.
Pesan Kritis: Meskipun puisi ini terlihat sederhana dalam deskripsinya, itu mengandung pesan kritis tentang perubahan lingkungan, urbanisasi yang tak terelakkan, dan keramaian kehidupan perkotaan. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan dampak perubahan ini pada lingkungan dan masyarakat.
Puisi "Jalan" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perubahan dramatis dalam lingkungan perkotaan dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan sehari-hari manusia. Ini juga mengingatkan kita untuk selalu merenungkan konsekuensi perubahan yang kita alami dalam kehidupan modern kita.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
