Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Cahaya dalam Doa (Karya Yusriman)

Puisi "Cahaya dalam Doa" karya Yusriman adalah sebuah penghormatan terhadap perempuan Islam yang menjalani hidup dengan keteguhan iman, kasih ...

Cahaya dalam Doa


Perempuan Islam, di balik kerudungnya,
Ada doa yang mengalir, lembut dan tegas,
Membawa harapan, menyembuhkan luka,
Cahaya Allah menyinari langkahnya.

Setiap detik, hatinya bertaut pada-Nya,
Menjadi ibu, istri, dan saudara sejati,
Namun di balik peran itu,
Dia adalah hamba yang setia pada janji Ilahi.

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Cahaya dalam Doa" karya Yusriman adalah sebuah penghargaan mendalam terhadap peran perempuan Islam yang tidak hanya kuat dalam menjalani kehidupan, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang luar biasa. Melalui puisi ini, Yusriman menggambarkan perempuan sebagai sosok yang penuh harapan, kasih sayang, dan keteguhan hati, yang senantiasa terhubung dengan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya.

Perempuan Islam dan Kerudung sebagai Lambang Kehidupan Spiritual

Puisi ini dimulai dengan gambaran perempuan Islam yang mengenakan kerudung, sebuah simbol kesederhanaan dan kedalaman iman:

"Perempuan Islam, di balik kerudungnya,
Ada doa yang mengalir, lembut dan tegas."

Kerudung dalam puisi ini bukan hanya sebagai penutup kepala, tetapi juga sebagai lambang spiritualitas yang mengalir dalam kehidupan seorang perempuan. Yusriman menekankan bahwa di balik setiap helai kain penutup ini, ada doa-doa yang mengalir lembut, namun penuh ketegasan. Doa ini bukan sekadar kata-kata, melainkan suatu kekuatan yang membimbing langkah perempuan tersebut dalam menjalani hidupnya.

Melalui gambaran ini, kita diingatkan akan betapa pentingnya doa dalam kehidupan seorang perempuan. Doa adalah sumber kedamaian yang membimbing mereka dalam setiap peran yang mereka jalani, baik sebagai ibu, istri, maupun saudara.

Doa sebagai Cahaya yang Menyembuhkan

Selanjutnya, Yusriman menggambarkan betapa doa ini membawa harapan dan menjadi penyembuh bagi luka:

"Membawa harapan, menyembuhkan luka,
Cahaya Allah menyinari langkahnya."

Doa yang dipanjatkan oleh perempuan Islam dalam puisi ini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan luka—baik luka fisik, emosional, maupun spiritual. Doa menjadi sumber pengharapan, yang membawa terang dalam kegelapan dan menuntun langkah perempuan tersebut menuju kedamaian.

Di sini, doa tidak hanya berfungsi sebagai permohonan, tetapi juga sebagai sebuah penguatan spiritual yang memberikan arah dan penerangan. Dalam setiap doa, ada harapan yang mengalir, yang tidak hanya menyembuhkan diri sendiri tetapi juga menguatkan orang-orang di sekitarnya.

Kehidupan Sehari-hari dan Ibadah yang Tak Terpisahkan

Puisi ini juga menggambarkan bagaimana perempuan Islam menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab:

"Setiap detik, hatinya bertaut pada-Nya,
Menjadi ibu, istri, dan saudara sejati."

Dalam kesibukannya menjalani berbagai peran, perempuan ini tidak pernah melupakan hubungan spiritualnya dengan Tuhan. Setiap detik adalah kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Yusriman menekankan bahwa meskipun seorang perempuan memainkan banyak peran dalam keluarga dan masyarakat, hatinya selalu terikat pada-Nya.

Perempuan ini adalah ibu yang mengasuh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, istri yang setia kepada suaminya, dan saudara yang peduli kepada orang-orang di sekitarnya. Namun, di balik semua peran ini, ia tetap menjadi hamba yang setia pada janji-janji Ilahi. Keikhlasan dan ketulusan hatinya dalam setiap tindakan adalah bentuk ibadah yang tiada henti.

Peran Perempuan sebagai Cahaya bagi Dunia

Puisi ini juga menggambarkan bagaimana doa menjadi sumber kekuatan dan cahaya bagi dunia:

"Namun di balik peran itu,
Dia adalah hamba yang setia pada janji Ilahi."

Di balik peran-peran duniawi yang dijalani oleh perempuan ini, ia tetap menjaga keimanannya kepada Tuhan. Setiap langkahnya, setiap doa yang dipanjatkannya, adalah wujud dari kecintaannya kepada Tuhan dan komitmennya untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang Dia ajarkan.

Perempuan ini adalah hamba yang setia, yang meskipun terlihat sederhana, sesungguhnya memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Dalam setiap doanya, ia menjadi cahaya yang membawa kebaikan dan keberkahan, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya.

Puisi "Cahaya dalam Doa" karya Yusriman adalah sebuah penghormatan terhadap perempuan Islam yang menjalani hidup dengan keteguhan iman, kasih sayang, dan pengabdian yang tulus. Yusriman menggambarkan bahwa meskipun perempuan memainkan berbagai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, doa tetap menjadi kekuatan yang tak ternilai yang memberi cahaya dalam setiap langkah hidupnya.

Doa, bagi perempuan ini, bukan hanya sekadar permohonan, tetapi juga bentuk pengabdian yang membawa harapan, menyembuhkan luka, dan menjadi penerang dalam kegelapan. Dengan setiap doa yang dipanjatkan, perempuan ini tidak hanya memperkuat ikatannya dengan Tuhan, tetapi juga menjadi cahaya bagi dunia yang terus bersinar.

Puisi ini mengajak kita untuk lebih menghargai peran perempuan dalam kehidupan, serta mengingatkan kita bahwa kekuatan terbesar yang dimiliki seorang perempuan terletak pada kedekatannya dengan Tuhan, melalui doa dan pengabdian yang tak ternilai.

Yusriman
Puisi: Cahaya dalam Doa
Karya: Yusriman

Biodata Yusriman:
  • Yusriman, sastrawan muda Pasaman Barat, sedang menempuh pendidikan Magister di Universitas Andalas Padang. Pengelola Seminar Internasional Pusat Kajian Sastra Indonesia, Mazhab Limau Manis.
© Sepenuhnya. All rights reserved.