Selimut
Di malam yang sunyi, ketika bintang-bintang berdansa,
Selimut lembut menyelimuti bumi yang dingin.
Dengan belaiannya yang hangat, ia merangkul,
Menyembunyikan rasa sepi di bawah lapisan sutra.
Dalam pelukannya yang penuh kasih,
Kita temukan kedamaian dalam gelapnya malam.
Tiupan angin pun berbisik lirih,
Mengusap hati yang rapuh dengan lembut.
Oh, selimut, pembawa mimpi-mimpi indah,
Dalam pelukmu, kita merasakan ketenangan.
Kau pelukan yang setia di tengah badai,
Menyirami jiwa yang haus akan kedamaian.
Meskipun dunia terasa berat dan dingin,
Kita tahu selimut akan selalu ada,
Menyelimuti kita dengan cinta dan kehangatan,
Hingga fajar menyingsing, membawa harapan yang baru.
Bondowoso, 2024
Analisis Puisi:
Puisi "Selimut" karya Sarifah Aini menggambarkan kehangatan, perlindungan, dan ketenangan yang diberikan oleh selimut dalam suasana malam yang sunyi.
Simbolisme Selimut: Selimut dalam puisi ini menjadi simbol perlindungan dan kenyamanan di tengah malam yang sunyi dan dingin. Ia melambangkan dukungan emosional dan fisik yang kita perlukan dalam menghadapi kesendirian dan kegelapan.
Imaji Malam dan Bintang-Bintang: Malam yang sunyi dan penuh dengan bintang-bintang berdansa membawa pembaca ke dalam suasana yang tenang namun penuh dengan keajaiban alam. Ini menciptakan kontras antara kegelapan malam dan cahaya bintang-bintang yang berkilauan.
Ketentraman dan Ketenangan: Selimut digambarkan sebagai pembawa kedamaian dan ketenangan di tengah gelapnya malam. Belaian hangatnya dan pelukannya yang penuh kasih menenangkan hati yang gelisah dan rapuh.
Perlambang Harapan: Meskipun suasana malam terasa berat, selimut memberikan harapan baru ketika fajar menyingsing. Ini mencerminkan keyakinan akan cahaya yang akan datang setelah masa-masa sulit.
Bahasa dan Gaya Penulisan: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan imaji yang kuat. Penggunaan metafora dan personifikasi pada selimut memberikan dimensi emosional yang mendalam pada puisi ini.
Puisi "Selimut" mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya kehangatan, perlindungan, dan ketenangan yang dapat kita temukan dalam hubungan manusiawi serta dalam perlindungan fisik seperti selimut. Selain itu, puisi ini menyoroti harapan akan cahaya dan kesempatan baru setelah melalui masa-masa kesulitan dan kegelapan.
Karya: Sarifah Aini
