Puisi: Menjadi Genangan (Karya Susy Ayu)

Puisi "Menjadi Genangan" karya Susy Ayu mengeksplorasi tema-tema kehidupan dan hubungan dengan menggunakan metafora air dan alam.

Metafora Toba sebagai Genangan Air Mata: Puisi dibuka dengan pernyataan "kamulah Toba," menggambarkan dan menyandingkan objek geografis, Danau Toba, dengan air mata purba. Ini adalah metafora yang kuat, menghubungkan perasaan mendalam dan kesedihan dengan elemen alam.

Duka yang Membeku sebagai Dinding Kawah: Duka digambarkan sebagai sesuatu yang membeku, menciptakan citra dinding kawah. Ini mungkin merujuk pada kekuatan dan kedalaman dari perasaan kesedihan yang membentuk seolah-olah dinding alam.

Kutukan dengan Cintamu: Mengutuk dengan cinta menunjukkan adanya konflik atau perasaan bertentangan dalam hubungan. Cinta bisa menjadi beban atau kutukan, dan penggunaan kata ini menambah dimensi kompleksitas emosional.

Menhir di Gerbang Hutan: Menhir, batu tegak purba, menjadi simbol kehadiran dan kesetiaan yang tetap. Gerbang hutan mungkin mencerminkan batas atau tantangan dalam hubungan.

Tujuh Puluh Tujuh Ribu Kangen: Angka ini menciptakan kesan tak terhingga, menyoroti rasa rindu yang mendalam dan waktu yang panjang. Pemilihan angka ini memperkuat intensitas perasaan.

Kartu Pos yang Tak Sampai Ke Manapun: Metafora ini mungkin menunjukkan bahwa upaya untuk mengungkapkan perasaan atau mencari pemahaman terhenti atau tidak mencapai tujuannya.

Puisi "Menjadi Genangan" menggambarkan kekuatan perasaan dan hubungan yang kompleks. Metafora yang digunakan, seperti Danau Toba dan menhir, memberikan dimensi simbolis pada ekspresi perasaan. Kutukan dan konflik dalam cinta diresapi oleh alam dan sejarah, menciptakan nuansa mendalam yang meresap melalui puisi ini. Dengan menggunakan elemen alam dan citra yang kuat, Susy Ayu berhasil menyampaikan kedalaman perasaan dan kompleksitas hubungan.