Puisi: Kepada Kartini (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Kepada Kartini" karya Gunoto Saparie adalah sebuah penghormatan terhadap Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan wanita Indonesia yang dikenal ..
Kepada Kartini

adalah karena kau, pahlawan
wanita pun sadar akan haknya
menembus batas pemisah purba
antara pria dan perempuan

kau adalah inspirasi tiap perempuan
kau adalah ibu bangsa Indonesia
berjuang dengan tajamnya pena
dengan kalam indah berpendaran

ketika perempuan dikekang kau tak suka
ketika perempuan dilarang kau tak rela
ketika perempuan terbelakang kau berduka
namun kau tak kuasa, tak berdaya

hanya kata, kata, dan kata
meluncur dalam surat-surat fana
ide dan gagasan cemerlang tiada tara
bahwa perempuan harus merdeka 

jangan lagi ada luka bagi perempuan
jangan lagi ada duka bagi perempuan
ketika impian dan harapan
belumlah sudah, belumlah tergenggam

habis gelap terbitlah terang
ya, habis gelap terbitlah terang
kita terjang badai dan topan
melawan segala aral dan penindasan

Semarang, 2022

Analisis Puisi:

Puisi "Kepada Kartini" karya Gunoto Saparie adalah sebuah penghormatan terhadap Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan wanita Indonesia yang dikenal karena perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan bagi mereka.

Penghormatan terhadap Kartini: Puisi ini menggambarkan Kartini sebagai seorang pahlawan yang memimpin perjuangan bagi hak-hak perempuan. Dia dianggap sebagai inspirasi bagi setiap wanita dan dihormati sebagai ibu bangsa Indonesia.

Perjuangan Melalui Pena: Penyair menyoroti perjuangan Kartini melalui pena, menggunakan kecerdasan dan kalam indahnya untuk menularkan ide dan gagasan tentang kebebasan dan kesetaraan bagi perempuan. Surat-surat Kartini dianggap sebagai bukti dari pemikiran cemerlangnya.

Penolakan terhadap Penindasan: Puisi ini mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap penindasan terhadap perempuan. Kartini tidak rela melihat perempuan dikekang, dilarang, atau terbelakang. Dia memperjuangkan hak perempuan untuk merdeka dan mengejar impian serta harapan mereka.

Harapan akan Kemerdekaan Perempuan: Melalui kata-kata yang kuat, puisi ini menyuarakan harapan agar tidak ada lagi luka dan duka bagi perempuan. Kartini dianggap sebagai sosok yang membawa cahaya (terang) setelah gelapnya penindasan, dan puisi ini mengajak untuk bersama-sama melawan segala rintangan dan penindasan.

Optimisme dan Perjuangan: Meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan, puisi ini menegaskan optimisme bahwa setelah gelap pasti akan muncul terang. Hal ini mencerminkan semangat perjuangan yang teguh dan keyakinan akan tercapainya kemerdekaan dan kesetaraan bagi perempuan.

Puisi "Kepada Kartini" adalah sebuah penghormatan yang penuh kekaguman terhadap sosok Kartini dan perjuangannya untuk hak-hak perempuan. Melalui kata-kata yang kuat, puisi ini menginspirasi untuk terus melanjutkan perjuangan dalam mewujudkan kesetaraan dan kebebasan bagi semua perempuan.

Gunoto Saparie
Puisi: Kepada Kartini
Karya: Gunoto Saparie

Biodata Gunoto Saparie:
Gunoto Saparie lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Negeri Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, kolom, dan artikel tentang kesenian, ekonomi, politik, dan agama, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981), Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996), Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), Mendung, Kabut, dan Lain-Lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019), dan Lirik (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2020).

Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).

Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019) yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama 2020 dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi, cerita pendek, dan esainya termuat dalam antologi bersama para penulis lain.

Puisinya juga masuk dalam buku Manuel D'Indonesien Volume I terbitan L'asiatheque, Paris, Prancis, Januari 2012. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya. Ia pernah menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif (Jakarta). Kini ia masih aktif menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Info Koperasi (Kendal), Majalah Justice News (Semarang), dan Majalah Opini Publik (Blora).

Saat ini Gunoto Saparie menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia ‘Satupena’ Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah.

Sejumlah penghargaan di bidang sastra, kebudayaan, dan jurnalistik telah diterimanya, antara lain dari Kepala Perwakilan PBB di Jakarta dan Nairobi, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Pusat, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Luar Negeri, Menteri Lingkungan Hidup, Pangdam IV/ Diponegoro, dan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.