Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Perempuan Berkerudung (Karya Weni Suryandari)

Puisi "Perempuan Berkerudung" karya Weni Suryandari memperlihatkan keindahan alam dan perpaduannya dengan perasaan seseorang yang dalam doa dan rindu.
Perempuan Berkerudung

Di wajah laut kulihat bulan sedang manis
Terbitkan jejak pantai menantang gerimis

Pasir-pasirnya adalah seluruh getar
Menelusuri tubuh senja di selasar

Lalu meninggalkan bayang-bayang
Ketika rindu mengamuk begitu berang

Pada sunyi yang kian menipis
Do'aku adalah bibir gemetar menerima ciumMu
Lalu kusembunyikan rindu di balik kerudungku

Yang terbuat dari bungkus bulan yang sedang matang

1 Juli 2009

Sumber: Kompas (16 Desember 2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Perempuan Berkerudung" karya Weni Suryandari memperlihatkan keindahan alam dan perpaduannya dengan perasaan seseorang yang dalam doa dan rindu.

Metafora Alam dan Perasaan: Puisi membawa pembaca ke alam laut yang indah dengan gambaran bulan yang manis, jejak pantai, dan pasir-pasir yang menggetarkan. Metafora alam ini dihubungkan dengan perasaan seseorang, menciptakan ikatan antara keindahan luar dan keadaan batin.

Jejak Pantai sebagai Metafora Kehidupan: Jejak pantai digambarkan sebagai "seluruh getar," memberikan pemahaman mendalam tentang jejak yang ditinggalkan dalam hidup. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup yang penuh dengan jejak, pengalaman, dan getaran emosional.

Rindu dan Sunyi: Keberadaan rindu diceritakan sebagai suatu yang "mengamuk begitu berang" pada sunyi yang kian menipis. Ini menunjukkan betapa kuatnya rindu dan kesepian, menciptakan kontras yang intens antara kerinduan dan sunyi yang berkurang.

Doa sebagai Ungkapan Batin: Bibir yang gemetar menerima cium Tuhan adalah ungkapan doa yang mendalam. Puisi ini menunjukkan hubungan spiritual dan keintiman antara individu dengan keberadaan yang lebih tinggi. Kerudung sebagai simbol kerahasiaan dan kepatuhan pada keberadaan Tuhan.

Kerudung dari Bungkus Bulan: Kerudung yang terbuat dari "bungkus bulan yang sedang matang" memberikan makna simbolis yang dalam. Bulan yang matang dapat diartikan sebagai pencerminan kebijaksanaan dan kedewasaan. Kerudung di sini melambangkan kehormatan dan kesucian perempuan.

Keindahan dan Keagungan Alam: Penyair memilih menggunakan gambaran alam untuk memperlihatkan keindahan dan keagungan alam. Pilihan ini menambah dimensi keabadian pada perasaan dan pengalaman manusia.

Puisi "Perempuan Berkerudung" tidak hanya memperlihatkan keindahan alam dan kekayaan bahasa, tetapi juga menyampaikan pesan tentang keindahan spiritual dan hubungan antara individu dengan Tuhan. Simbolisme yang digunakan menciptakan kedalaman makna dan memungkinkan pembaca merasakan kehalusan dan keindahan puisi ini.

Weni Suryandari
Puisi: Perempuan Berkerudung
Karya: Weni Suryandari

Biodata Weni Suryandari:
  • Weni Suryandari lahir pada tanggal 4 Februari 1966 di Surabaya, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.