Puisi: Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir" karya Ehfrem Vyzty mengeksplorasi tema perjalanan hidup menuju kematian, dan bagaimana setiap individu ..
Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir

Sepanjang perjalanan pergi duri-duri meranggas sadis seperti percikan api mencungkil nurani yang kadang gerimis ngemis laris.
Ada yang lain dari kemarin ketika selesai mendekap cahaya ‘ni hati tak ada lagi tapak kaki luput berdiri
Perjalanan telah berakhir hingga tiba di dekat peristirahatan terakhir,
Mayat-mayat mulai meninggalkan riuh, sepi berkepanjangan mukim di nadi.
Jiwa-jiwa berpulang dengan damai, meninggalkan sopi, meninggalkan rokok meninggalkan segala yang melekat erat padanya bahkan ayah bundanya sendiri. 
Tanah-tanah sudah tabah melayat raganya yang penuh cacat, penuh segala kekurangan mengerang penuh segala air mata bermata air.
“Inilah tempat pulang paling sempurna dari kepergian yang panjang”; gumamku pelan di samping ruang melati penuh tangis.
“aku sudah tenang... Segala cinta bersarang senang setelah nafas berlalu begitu saja dari raga yang malang penuh kurang menyerang. Terima kasih sudah mau sayang saya selama ini cahaya”; gumamku lagi terakhir kalinya sebelum berlalu dari hidup. Berlalu dari cahaya itu sendiri.

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir" karya Ehfrem Vyzty mengeksplorasi tema perjalanan hidup menuju kematian, dan bagaimana setiap individu pada akhirnya harus menghadapi peristirahatan terakhir. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang kaya, puisi ini menggambarkan perjalanan terakhir seorang individu dengan segala rasa dan refleksi mendalam tentang hidup dan mati.

Penggambaran Perjalanan dan Rintangan

Puisi ini dimulai dengan menggambarkan perjalanan yang penuh dengan rintangan dan kesakitan, diibaratkan dengan "duri-duri meranggas sadis". Frasa ini mencerminkan betapa sulit dan penuh tantangan perjalanan hidup seseorang. "Percikan api mencungkil nurani" mengisyaratkan bagaimana setiap kesulitan yang dihadapi dalam hidup dapat menguji hati nurani dan emosi seseorang.

Transisi dari Hidup ke Kematian

Bagian berikutnya dari puisi menggambarkan transisi dari kehidupan menuju kematian. Kalimat "Perjalanan telah berakhir hingga tiba di dekat peristirahatan terakhir" menunjukkan bahwa perjalanan hidup telah mencapai akhirnya. "Mayat-mayat mulai meninggalkan riuh, sepi berkepanjangan mukim di nadi" memberikan gambaran yang jelas tentang kedatangan kematian dan ketenangan yang menyertainya. Kematian digambarkan sebagai momen di mana segala kesibukan dan kegelisahan hidup berakhir, digantikan oleh kedamaian abadi.

Pelepasan dan Kesedihan

Dalam baris "Jiwa-jiwa berpulang dengan damai, meninggalkan sopi, meninggalkan rokok meninggalkan segala yang melekat erat padanya bahkan ayah bundanya sendiri", penyair mengungkapkan bagaimana jiwa-jiwa melepaskan segala ikatan duniawi saat mereka berpulang. Ini mencakup benda-benda fisik dan hubungan emosional yang mendalam. Tanah digambarkan sebagai sesuatu yang tabah menerima tubuh yang penuh cacat dan air mata, menunjukkan penerimaan alam terhadap segala kekurangan manusia.

Refleksi dan Akhir

Bagian akhir puisi menggambarkan refleksi mendalam tentang kematian sebagai "tempat pulang paling sempurna dari kepergian yang panjang". Penyair merasa tenang dan berterima kasih atas cinta yang diterima selama hidup. "Segala cinta bersarang senang setelah nafas berlalu begitu saja dari raga yang malang penuh kurang menyerang" menandakan bahwa setelah kematian, cinta dan kenangan menjadi sesuatu yang abadi dan berharga.

Puisi "Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir" karya Ehfrem Vyzty menggambarkan perjalanan hidup menuju kematian dengan cara yang mendalam dan reflektif. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang kaya, puisi ini menyampaikan pesan tentang ketenangan dan penerimaan yang datang dengan kematian. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan kematian, serta bagaimana setiap individu akhirnya harus menghadapi akhir dari perjalanan hidup mereka dengan damai.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Perjalanan Terakhir Sebelum Berakhir
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.