Sumber: Suara (1962)
Analisis Puisi:
Puisi "Suara" karya Toto Sudarto Bachtiar adalah karya sastra yang sarat dengan bahasa simbolik dan abstrak. Puisi ini menggambarkan perjalanan pencarian makna dan identitas dalam kehidupan seseorang di tengah-tengah keramaian kota besar, khususnya Jakarta.
Identitas dan Suara: Puisi ini mengungkapkan pencarian identitas yang terkait dengan "suara" atau ekspresi diri. Suara ini bisa mencerminkan kepribadian dan eksistensi seseorang dalam dunia yang ramai dan sering kali mengabaikan individualitas.
Kamar dan Kota: Puisi ini menggambarkan kontras antara "kamarku di dalam" yang mungkin mencerminkan keadaan pikiran dan refleksi pribadi, dengan keramaian dan kegelapan "kotaku Jakarta." Ini menciptakan konflik antara dunia internal dan eksternal seseorang.
Suara dan Jelaga: Ada unsur perbandingan antara "suara" dan "jelaga." Suara mungkin merujuk pada ekspresi diri atau identitas, sedangkan jelaga dapat menjadi metafora untuk hal-hal yang terbuang atau hilang dalam keramaian dan kehidupan yang serba cepat.
Nafsu dan Dukana: Puisi ini menyentuh tema nafsu dan keinginan manusia. "Nafsu ialah bandingan suara dan jelaga" menggambarkan bagaimana nafsu dapat mengaburkan arti sejati dari suara dan identitas seseorang. "Dukana" mungkin merujuk pada sesuatu yang hilang atau ditinggalkan dalam pencarian nafsu.
Hujan Sepi dan Bisu: Puisi ini menggambarkan kerinduan seseorang untuk menemukan keheningan dan keaslian dalam hidup, yang mungkin telah terkubur dalam keramaian dan hiruk-pikuk kota. "Hujan sepi dan bisu" mungkin menggambarkan momen-momen refleksi yang tenang.
Percaya pada Hubungan yang Lama: Puisi ini mengakhiri dengan pernyataan tentang mempercayai "hubungan yang lama." Ini mungkin merujuk pada hubungan dengan diri sendiri atau nilai-nilai yang penting dalam hidup, yang telah ada sebelum terpengaruh oleh dunia luar.
Secara keseluruhan, "Suara" adalah puisi yang mendalam tentang pencarian makna dan identitas dalam kehidupan modern yang sibuk. Puisi ini menggunakan bahasa simbolik untuk menggambarkan konflik batin seseorang dan kerinduan untuk menemukan keaslian di tengah-tengah keramaian kota besar.
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
- Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
- Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
- Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
