Puisi: Pesilat (Karya Ook Nugroho)

Puisi "Pesilat" karya Ook Nugroho mengangkat tema penulisan dan penciptaan puisi. Penggunaan analogi pesilat menyoroti kesabaran, kejelian, dan ...
Pesilat
Macam pesilat
Sabar saya menanti
Kapan saatnya
Angan bergebrak

Menanti itu
Memandang jauh
Ke dalam inti

Sampai sunyi
Melepas bunyi
Menukarnya dengan kata

Macam pesilat
Maklum saya
Sajak yang perkasa
Tumbuh dari derita

Buah samsara
Dari laga ke laga
Sewaktu sesaat

Tersesat di dunia

Analisis Puisi:

Puisi "Pesilat" karya Ook Nugroho adalah sebuah karya sastra yang memanfaatkan analogi pesilat untuk menyampaikan pemahaman tentang proses menulis dan penciptaan puisi.

Tema Penulisan dan Penciptaan Puisi: Puisi ini secara eksplisit mengangkat tema penulisan dan penciptaan puisi. Penggunaan analogi pesilat menyoroti kesabaran, kejelian, dan ketekunan yang diperlukan dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan melalui puisi. Pemilihan kata-kata seperti "macam pesilat," "sabar," "bergebrak," dan "laga ke laga" merujuk pada proses yang melelahkan dan berulang-ulang dalam menulis puisi.

Gambaran Kesabaran: Kata "sabar" muncul beberapa kali dalam puisi, menciptakan gambaran kesabaran penulis dalam menunggu momen ketika inspirasi datang. Kesabaran adalah kunci dalam penciptaan seni, dan puisi ini menegaskan pentingnya kualitas ini dalam proses penulisan.

Pandangan yang Dalam: Baris "Menanti itu/Memandang jauh/Ke dalam inti" merujuk pada pandangan yang mendalam dan introspeksi diri. Seorang penulis perlu melihat jauh ke dalam dirinya sendiri untuk menemukan materi yang mendalam dan bermakna untuk puisi.

Pengorbanan dalam Seni: Puisi menggambarkan proses menulis sebagai pengorbanan. Terdapat frasa "Melepas bunyi/Menukarnya dengan kata" yang mencerminkan pengorbanan suara dan bunyi yang asli dalam pemikiran penulis untuk digantikan oleh kata-kata yang diolah dalam puisi.

Kebijaksanaan dan Derita: Kata "maklum" mengisyaratkan pemahaman dan kebijaksanaan penulis terhadap proses kreatif. Namun, pemilihan kata "derita" menggarisbawahi bahwa penciptaan puisi seringkali melibatkan pengorbanan dan upaya yang intens.

Samsara dan Pencarian Makna: Puisi mengacu pada konsep "samsara," yang merujuk pada lingkaran kelahiran, kematian, dan reinkarnasi dalam ajaran agama-agama tertentu. Ini menyoroti pencarian makna dalam proses penulisan dan konsep bahwa penulis terus-menerus mencari makna baru dalam setiap puisi yang mereka ciptakan.

Kesimpulan yang Terbuka: Puisi ini berakhir dengan kata "Tersesat di dunia," yang memberikan nuansa kebingungan dan penjelajahan dalam proses penulisan. Ini menunjukkan bahwa seni dan penciptaan puisi adalah perjalanan tanpa akhir yang penuh dengan penemuan dan eksplorasi.

Puisi "Pesilat" menghadirkan gambaran tentang pengalaman dan proses penulisan puisi. Penggunaan analogi pesilat dan bahasa yang mendalam mengungkapkan bahwa penciptaan seni memerlukan ketekunan, pengorbanan, dan pandangan yang mendalam ke dalam diri sendiri. Puisi ini merayakan proses kreatif dan kebijaksanaan penulis dalam menghadapi derita dan kebingungan dalam pencarian makna.

Ook Nugroho
Puisi: Pesilat
Karya: Ook Nugroho

Biodata Ook Nugroho:
  • Ook Nugroho lahir pada tanggal 7 April 1960 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.