Puisi: Di Sisi Jalan Sawojajar (Karya Shinta Miranda) Di Sisi Jalan Sawojajar : Miriam Berdiri di sisi jalan Sawojajar tanpa trotoar lagi Pohon kenari telah tua dan tinggal sedikit lagi Masih ada wangi j…
Puisi: Jarak (Karya Shinta Miranda) Jarak bukan sebuah menara yang membuat aku mengangkat kepala tetapi bayangmu singgah sekejap, menatap dan membuatku terkesiap betapa jauh jarak yang …
Puisi: Setelah Kepergian (Karya Shinta Miranda) Setelah Kepergian : Willy Duka cita adalah kebun bungaku Rumput baru pagar ayu Tahun-tahun berlalu Pepohonan bisu Aku mengenalmu Waktu sekolah dulu A…
Puisi: Sempurna (Karya Shinta Miranda) Sempurna Malam menaiki subuh pada gema pencipta Adakah hari dan haru bakal singgah di sini Subuh mendaki petang pada gema pencipta Merakit raga di a…
Puisi: Bertemulah Engkau dengan Mempelaiku (Karya Shinta Miranda) Bertemulah Engkau dengan Mempelaiku Bulan nopember saat angin lebih rajin menari salsa Dan sulit buat diri ini mengikuti iramanya Maka kedua kakiku l…
Puisi: Ziarah Jiwa (Karya Shinta Miranda) Ziarah Jiwa untuk ketiga anak-anakku Lembar demi lembar kertas kusut masai Bertebaran di meja tulisku Berganti hari menjadi seperti itu Hasrat lekat …
Puisi: Ayahku Diambil Penguasa (Karya Shinta Miranda) Ayahku Diambil Penguasa Penguasa yang berkuasa Mengambil ayah dari bunda Mengambil ayah dari ketiga anak perempuannya Di malam buta Menutup kedua mat…
Puisi: Ketika Imlek (Karya Shinta Miranda) Ketika Imlek Tak pernah kita alami musim semi seperti di negeri leluhur Kita cuma tahu musim hujan yang pasti memberi air Dari hulu sampai ke hilir k…
Puisi: Mimpi Gadis tentang Ibunya (Karya Shinta Miranda) Mimpi Gadis tentang Ibunya Di muka cermin ada musim gugur Daun keemasan oleh cahaya matahari Rela jatuh pada waktunya Di atas tanah coklat yang basah…
Puisi: Di Utara Negeri Ini (Karya Shinta Miranda) Di Utara Negeri Ini : Den Helder Angin laut kencang hujan datang sebentaran Kugenggam payung dan ia terbang melayang Jatuh menyapa jalanan di sore ya…
Puisi: Bertemu Ibu (Karya Shinta Miranda) Bertemu Ibu (1) Ibu , Seperti padi yang baru tumbuh aku rapuh Bercermin di genang air diam aku bersimpuh Menguatkan serabut agar kaki tak lumpuh Men…
Puisi: Rona Perempuan (Karya Shinta Miranda) Rona Perempuan : Komako – Tetirahnya Seorang Geisha Menuruni bukit kecil berselimut salju Ketika temaram petang memudar putihnya Bagai kaki burung…
Puisi: Musim Panas di Amsterdam (Karya Shinta Miranda) Musim Panas di Amsterdam Musim panas di Amsterdam Bunyi lonceng gereja terdengar amat jelas Di antara rumah-rumah bordil Di antara rumah makan dan di…
Puisi: Ibu (Karya Shinta Miranda) Ibu Engkau tak pernah mengajarku Mengatupkan kedua tangan kecilku Meski langit gelap dan kesiap hati Membawaku ingin berlari padamu Wajahmu dingin ma…
Puisi: Cukuplah Ibu (Karya Shinta Miranda) Cukuplah Ibu Inspirasi dari Sons dan Lovers – DH Lawrence Aku melihat Tuhan di wajahmu, perempuan satu-satunya Bulan malam tak pernah tenggelam meski…