Puisi: Perihal Hujan (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Perihal Hujan" karya Ehfrem Vyzty mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan kompleks antara alam, emosi, dan pengalaman manusia.
Perihal Hujan

"Sayang kenapa takut hujan?"
Tanyamu saat langit sedang berkabung
"Aku benci kehilangan" jawabku
"Apa korelasinya, antara hujan dan kehilangan?"
Tanyamu lebih jauh
"Hujan terlalu arogan untukku, awan mati dibuatnya"
Setelah mendengar itu kau tak pernah tanya
Perihal hujan lagi,
Kau mengerti ketika di akhir kalimat itu
Aku tak menaruh sedikitpun tanda baca
Tak sedikit pun menaruh tanda yang mampu
Membuatmu bertanya kembali 
Tak sedikitpun!

2024

Analisis Puisi:
Puisi "Perihal Hujan" karya Ehfrem Vyzty adalah refleksi mendalam tentang persepsi terhadap hujan dan makna simbolisnya dalam konteks kehidupan dan emosi manusia.

Dialog Antara Dua Karakter: Puisi ini dimulai dengan dialog antara dua karakter yang tidak disebutkan namanya. Pertanyaan "Sayang kenapa takut hujan?" menunjukkan bahwa salah satu karakter merasa ingin memahami perasaan yang mendasari ketakutan akan hujan yang dialami oleh karakter lainnya.

Konotasi Emosional terhadap Hujan: Karakter yang lain menjawab dengan ungkapan emosional, menyatakan bahwa ia "benci kehilangan". Ini menggambarkan bahwa hujan, dalam konteks puisi ini, mewakili sesuatu yang menyakitkan dan membawa konotasi kehilangan atau perpisahan.

Arogansi Hujan: Pada bagian selanjutnya, karakter yang lain menjelaskan bahwa hujan terlalu "arogan" baginya, mengaitkan hujan dengan kematian awan. Hal ini menyoroti bagaimana hujan dapat dipandang sebagai kekuatan alam yang kuat dan tak terkalahkan, serta dapat menyebabkan perasaan kehilangan dan ketidakpastian.

Penggunaan Tanda Baca sebagai Simbol: Penggunaan tanda baca, atau lebih tepatnya ketiadaannya, di akhir puisi menjadi simbol penting. Ketika karakter menyatakan bahwa ia tidak menaruh "sedikit pun tanda baca", hal itu mungkin menandakan bahwa perasaannya begitu kuat dan rumit sehingga sulit diungkapkan dengan kata-kata atau tanda-tanda yang biasa.

Kesimpulan yang Menyisakan Pertanyaan: Puisi ini menyimpulkan dengan menegaskan bahwa tidak ada tanda baca yang dapat membuat karakter lain bertanya lagi tentang perihal hujan. Ini mungkin menggambarkan bahwa perasaan dan pengalaman pribadi seseorang terhadap hujan sangatlah pribadi dan sulit dipahami oleh orang lain.

Dengan dialog yang sederhana namun bermakna, serta penggunaan simbolisme yang kuat, puisi "Perihal Hujan" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan kompleks antara alam, emosi, dan pengalaman manusia.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Perihal Hujan
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty sudah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
© Sepenuhnya. All rights reserved.