Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Laut (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Laut" karya Sutardji Calzoum Bachri membingkai perjuangan manusia dalam menghadapi kehidupan dan pencarian makna dalam lautan kegelapan dan ...
Laut

laut
dekap berjuta wajah resah beribu rekah genggam angan
mimpi akanan tangis meriam luka tangis beribu batalyon

penyair kau telah tiba pada ombak kau merenangi gelombang duka
laut telah melebur bukumu dalam palung sia
kau taklagi dapat menulis
laut telah menenggelamkan kata

penyair
kau tidak sendirian
selalu ada karang dajal selalu ada kapal tertikam selalu
ada pelaut dari sisa hiyu yang lupa
selalu ada sejemput pulau dengan pohon berbuah kata
tempat pelaut dan penyair bisa sampai saling bicara
sambil membuat perawan dengan mantera
1973

Sumber: Horison (September, 1975)

Analisis Puisi:

Puisi "Laut" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah perjalanan melalui lautan metafora yang penuh dengan kegelapan, kegelisahan, dan penemuan diri. Puisi ini memadukan elemen alam dengan pengalaman manusia, menciptakan gambaran yang kuat tentang perjuangan dan pencarian makna.

Metafora Laut sebagai Penjelajahan Batin: Laut dalam puisi ini tidak hanya merupakan elemen alam, tetapi juga merepresentasikan kehidupan, kegelisahan, dan pencarian spiritual. Penyair menggambarkan laut sebagai tempat di mana jutaan wajah resah bergerak dan gelombang duka mengguncang. Ini menggambarkan kompleksitas emosi dan perjalanan batin seseorang dalam menghadapi tantangan dan penderitaan.

Penyair dan Perjalanan Kreatif: Penyair dalam puisi ini menghadapi tantangan untuk menemukan kata-kata dalam lautan kegelapan dan duka. Laut digambarkan sebagai entitas yang menghalangi kemampuan penyair untuk mengekspresikan diri dan menciptakan karya seni. Ini mencerminkan perjuangan kreatif dan proses penciptaan yang kompleks.

Karang, Kapal, dan Pelaut sebagai Simbol-simbol Kehidupan: Karang, kapal, dan pelaut digambarkan sebagai simbol-simbol kehidupan yang penuh dengan rintangan, penderitaan, dan penemuan. Mereka mewakili perjalanan manusia dalam menghadapi kesulitan dan menemukan makna dalam kegelapan. Kapal yang tertikam dan pelaut yang lupa menggambarkan penderitaan dan kehilangan yang dialami dalam perjalanan kehidupan.

Pulau dan Pohon sebagai Metafora Pencarian Makna: Pulau dengan pohon berbuah kata melambangkan tempat di mana penyair dan pelaut dapat menemukan kedamaian dan makna dalam pencarian mereka. Ini adalah tempat di mana kata-kata hidup dan tempat di mana komunikasi dan pemahaman bisa terjadi di antara mereka.

Mantera sebagai Simbol Kreativitas dan Penciptaan: Mantera yang disebutkan dalam puisi ini melambangkan kreativitas, kekuatan kata-kata, dan proses penciptaan seni. Mantera adalah ungkapan kekuatan spiritual yang memungkinkan penyair dan pelaut untuk berbicara dengan perawan yang diciptakan oleh kata-kata mereka sendiri.

Puisi "Laut" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah sebuah perjalanan melalui lautan metafora yang penuh dengan kegelapan, kegelisahan, dan penemuan diri. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang mendalam, penyair berhasil menciptakan sebuah karya yang membingkai perjuangan manusia dalam menghadapi kehidupan dan pencarian makna dalam lautan kegelapan dan duka.

Sutardji Calzoum Bachri
Puisi: Laut
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.