Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Upacara Bendera (Karya Wisnu Handoko)

Puisi "Upacara Bendera" Karya Wisnu Handoko menggambarkan berbagai ekspresi anak-anak saat mengikuti upacara bendera, yang mencerminkan keberagaman ..

Upacara Bendera


Sang Saka Merah Putih,
berkibar bendera
ditingkah alir dan semilir udara
helainya seperti tangan ibu pertiwi yang melambai
mengusik puluhan mata mungil yang abai.

Indonesia Raya,
anak-anak memadu suara
dengan nada yang sebagian di sana sebagian di sini,
dengan tempo yang sebagian begitu sebagian begini,
ada yang tegap berdiri,
ada yang berjalan ke sana kemari,
ada yang berjongkok amati semut beriringan,
ada yang menangis di ujung perosotan.

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Upacara Bendera" Karya Wisnu Handoko mengangkat tema nasionalisme dan kebersamaan dalam upacara bendera di sekolah. Puisi ini menggambarkan berbagai ekspresi anak-anak saat mengikuti upacara bendera, yang mencerminkan keberagaman dan suasana khas dalam kegiatan tersebut.

Makna Tersirat

Puisi ini secara tersirat menggambarkan bagaimana upacara bendera yang seharusnya menjadi momen penuh khidmat dan penghormatan terhadap negara, justru dipenuhi oleh berbagai tingkah laku anak-anak yang beragam. Hal ini mencerminkan bahwa nasionalisme tidak hanya ditunjukkan melalui keteraturan, tetapi juga dalam keberagaman cara anak-anak memahami dan mengalami momen tersebut.

Puisi ini menceritakan suasana upacara bendera di sekolah, di mana Sang Saka Merah Putih berkibar diiringi lagu Indonesia Raya. Anak-anak yang ikut serta memiliki tingkah laku yang beragam—ada yang menyanyikan lagu dengan tempo berbeda, ada yang berdiri tegap, ada yang bergerak ke sana kemari, bahkan ada yang lebih tertarik mengamati semut atau menangis di perosotan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa nasionalisme hadir dalam berbagai bentuk dan tidak selalu diwujudkan dalam bentuk yang seragam. Setiap individu, terutama anak-anak, memiliki cara mereka sendiri dalam menyikapi momen kebangsaan seperti upacara bendera. Selain itu, puisi ini juga mengingatkan bahwa pendidikan tentang nasionalisme perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih membumi dan sesuai dengan dunia anak-anak.

Imaji

  • Imaji visual: Gambaran bendera yang berkibar, anak-anak yang berdiri tegap atau berjalan ke sana kemari, serta seorang anak yang menangis di perosotan.
  • Imaji pendengaran: Suara lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan nada dan tempo berbeda oleh anak-anak.
  • Imaji gerak: Helai bendera yang melambai seperti tangan ibu pertiwi, serta berbagai ekspresi anak-anak selama upacara berlangsung.

Majas

  • Personifikasi: "Helainya seperti tangan ibu pertiwi yang melambai" memberikan kesan bahwa bendera memiliki kehidupan dan berinteraksi dengan anak-anak.
  • Metafora: "Puluhan mata mungil yang abai" menggambarkan anak-anak yang kurang memperhatikan jalannya upacara.
Puisi "Upacara Bendera" karya Wisnu Handoko memberikan gambaran unik tentang bagaimana anak-anak mengalami upacara bendera di sekolah. Momen yang seharusnya penuh khidmat justru menjadi refleksi keberagaman karakter anak-anak. Puisi ini mengingatkan kita bahwa nasionalisme tidak selalu ditunjukkan dalam keseragaman, tetapi juga bisa hadir dalam keunikan dan kebebasan berekspresi setiap individu.

Wisnu Handoko
Puisi: Upacara Bendera
Karya: Wisnu Handoko

Biodata Wisnu Handoko:
  • Wisnu Handoko lahir pada tanggal 25 Januari di Semarang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.