Dunia Kita,
Dunia yang Terbakar Matahari
jadilah pantai yang teduh
menunggu nasib berlabuh
tabah menjelma dari angin pasrah
sabar mengukir di awan nrimo
seruling meniupkan lagu ini
ketika kita berjalan subuh hari
tapi kita sudah lama bertolak dari dunia kecil
semasa bermain gundukan pasir putih
tertawa riang menyaksikan pasir luluh di kaki ombak
kita bentuk dengan cermat lagi
lalu membiarkannya pecah-pecah
bocah-bocah jenaka
impian-impian bersahaja
kini kita melangkah lewat tebing-tebing
dengan deru ombak yang tak lembut lagi
akankah kita bersenandung lagu lama
atau serentak menanggalkan mimpi
lebih pasti menyalakan mata dan hati:
dunia kita, dunia yang terbakar matahari
Analisis Puisi:
Puisi "Dunia Kita, Dunia yang Terbakar Matahari" karya Aspar Paturusi menggambarkan perjalanan emosional dan filosofis tentang kehidupan, perubahan, dan ketidakpastian.
Metafora Pantai dan Alam: Pantai yang teduh, angin pasrah, dan sabar yang mengukir di awan merupakan metafora bagi kehidupan yang penuh tantangan dan ketidakpastian. Alam menjadi cermin dari perjalanan manusia yang harus tabah dan sabar menghadapi perubahan.
Perjalanan Emosional: Puisi ini menggambarkan perjalanan emosional manusia dari masa kecil yang penuh keceriaan dan kepolosan menuju kedewasaan yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas. Masa kecil yang riang dan penuh dengan impian diwakili oleh bermain di pantai, sementara perjalanan dewasa ditandai oleh melangkah melintasi tebing-tebing yang keras dan penuh tantangan.
Pecahan dan Kebangkitan: Pecahan-pecahan yang terjadi dalam perjalanan hidup manusia, seperti pecahan pasir di pantai, melambangkan kerapuhan dan ketidakpastian. Namun, pada saat yang sama, pecahan-pecahan ini juga melambangkan kebangkitan dan potensi baru yang muncul dari kehancuran.
Pertanyaan Filosofis: Puisi ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang kehidupan, seperti apakah manusia akan tetap setia pada impian lama atau memilih untuk membangun masa depan yang lebih pasti. Pilihan antara bersenandung lagu lama atau menanggalkan mimpi mencerminkan ketidakpastian dan dilema yang dihadapi oleh manusia.
Dunia yang Terbakar Matahari: Judul puisi, "Dunia Kita, Dunia yang Terbakar Matahari," menggambarkan dunia yang penuh dengan tantangan, kekerasan, dan ketidakpastian. Matahari yang terbakar menjadi metafora bagi kesulitan dan penderitaan yang ada dalam kehidupan manusia.
Puisi "Dunia Kita, Dunia yang Terbakar Matahari" merupakan refleksi mendalam tentang perjalanan hidup manusia, perubahan, dan ketidakpastian. Dengan menggunakan metafora alam dan perjalanan emosional, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan tantangannya yang tak terhindarkan.
