Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kemuning (Karya L.K. Ara)

Puisi “Kemuning” karya L.K. Ara menggambarkan keindahan dan makna filosofis dari tanaman kemuning, yang digambarkan dengan gaya sederhana namun ...
Kemuning

Sebagai tanaman hias
sebagai pagar hidup
diriku memang indah
dan juga murah.

Aku dapat berbunga lebat
jika udara dingin
dan hujan turun deras
semalam-malaman
hingga dingin benar-benar
bagai membeku.

Nah jika kalian bangun pagi
bisa kaget nanti
aku sudah siap menyambut
dengan bau wangi
sungguh harum semerbak.

Akarku dibuat orang gagang keris
aku tak keberatan
malah senang
bisa dimanfaatkan.

Buahku seperti telur cicak
warnanya merah bagus
ada juga yang merah tua
sudah masak
itulah pertandanya.

Aku berkembang biak dengan biji
jika dengan setek itu lebih bagus
pilih ranting sebesar telunjuk jari.

Ingin tahu asalku?
dari Benua Asia.

Sumber: Namaku Bunga (Balai Pustaka, 1981)

Analisis Puisi:

Puisi “Kemuning” karya L.K. Ara menggambarkan keindahan dan makna filosofis dari tanaman kemuning, yang digambarkan dengan gaya sederhana namun penuh simbol kehidupan. Lewat bahasa yang lugas, penyair menampilkan sosok kemuning bukan sekadar tumbuhan hias, melainkan perumpamaan tentang nilai kerendahan hati, manfaat, dan keteguhan dalam menghadapi kehidupan.

Tema

Tema puisi ini adalah kesederhanaan dan makna kehidupan melalui simbol alam. Tanaman kemuning menjadi lambang dari pribadi yang indah, bermanfaat, dan tidak sombong meski memiliki banyak kelebihan. Penyair mengajak pembaca untuk belajar dari sifat kemuning yang “indah dan juga murah” — mencerminkan keindahan yang tidak bermegah, serta kebaikan yang tidak menuntut balas.

Puisi ini bercerita tentang tanaman kemuning yang digambarkan berbicara seolah-olah ia adalah manusia. Ia menceritakan keindahan bunganya, keharumannya di pagi hari, hingga manfaat yang diberikan bagi manusia. Kemuning juga menceritakan asal-usulnya dan cara berkembang biaknya, membuat puisi ini seperti monolog penuh makna dari makhluk alam yang bersahabat dengan manusia.

Makna Tersirat

Makna tersirat dari puisi ini adalah penghargaan terhadap kesederhanaan dan manfaat hidup. Tanaman kemuning menggambarkan manusia yang rendah hati tetapi berguna bagi lingkungan sekitar. L.K. Ara seolah ingin menyampaikan bahwa keindahan sejati tidak terletak pada kemewahan, melainkan pada kemampuan memberi manfaat kepada sesama, sebagaimana kemuning yang harum, indah, namun tidak sombong.

Selain itu, terdapat makna spiritual — bahwa segala ciptaan memiliki peran dan keindahan tersendiri dalam tatanan semesta. Bahkan sesuatu yang tampak kecil atau murah tetap memiliki nilai berharga bila dimanfaatkan dengan bijak.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa tenang, alami, dan penuh keakraban dengan alam. Pembaca seolah diajak menikmati pagi yang sejuk, merasakan wangi kemuning yang semerbak, dan menyelami kesederhanaan hidup di alam pedesaan. Nuansa damai ini memperkuat pesan bahwa kebahagiaan sering kali lahir dari hal-hal sederhana di sekitar kita.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Amanat puisi ini adalah jadilah manusia yang sederhana namun bermanfaat bagi orang lain. Penyair ingin menanamkan nilai moral bahwa keindahan sejati tidak selalu berharga mahal. Ia juga mengajarkan pentingnya menghargai alam, sebab setiap bagian dari alam — bahkan bunga kecil seperti kemuning — memiliki peran dan makna tersendiri bagi kehidupan manusia.

Imaji

Imaji yang muncul dalam puisi ini sangat kuat dan visual. Pembaca dapat membayangkan:
  • Imaji penglihatan (visual): “putih memenuhi pelataran senja”, “bunga lebat”, “buah seperti telur cicak berwarna merah bagus.”
  • Imaji penciuman (olfaktori): “bau wangi sungguh harum semerbak.”
  • Imaji perasaan (taktil dan emosional): suasana dingin malam yang “bagai membeku” serta rasa syukur dan ketenangan dari kemuning yang sabar menanti pagi.
Imaji ini menambah kekayaan pengalaman puitis dalam puisi.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi “Kemuning” antara lain:
  • Personifikasi – tanaman kemuning digambarkan seperti manusia yang bisa berbicara dan menceritakan dirinya (“diriku memang indah”, “aku dapat berbunga lebat”, “aku tak keberatan”).
  • Metafora – kemuning menjadi simbol manusia yang rendah hati dan berguna.
  • Simile (perbandingan) – “buahku seperti telur cicak” digunakan untuk menggambarkan bentuk buah kemuning secara konkret.
Puisi “Kemuning” karya L.K. Ara merupakan refleksi indah tentang kehidupan sederhana, keindahan alam, dan makna kebermanfaatan. Dengan gaya bertutur yang ringan dan bersahaja, penyair menghadirkan tanaman kemuning sebagai cermin manusia yang berjiwa lembut, rendah hati, serta berguna bagi sesama. Melalui aroma dan keindahan bunga itu, L.K. Ara mengingatkan pembaca bahwa keindahan sejati lahir dari kesederhanaan dan ketulusan memberi.

L.K. Ara
Puisi: Kemuning
Karya: L.K. Ara

Biodata L.K. Ara:
  • Nama lengkap L.K. Ara adalah Lesik Keti Ara.
  • L.K. Ara lahir di Kutelintang, Takengon, Aceh Tengah, 12 November 1937.
© Sepenuhnya. All rights reserved.