Perempuan-Perempuan
di mana kau sembunyikan tulang rusuk Adam
ia terkapar di Canaan dengan tubuh yang kemarau
sebab ingatan tentang sebuah perpisahan dengan Hawa
lebih menyakitkan dari pada perpisahan itu sendiri
perempuan-perempuan
kau bisa saja menjadi Sayuri
es krim yang melumer melekat di permukaan bibirnya
mengulur jilatan membangkitkan minat untuk menjadi geisha
lima belas ribu yen terasa lengket di antara dua kakinya
pada sebuah lelang Mizuage yang boleh saja mengantarkan rasa bangga
atau kau memilih menjadi Maria dari Betania
dengan tulus merunduk di hadapan seorang tukang kayu yang cuma punya jubah
mencuci kaki di ujung jubah itu dengan minyak yang harumnya menggetarkan
serta membasuh dengan rambut yang kemilaunya mengetuk hati
meski laki-laki itu adalah Isa, dan bisa saja ada perempuan lain yang membasuh kaki Isa namun orang telah menulis nama Maria dari Betania adalah pelacur
jika bukan Maria, pilih saja Theodora
pelacur paling piawai yang tak terpuaskan oleh Adam manapun
ia tidak hanya menderikkan ranjang
tetapi panggung politik Romawi berada di lekuk dada dan selangkangan
jika terlalu sulit, bagaimna dengan Yasmin?
perempuan bersuami yang terkekang oleh norma
namun ia mengimaninya
ia hanya pelacur untuk suaminya yang humanis; seorang yang mirip seniman
mungkin penyair atau pelukis
yang menempatkan manusia di atas segala-segalanya
dalam banyak kesempatan mengabaikan kekangan-kekangan
termasuk juga aturan Tuhan yang diimaninya
di dalam dunia masing-masing mereka saling kesepian
saat mereka mencari obat untuk menyembuhkan sepi
mereka saling menyakiti
masih ada Elsya jika kau mau
perempuan sintal yang dadanya tegak menuding langit
dan menawan seorang yang mirip seniman
mungkin penyair atau pelukis
didekati, diakarabi lalu dimesrainya
pada lingkar normatif ia adalah perempuan simpanan
tapi baginya ia adalah perempuan paling beruntung
sebab ia dan seniman adalah sepasang kekasih yang bahagia
meskipun tidak saling menguasai tubuh mereka satu sama lain
perempuan-perempuan
mereka berkerumun seperti serangga
teratur, massif, tak tercegah, tak berperasaan
tapi di sebalik itu adalah wajah dengan air muka yang sama denganmu
wajah yang menyimpan angan-angan juga kecemasan
sama dengan harapan dan ketakutanmu
perempuan-perempuan
tidak ada cara lain menghadapi itu semua
kecuali dengan menjadi diri sendiri
Desember, 2009
Sumber: Perempuan dalam Sajak (2010)
Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan-Perempuan" karya Susy Ayu membawa pembaca melalui perjalanan yang kompleks dan penuh makna tentang perempuan, kehidupan, serta stereotip yang melekat pada mereka.
Tantangan Peran Perempuan: Puisi ini menggambarkan berbagai peran yang dapat diambil oleh perempuan, dari Sayuri, Maria dari Betania, Theodora, Yasmin, hingga Elsya. Setiap karakter mencerminkan tantangan peran dan ekspektasi yang ditemui perempuan dalam masyarakat.
Menyentuh Stereotip dan Norma Masyarakat: Puisi ini menyoroti stereotip dan norma masyarakat terhadap perempuan, terutama yang berkaitan dengan peran seksual dan normatif. Beberapa karakter digambarkan sebagai pelacur, tetapi di balik stereotip itu, mereka memiliki kompleksitas emosional dan spiritual.
Penggambaran Kebebasan dan Penindasan: Perempuan-perempuan dalam puisi ini melibatkan diri dalam berbagai bentuk hubungan, dari kebebasan Sayuri hingga penindasan Yasmin. Ini mencerminkan beragam pengalaman perempuan dalam mencari identitas dan kebahagiaan mereka.
Kontras Antara Publik dan Pribadi: Puisi ini menyoroti kontras antara citra publik dan kehidupan pribadi perempuan. Mereka mungkin tampak terhormat di mata masyarakat, namun kehidupan mereka penuh dengan kekosongan dan ketidakbahagiaan.
Keluasan Ruang untuk Menjadi Diri Sendiri: Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat perempuan sebagai individu yang memiliki kebebasan untuk menjadi diri mereka sendiri, tanpa terkekang oleh norma dan ekspektasi sosial. Pemilihan untuk menjadi diri sendiri menjadi tema yang kental dalam puisi ini.
Telaah terhadap Beberapa Tokoh: Beberapa tokoh seperti Sayuri, Maria, Theodora, Yasmin, dan Elsya memberikan gambaran beragam karakter perempuan. Masing-masing memiliki keunikan dan kompleksitas dalam menjalani hidup mereka.
Keberanian Menghadapi Tantangan: Puisi ini mendorong pembaca untuk melihat keberanian perempuan dalam menghadapi tantangan dan menentang norma sosial yang mungkin membatasi mereka.
Kesejajaran dengan Pembaca: Susy Ayu menyertakan pembaca dalam puisi ini dengan menggunakan kata "mu" dan "diri sendiri," sehingga menciptakan rasa kesejajaran antara perempuan dalam puisi dan pembaca.
Puisi "Perempuan-Perempuan" adalah karya yang menggambarkan kehidupan perempuan dengan segala kompleksitas dan tantangannya. Dengan memperkenalkan karakter-karakter yang berbeda, Susy Ayu memberikan pandangan yang mendalam dan mengajak pembaca untuk merenung tentang keberagaman dan kebebasan perempuan dalam menentukan jalan hidup mereka.
Karya: Susy Ayu
Biodata Susy Ayu:
- Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.
