Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lagu Sesal (Karya Karno Kartadibrata)

Puisi "Lagu Sesal" karya Karno Kartadibrata mengajak pembaca untuk merenungkan makna hubungan manusia dan kefanaan hidup, serta pentingnya ....
Lagu Sesal

saudaraku yang sekarang tinggal nisan
kita semua tutup usia
hanya berbekal penasaran
angin membisu
surat tidak berbalas

2003

Sumber: Picnic (2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Lagu Sesal" karya Karno Kartadibrata adalah sebuah karya pendek yang sarat emosi, mencerminkan rasa kehilangan, penyesalan, dan keheningan batin. Melalui pilihan kata yang sederhana tetapi penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup, kematian, dan relasi antarmanusia yang tak terelakkan oleh waktu.

Tema Sentral: Kehilangan dan Penyesalan

Tema utama puisi ini adalah rasa kehilangan yang mendalam, diiringi oleh penyesalan terhadap hal-hal yang tak tersampaikan atau tak terselesaikan.

"saudaraku yang sekarang tinggal nisan"

Baris ini langsung membawa pembaca ke inti dari puisi—sebuah elegi untuk mereka yang telah tiada. Nisan menjadi simbol keberadaan yang kini hanya berupa tanda ingatan.

"hanya berbekal penasaran"

Penyesalan yang disebutkan dalam puisi ini bisa merujuk pada keinginan atau harapan yang belum tercapai, baik bagi yang telah tiada maupun bagi yang masih hidup.

Simbolisme dalam Puisi

Karno Kartadibrata menggunakan simbol-simbol yang sederhana tetapi sangat efektif dalam menggambarkan suasana hati dan makna mendalam:
  1. Nisan: Sebagai simbol utama, nisan melambangkan keabadian ingatan sekaligus ketiadaan fisik. Ini adalah penanda abadi yang mengingatkan kita tentang kefanaan hidup.
  2. Angin Membisu: "angin membisu" menggambarkan keheningan yang penuh duka. Angin, yang biasanya membawa pesan atau suara alam, di sini menjadi simbol dari sesuatu yang tidak lagi memiliki jawaban atau komunikasi.
  3. Surat Tidak Berbalas: "surat tidak berbalas" menggambarkan hubungan yang terputus, baik secara literal maupun metaforis. Surat yang tidak terbalas melambangkan komunikasi yang tidak selesai, pesan yang tak sampai, atau hubungan yang tak lagi mungkin dijembatani.

Nada dan Suasana

Nada dalam puisi ini adalah melankolis, dengan suasana yang muram dan penuh refleksi. Setiap baris menghadirkan kesan mendalam tentang kesedihan dan keheningan, mencerminkan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia di hadapan kematian dan waktu.

Gaya Bahasa dan Struktur Puisi

Karno Kartadibrata menggunakan gaya bahasa yang lugas tetapi efektif, dengan beberapa teknik berikut:
  1. Pengulangan Tema: Kehilangan menjadi tema yang diulang dan ditegaskan dalam setiap baris, menciptakan efek yang mendalam.
  2. Metafora Sederhana: Frasa seperti "angin membisu" dan "surat tidak berbalas" menggunakan metafora sederhana yang mudah dipahami tetapi kaya makna.

Makna Kehidupan dan Relasi

Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga relasi selama kita masih memiliki kesempatan. Kehilangan sering kali menyisakan penyesalan, terutama jika banyak hal tak sempat diungkapkan atau diselesaikan. Dalam puisi ini, penasaran adalah bekal yang dibawa ke dalam keabadian, menjadi cerminan dari keinginan atau harapan yang tertunda.

Keterhubungan dengan Realitas Hidup

Kehilangan orang tercinta adalah pengalaman universal yang dialami oleh semua manusia. Puisi ini relevan bagi siapa saja yang pernah merasakan kehilangan, terutama ketika hubungan dengan yang telah tiada masih menyisakan banyak hal yang tak terkatakan.

  • Pelajaran tentang Pentingnya Komunikasi: Simbol "surat tidak berbalas" mengajarkan kita untuk tidak menunda-nunda mengungkapkan perasaan atau menyelesaikan masalah dengan orang-orang tercinta.

Puisi "Lagu Sesal" karya Karno Kartadibrata adalah sebuah elegi singkat yang penuh makna, menyuarakan kesedihan yang tak terucapkan dan penyesalan yang abadi. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna hubungan manusia dan kefanaan hidup, serta pentingnya menghargai waktu yang kita miliki bersama orang-orang terkasih.

Karno Kartadibrata
Puisi: Lagu Sesal
Karya: Karno Kartadibrata

Biodata Karno Kartadibrata:
  • Karno Kartadibrata lahir pada tanggal 10 Februari 1945 di Garut, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.