2024
Analisis Puisi:
Puisi "Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir" karya Ehfrem Vyzty mengeksplorasi tema perjalanan hidup menuju kematian, dan bagaimana setiap individu pada akhirnya harus menghadapi peristirahatan terakhir. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang kaya, puisi ini menggambarkan perjalanan terakhir seorang individu dengan segala rasa dan refleksi mendalam tentang hidup dan mati.
Penggambaran Perjalanan dan Rintangan
Puisi ini dimulai dengan menggambarkan perjalanan yang penuh dengan rintangan dan kesakitan, diibaratkan dengan "duri-duri meranggas sadis". Frasa ini mencerminkan betapa sulit dan penuh tantangan perjalanan hidup seseorang. "Percikan api mencungkil nurani" mengisyaratkan bagaimana setiap kesulitan yang dihadapi dalam hidup dapat menguji hati nurani dan emosi seseorang.
Transisi dari Hidup ke Kematian
Bagian berikutnya dari puisi menggambarkan transisi dari kehidupan menuju kematian. Kalimat "Perjalanan telah berakhir hingga tiba di dekat peristirahatan terakhir" menunjukkan bahwa perjalanan hidup telah mencapai akhirnya. "Mayat-mayat mulai meninggalkan riuh, sepi berkepanjangan mukim di nadi" memberikan gambaran yang jelas tentang kedatangan kematian dan ketenangan yang menyertainya. Kematian digambarkan sebagai momen di mana segala kesibukan dan kegelisahan hidup berakhir, digantikan oleh kedamaian abadi.
Pelepasan dan Kesedihan
Dalam baris "Jiwa-jiwa berpulang dengan damai, meninggalkan sopi, meninggalkan rokok meninggalkan segala yang melekat erat padanya bahkan ayah bundanya sendiri", penyair mengungkapkan bagaimana jiwa-jiwa melepaskan segala ikatan duniawi saat mereka berpulang. Ini mencakup benda-benda fisik dan hubungan emosional yang mendalam. Tanah digambarkan sebagai sesuatu yang tabah menerima tubuh yang penuh cacat dan air mata, menunjukkan penerimaan alam terhadap segala kekurangan manusia.
Refleksi dan Akhir
Bagian akhir puisi menggambarkan refleksi mendalam tentang kematian sebagai "tempat pulang paling sempurna dari kepergian yang panjang". Penyair merasa tenang dan berterima kasih atas cinta yang diterima selama hidup. "Segala cinta bersarang senang setelah nafas berlalu begitu saja dari raga yang malang penuh kurang menyerang" menandakan bahwa setelah kematian, cinta dan kenangan menjadi sesuatu yang abadi dan berharga.
Puisi "Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir" karya Ehfrem Vyzty menggambarkan perjalanan hidup menuju kematian dengan cara yang mendalam dan reflektif. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang kaya, puisi ini menyampaikan pesan tentang ketenangan dan penerimaan yang datang dengan kematian. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan kematian, serta bagaimana setiap individu akhirnya harus menghadapi akhir dari perjalanan hidup mereka dengan damai.
Biodata Ehfrem Vyzty:
- Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
- Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
- Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
- Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.
