Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Nyanyian Gerimis (Karya Soni Farida Maulana)

Puisi "Nyanyian Gerimis" karya Soni Farida Maulana tidak hanya menggambarkan keindahan hujan dan alam, tetapi juga menyampaikan pesan tentang ....
Nyanyian Gerimis

Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Yang saling memahami gairah terpendam
Dialirkan sungai ke muara

Sesaat kita larut dalam keheningan
Cinta membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu
Seperti lengkung pelangi
Sehabis hujan menyentuh telaga

Inikah musim semi yang sarat nyanyian
Juga tarian burung-burung itu?
Kerinduan bagai kawah gunung berapi
Sarat letupan. Lalu desah nafasmu
Adalah puisi adalah gelombang lautan
Yang menghapus jejak hujan
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan
Pada kulit dan rambutmu
Menghapus jarak dan bahasa
Antara kita berdua

1980

Sumber: Selepas Kata (2004)

Analisis Puisi:
Puisi "Nyanyian Gerimis" karya Soni Farida Maulana merupakan karya yang memadukan elemen alam dengan perasaan manusia, khususnya dalam konteks hubungan antarindividu.

Keindahan Alam: Puisi ini mempersembahkan keindahan alam, khususnya dalam konteks hujan dan musim semi. Hujan digambarkan sebagai elemen alam yang merayakan keindahan dan kehidupan dengan jejaknya yang basah pada rambut dan kulit, menghadirkan gambaran kelembutan dan keasrian.

Simbolisme Kebahagiaan: Hujan dan keindahan alam yang tergambar menciptakan suasana kebahagiaan dan kedamaian. Puisi ini menyiratkan bahwa cinta dan hubungan antarindividu, seperti kuntum yang mekar dan percakapan hangat, membuat hidup lebih berarti dan memuaskan.

Kekuatan Cinta: Puisi ini mengekspresikan kekuatan cinta yang mampu mengatasi kesepian dan keheningan. Cinta menghadirkan keindahan dan keceriaan, melukis pelangi di mata yang bersinar cerah setelah hujan, menggambarkan musim semi dalam kehidupan.

Kerinduan dan Keterhubungan: Melalui metafora gunung berapi dan lautan yang menghapus jejak hujan, puisi ini menggambarkan kerinduan yang dalam dan keterhubungan yang mendalam antara dua individu. Meskipun jarak dan bahasa memisahkan, cinta menjadi jembatan yang menghapus segala perbedaan.

Keindahan Bahasa: Penyair menggunakan bahasa yang indah dan menggugah dalam puisi ini. Penggunaan imaji alam dan metafora membuat puisi ini menjadi sarana yang kuat untuk menggambarkan perasaan dan hubungan antarindividu.

Puisi "Nyanyian Gerimis" karya Soni Farida Maulana adalah sebuah karya yang memukau yang menggabungkan keindahan alam dengan kedalaman perasaan manusia. Puisi ini tidak hanya menggambarkan keindahan hujan dan alam, tetapi juga menyampaikan pesan tentang kekuatan cinta dalam mengatasi kesepian dan menghapus segala perbedaan. Dengan bahasa yang indah dan menggugah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan dan makna cinta dalam kehidupan.

Soni Farid Maulana
Puisi: Nyanyian Gerimis
Karya: Soni Farid Maulana

Biodata Soni Farid Maulana:
  • Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
  • Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.