Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta (Karya Deni Puja Pranata)

Puisi "Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta" karya Deni Puja Pranata mengangkat tema ketidakberdayaan dan penderitaan akibat perang. Dalam setiap baitnya
Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta

Aku yang tidak pernah jatuh cinta
dendang pagi dari hitungan telapak jari
aku yang tidak pernah jatuh cinta
dari kemurungan hari kusam dan sepi
aku yang tidak pernah jatuh cinta
pada teror dan perang tayangan televisi

Dan balada hutan kota ceritakan
air laut pasang dengan darah, karena setiap
kuncup bulan diterangi kilauan cahaya rudal
anak-anakpun hanya bisa meratapi kambing
yang digembalanya menjilat pasir, sebab,
ledakan menjadikan rumput coklat kering

Dari himpitan memori yang ia jumpai
di setiap detak saat pesawat tempur
berjarak seratus kaki dari rumah huniannya
dentuman peluru, kelumpuhan kota, tak ada hari raya
air matanya yang terbatas
daging kulitnya yang tak kebal jarum suntik
dan berikanlah aku segala cinta yang tak pernah patah

Bangkalan, 21 Juli 2014

Analisis Puisi:

Puisi "Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta" karya Deni Puja Pranata mengangkat tema ketidakberdayaan dan penderitaan akibat perang. Dalam setiap baitnya, terdapat refleksi tentang ketidakmungkinan merasakan cinta di tengah kekacauan dunia yang dipenuhi dengan konflik dan kehancuran.

Makna Tersirat

Puisi ini mengandung makna tersirat tentang realitas kehidupan yang keras, di mana perang dan kekerasan menggantikan kelembutan cinta. Penyair ingin menunjukkan bagaimana ketidakadilan dan penderitaan yang ditimbulkan oleh perang dapat merenggut kesempatan seseorang untuk merasakan kebahagiaan dan ketentraman.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang hidup dalam lingkungan penuh konflik dan peperangan. Ia tidak pernah jatuh cinta bukan karena ketidakmampuan untuk mencintai, tetapi karena kehidupannya dipenuhi dengan ketakutan, kehancuran, dan penderitaan akibat perang. Puisi ini menggambarkan kondisi yang tragis di mana perasaan cinta harus tersingkir oleh kenyataan hidup yang pahit.

Suasana dalam Puisi

Suasana yang tergambar dalam puisi ini adalah suasana suram, penuh kesedihan, ketakutan, dan kepasrahan. Dengan gambaran peperangan, kehancuran, dan penderitaan yang dialami oleh sang tokoh, puisi ini menghadirkan atmosfer yang mencekam dan menyayat hati.

Majas

Penyair menggunakan berbagai majas dalam puisi ini, salah satunya adalah metafora. Misalnya, "air laut pasang dengan darah" merupakan metafora yang menggambarkan kekerasan dan pertumpahan darah akibat perang. Selain itu, personifikasi juga digunakan dalam "kambing yang digembalanya menjilat pasir," yang menciptakan imaji kuat tentang kehancuran lingkungan akibat peperangan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini mengandung pesan yang kuat tentang dampak perang terhadap kemanusiaan. Penyair ingin menyampaikan bahwa konflik dan kekerasan merenggut kesempatan untuk merasakan kebahagiaan dan cinta. Melalui puisi ini, pembaca diajak untuk merenungkan betapa pentingnya perdamaian dan bagaimana perang menghancurkan kehidupan banyak orang, termasuk harapan mereka untuk merasakan cinta sejati.

Puisi "Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta" karya Deni Puja Pranata adalah karya yang menggambarkan penderitaan akibat perang dan kehancuran. Dengan penggunaan bahasa yang penuh makna dan majas yang kuat, puisi ini mampu menggugah emosi pembaca dan menyadarkan mereka akan realitas tragis yang dialami oleh korban peperangan. Puisi ini menjadi refleksi akan pentingnya perdamaian dalam kehidupan manusia.

Puisi: Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta
Puisi: Aku yang Tidak Pernah Jatuh Cinta
Karya: Deni Puja Pranata
© Sepenuhnya. All rights reserved.