Puisi: Sesobek Buku Harian Indonesia (Karya Emha Ainun Nadjib)

Puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia" karya Emha Ainun Nadjib merupakan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap berbagai peristiwa kekerasan, ...
Sesobek Buku Harian Indonesia

Melihat pentas-pentas drama di negeriku
berjudul Pesta Darah di Jember
Menyerbu Negeri Hantu Putih di Solo,
Klaten, Semarang, Surabaya, dan Medan
Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung
Woyla.
Ah, ingat ke hari kemarin
pentas sandiwara rakyat
yang berjudul Komandan Jihad.
Ingat Malari.
Ingat beratus pentas drama
yang naskahnya tak ketahuan
dan mata kita yang telanjang
dengan gampang dikelabui dan dijerumuskan.
Ah, drama-drama total
yang tanpa panggung
melainkan berlangsung di atas hamparan
kepala-kepala penonton.
Darah mengucur, kembang kematian.
Bau busuk air liur para sutradara licik
yang bersembunyi di hati mulia para rakyat.
Drama peradaban yang bermain nyawa
mencumbu kemanusiaan
berkelakar secara rendahan kepada Tuhan.
Kita orang-orang yang amat lugu dan tak tahu
Pikiran disetir
Hidung dicocok dan disemprot parfum
Pantat disodok dan kita meringkik-ringkik
tanpa ada maknanya
Kita yang terlalu polos dan pemaaf
beriuh rendah di antara kita sendiri
bagai anak-anak kecil yang sibuk dikasih petasan
kemudian tertidur lelap
sesudah disuapi sepotong kue bolu dan permen karet.
Ah, milik siapa tanah ini.
Milik siapa hutan-hutan yang ditebang.
Pasir timah dan kayu yang secara resmi diselundupkan
Milik siapa tambang-tambang
keputusan buat masa depan
Milik siapa tabungan alam
yang kini diboroskan habis-habisan
Milik siapa perubahan-perubahan
kepentingan dari surat-surat keputusan
Kita ini sendiri
milik siapakah gerangan.
Pernahkah kita sedikit saja memiliki
lebih dari sekadar dimiliki, dan dimiliki.
Pernahkah kita sedikit saja menentukan
lebih dari sekadar ditentukan, dan ditentukan

Yogya, 13 Maret 1982

Sumber: Sesobek Buku Harian Indonesia (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia" karya Emha Ainun Nadjib merupakan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap berbagai peristiwa kekerasan, kecurangan, dan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Melalui metafora drama dan sandiwara, penyair menggambarkan keadaan politik dan sosial yang menyedihkan dan tragis di dalam negeri.

Metafora Drama dan Sandiwara: Penyair menggunakan metafora drama dan sandiwara untuk menggambarkan situasi politik dan sosial di Indonesia. Berbagai peristiwa kekerasan dan kecurangan disamakan dengan sebuah drama yang mengerikan dan tragis. Drama-drama ini tidak memiliki panggung fisik, tetapi berlangsung di atas "hamparan kepala-kepala penonton", menggambarkan pengaruh langsungnya terhadap kehidupan rakyat.

Kritik terhadap Kekerasan dan Kekacauan: Puisi ini secara tegas mengkritik kekerasan, kecurangan, dan ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Berbagai peristiwa dramatis seperti "Pesta Darah di Jember" dan "Teror atas Gardu Pengaman Rakyat di Bandung" digambarkan sebagai cerminan dari kondisi sosial dan politik yang kacau dan penuh kekerasan.

Kritik terhadap Ketidakpedulian dan Ketidaktahuan: Penyair menyindir ketidakpedulian dan ketidaktahuan masyarakat terhadap keadaan politik dan sosial yang buruk. Masyarakat diibaratkan sebagai "orang-orang yang amat lugu dan tak tahu", yang mudah dikelabui dan dijerumuskan oleh kepentingan politik yang licik dan tidak jujur.

Pertanyaan Identitas dan Kepemilikan: Puisi ini juga mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dalam tentang identitas dan kepemilikan. Siapa yang sebenarnya memiliki tanah, hutan, dan sumber daya alam di Indonesia? Pertanyaan ini menggambarkan ketidakjelasan dan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan dan sumber daya alam di negara tersebut.

Puisi "Sesobek Buku Harian Indonesia" adalah sebuah puisi yang menyentuh dan memberikan gambaran yang kuat tentang kondisi politik dan sosial di Indonesia. Dengan menggunakan metafora dramatis, Emha Ainun Nadjib mengkritik keras kekerasan, kecurangan, dan ketidakadilan yang melanda negara tersebut, serta menantang masyarakat untuk lebih kritis dan peduli terhadap situasi yang ada.

Emha Ainun Nadjib
Puisi: Sesobek Buku Harian Indonesia
Karya: Emha Ainun Nadjib (Cak Nun)
© Sepenuhnya. All rights reserved.