Sedih Tak Bernama
kau bisa saja datang terlambat atau begitu tergesa-gesa
seperti gaduhnya kereta melintasi kursi fber di peron
namun kau sisakan lekat di gaunku
membuatku selalu menoleh mengenali tawa
hingga air mata memantul pada tiap gelak
bagimu aku serupa bayangan
hitam saja dan begitu mengganggu
sebab jika kulitku menyimpan hati yang berharga
takkan ada lambaian tangan pada gemeretak gerbong tua
dengan ciprat lumpur di ujung gaunku
sebuah kisah sedih tanpa nama
ditulis perempuanmu tepat di dadaku
tak ada yang bisa kuelak
pun hanya sebuah kata jangan
sebab matahari terlalu pongah
hingga malampun mampu mencipta aku
serupa bayangan untukmu
23 Februari 2010
Analisis Puisi:
Puisi "Sedih Tak Bernama" karya Susy Ayu merangkai kata-kata dengan indah untuk menyampaikan perasaan sedih yang tak dapat diberi nama dengan jelas.
Keterlambatan dan Kesigapan Emosional: Puisi dibuka dengan gambaran tentang datangnya seseorang, dan ada nuansa keterlambatan atau tergesa-gesa. Ini dapat diartikan sebagai gambaran perasaan yang tidak selalu timbul pada waktu yang tepat, terkadang terlambat atau tergesa-gesa.
Nuansa Melankolis dan Perasaan Tidak Dikenal: Penggunaan kata-kata seperti "sedih tak bernama" menciptakan nuansa melankolis. Ada kesan bahwa perasaan sedih tersebut tidak dapat dijelaskan atau diberi label dengan kata-kata yang konkret.
Kedalaman Rasa dan Kenangan: Puisi menggambarkan kehadiran seseorang yang meninggalkan kesan yang mendalam, dicerminkan dalam lekatannya pada "gaun" dan pengenalan "tawa." Ini menyoroti pentingnya kenangan dan rasa yang tetap, bahkan jika orang yang bersangkutan telah pergi.
Makna Metafora: Metafora "serupa bayangan" dan "serupa bayangan untukmu" menyiratkan bahwa pelaku puisi merasa seperti bayangan, mungkin tidak sepenuhnya dikenali atau dihargai oleh orang yang bersangkutan.
Kesepian dan Rasa Terabaikan: Puisi ini merangkum kesepian dan perasaan terabaikan, yang tercermin dalam bayangan hitam dan merasa mengganggu. Penggunaan warna hitam dan gambaran yang kurang menyenangkan menciptakan atmosfer kesedihan dan perasaan terpinggirkan.
Permainan Kata dan Ritme: Puisi ini mengandung permainan kata dan ritme yang mengalir, menciptakan nada yang mendalam dan memikat. Kata-kata yang dipilih dengan hati-hati dan struktur puisi memberikan kekuatan ekstra pada pesan emosionalnya.
Tidak Ada Penyelesaian yang Jelas: Puisi berakhir dengan kata-kata "hingga malampun mampu mencipta aku," memberikan nuansa ketidakpastian dan ketidakjelasan. Ini bisa diartikan sebagai pengakuan bahwa keadaan atau perasaan sedih ini terus berlanjut tanpa penyelesaian yang jelas.
Puisi "Sedih Tak Bernama" berhasil menangkap kerumitan emosi dan pengalaman sedih yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata tepat. Penulis mengundang pembaca untuk merenungkan perasaan yang mungkin sulit dinyatakan secara verbal, menciptakan karya yang kuat dan menggugah perasaan.
Karya: Susy Ayu
Biodata Susy Ayu:
- Susy Ayu lahir pada tanggal 14 Juni 1972 di Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia.
