Mama
Mawar selalu mekar
Semerbak cinta mewujud
Di musim hujan.
Cinta yang tak saling meminta
Cinta yang saling memberi
Seluruh keinginan.
Selalu saja mekar, mama
Semerbaknya menguat
Dalam segala sayang menuju: langit!
Analisis Puisi:
Puisi "Mama" karya Bambang Darto menggambarkan cinta seorang ibu dengan penuh keindahan dan ketulusan. Dalam puisi yang sederhana namun mendalam ini, Darto mengangkat tema universal tentang kasih sayang ibu yang tidak mengenal batas dan waktu. Melalui simbol-simbol yang puitis dan imaji yang hidup, puisi ini menggambarkan bagaimana cinta seorang ibu terus berkembang dan memberi kehidupan, layaknya mawar yang selalu mekar dan semerbak.
Mawar yang Selalu Mekar: Simbol Kasih Ibu yang Tak Pernah Pudar
Puisi ini dibuka dengan gambaran tentang "Mawar selalu mekar," yang langsung membawa pembaca pada gambaran keindahan yang abadi. Mawar, sebagai bunga yang dikenal dengan keindahannya dan sering kali digunakan sebagai simbol cinta, di sini menjadi representasi dari kasih sayang ibu yang tak pernah berhenti, selalu mekar dan semerbak. Dalam cuaca apa pun, baik panas maupun hujan, bunga mawar tetap dapat mekar, begitu pula dengan cinta seorang ibu yang tidak terpengaruh oleh kondisi atau situasi apa pun.
Frasa "Semerbak cinta mewujud / Di musim hujan" semakin mempertegas bahwa cinta ibu adalah sesuatu yang terus hadir meskipun dalam situasi yang mungkin kurang ideal atau penuh tantangan. Musim hujan di sini bisa diartikan sebagai metafora dari kesulitan atau masa-masa yang penuh tantangan dalam hidup. Namun, seperti halnya mawar yang tetap mekar meski di bawah hujan, cinta ibu tetap kuat dan tidak pernah pudar.
Cinta yang Tak Salin Meminta, Cinta yang Saling Memberi
Bambang Darto dengan bijak menggambarkan esensi cinta ibu melalui kalimat "Cinta yang tak saling meminta / Cinta yang saling memberi / Seluruh keinginan." Dalam bagian ini, kita diajak untuk merenungkan sifat cinta ibu yang sejati—cinta yang tidak mengharapkan balasan. Cinta seorang ibu bukanlah cinta yang bersifat transaksional, yaitu memberi dengan harapan menerima sesuatu sebagai gantinya. Sebaliknya, ini adalah cinta yang tulus, yang hanya mengutamakan kebahagiaan dan kesejahteraan orang yang dicintainya tanpa pernah menuntut imbalan.
Konsep "salin memberi / seluruh keinginan" menggambarkan bahwa cinta ibu tidak hanya diberikan dalam bentuk kasih sayang, tetapi juga dalam pengorbanan tanpa batas. Seorang ibu memberi seluruh kemampuannya, waktu, dan perhatiannya untuk anak-anaknya. Bahkan, ia rela mengesampingkan keinginan pribadinya demi kebahagiaan dan masa depan anak-anaknya.
Cinta yang Menguat: Tumbuh dan Berkembang dalam Sayang
Puisi ini kemudian melanjutkan dengan pernyataan "Selalu saja mekar, mama / Semerbaknya menguat / Dalam segala sayang menuju: langit!" Bagian ini menggambarkan bagaimana cinta seorang ibu semakin kuat seiring waktu. Cinta yang tidak hanya terjalin di dunia, tetapi juga menjangkau langit—simbol dari sesuatu yang sangat tinggi, luhur, dan suci. Seperti bunga mawar yang semerbak baunya menguat, begitu juga dengan kasih sayang ibu yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, bahkan melampaui batas kehidupan duniawi.
Langit dalam puisi ini dapat dimaknai sebagai tempat yang jauh lebih tinggi dan agung, seolah menggambarkan harapan ibu yang tulus untuk anak-anaknya—harapan agar anak-anaknya meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati, tidak hanya di dunia, tetapi juga di kehidupan yang lebih abadi. Cinta ibu adalah cinta yang tidak mengenal batas, bahkan bisa merentang dari bumi hingga langit.
Kesederhanaan yang Mendalam: Cinta dalam Keheningan
Bambang Darto berhasil menggambarkan cinta seorang ibu dengan cara yang sangat sederhana namun menyentuh. Tidak ada kata-kata yang berlebihan atau metafora yang rumit dalam puisi ini. Justru, kesederhanaan dalam memilih kata dan simbol—seperti mawar, hujan, dan langit—menyampaikan makna yang sangat mendalam tentang ketulusan dan keteguhan cinta seorang ibu.
Puisi ini juga mengajarkan kita tentang nilai kasih sayang yang tidak meminta pamrih, serta tentang pengorbanan yang sering kali tidak terlihat tetapi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan kita. Darto dengan indah menggambarkan bahwa cinta ibu adalah cinta yang terus mekar, meskipun sering kali tidak tampak atau tidak dibalas dengan cara yang sama oleh anak-anaknya.
Puisi "Mama" karya Bambang Darto adalah bentuk penghormatan yang sangat mendalam terhadap peran ibu dalam kehidupan seseorang. Dengan simbol-simbol sederhana namun penuh makna, puisi ini menggambarkan betapa besarnya cinta seorang ibu yang selalu mekar, tidak kenal lelah, dan tidak terbatas oleh apapun. Darto tidak hanya mengungkapkan cinta seorang ibu melalui kata-kata, tetapi juga mengajak pembaca untuk merasakan dan menghargai betapa pentingnya peran ibu dalam kehidupan setiap individu.
Dengan menggambarkan mawar yang selalu mekar, hujan yang menjadi saksi, dan langit yang menjadi tujuan, puisi ini mengingatkan kita bahwa kasih ibu adalah kekuatan yang abadi dan tanpa syarat. Cinta ibu adalah sesuatu yang selalu memberi, selalu hadir dalam hidup kita, dan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik.
Puisi: Mama
Karya: Bambang Darto
Biodata Bambang Darto:
- Bambang Darto lahir di Nganjuk, pada tanggal 26 Februari 1950.
- Bambang Darto meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 20 Januari 2018.