Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Di Sisi Jalan Sawojajar (Karya Shinta Miranda)

Puisi "Di Sisi Jalan Sawojajar" membawa pembaca pada perjalanan yang melibatkan perubahan fisik dan sentimental di sepanjang jalan yang penuh ...
Di Sisi Jalan Sawojajar
: Miriam

Berdiri di sisi jalan Sawojajar tanpa trotoar lagi
Pohon kenari telah tua dan tinggal sedikit lagi
Masih ada wangi jeruk limau dari dalam rumahmu
Seperti dulu ketika makan siang memanggil-manggil

Rumah sewaan jaman belanda yang cuma paviliun itu
Kini telah megah jadi penginapan tempat istirah
Bersatu dengan rumah besar tempat bekas panglima
Di masa penumpasan Kartosuwiryo jaman Soekarno

Berdiri di sisi jalan Sawojajar yang tidak sejuk lagi
Asap kendaraan berkumpul jadi polusi yang pekat
Dan curah hujan tak pernah mampu membuyar asap
Membuat matamu melihat diriku yang tak pernah lenyap

Kerikil-kerikil kecil di halaman rumah telah berganti aspal
Menjadi tempat parkir mobil pengunjung kota hujan
Disambut wangi roti yang baru saja keluar dari pembakaran
Di toko roti jaman dulu yang tetap masih berdiri hingga kini

Aroma jeruk limau lotek ibu, aroma roti tanpa pengawet
Aroma dirimu bapak guru kekasihku dulu tetap lekat
Ketika menggenggam jemariku di mesin tik buatan jepang
Aku tetap menyimpannya di dalam detak jantungku

8 Juli 2010

Sumber: Constance (2011)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Sisi Jalan Sawojajar" karya Shinta Miranda membawa pembaca melalui perjalanan nostalgia yang penuh dengan perubahan dan kenangan di sepanjang jalan Sawojajar.

Nostalgia dan Transformasi Tempat: Puisi ini membuka dengan gambaran nostalgia di sepanjang jalan Sawojajar, menghadirkan pohon kenari yang telah tua dan rumah sewaan zaman Belanda yang berubah menjadi penginapan megah. Puisi ini menciptakan suasana perubahan dan transformasi tempat dari masa ke masa, menggambarkan bagaimana waktu telah memberikan perubahan signifikan pada lingkungan sekitar.

Aroma dan Kenangan Makan Siang: Puisi menciptakan gambaran tentang aroma jeruk limau dari dalam rumah dan kenangan makan siang yang memanggil-manggil. Aroma ini menjadi simbol kehadiran dan kehangatan keluarga. Puisi mengekspresikan kekuatan aroma untuk membangkitkan kenangan, membawa pembaca kembali ke momen-momen yang penuh cinta dan kebersamaan.

Sebuah Perjalanan yang Panjang: Dengan menyebutkan masa penumpasan Kartosuwiryo pada zaman Soekarno, puisi merangkai sebuah narasi sejarah yang panjang. Di sini, penyair menyentuh latar belakang sejarah yang memberikan dimensi baru pada pengalaman di sepanjang jalan Sawojajar, mengaitkan tempat tersebut dengan peristiwa bersejarah dan perubahan zaman.

Realitas Kontemporer dan Polusi: Puisi melukiskan realitas kontemporer dengan gambaran asap kendaraan yang berkumpul menjadi polusi yang pekat. Ini menciptakan kontras dengan suasana masa lalu yang sejuk dan menghadirkan pemikiran tentang dampak perubahan zaman terhadap lingkungan dan kesehatan.

Transformasi Ruang Fisik dan Sentimental: Puisi merinci transformasi fisik dan sentimental di sepanjang jalan Sawojajar. Dari kerikil yang berganti aspal hingga aroma roti tanpa pengawet, setiap detail menciptakan nuansa perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan itu. Aroma dan kenangan terkait dengan bau roti dan jeruk limau tetap lekat di ingatan, menghubungkan masa lalu dengan kini.

Keabadian Kenangan dan Detak Jantung: Puisi ini diakhiri perjalanan dengan mengingatkan pembaca bahwa meskipun segalanya telah berubah, kenangan akan kekasih dan aroma jeruk limau tetap abadi. Detak jantung menjadi simbol keabadian kenangan, dan mesin tik buatan Jepang menjadi metafora untuk waktu yang terus berjalan namun meninggalkan jejak yang tak terhapuskan.

Puisi "Di Sisi Jalan Sawojajar" membawa pembaca pada perjalanan yang melibatkan perubahan fisik dan sentimental di sepanjang jalan yang penuh dengan kenangan. Shinta Miranda berhasil menciptakan citra yang mendalam dan memberikan dimensi sejarah pada suatu tempat. Puisi ini merayakan keabadian kenangan dan kekuatan detak jantung dalam menyimpan jejak-jejak masa lalu di dalam diri kita.

Puisi
Puisi: Di Sisi Jalan Sawojajar
Karya: Shinta Miranda

Biodata Shinta Miranda:
  • Shinta Miranda lahir pada tanggal 18 Mei 1955 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.