Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Buku (Karya Agit Yogi Subandi)

Puisi "Buku" karya Agit Yogi Subandi menggambarkan buku sebagai entitas yang tidak hanya menyimpan pengetahuan, tetapi juga membuka cakrawala ...
Buku

Buku,
segumpal awan di cakrawala:
kepingan malam seseorang yang hilang.
engkaulah jiwa yang memperlihatkan
sebentuk bola kapas dari tubuhmu.
... tubuhmu segumpal awan
yang melahirkan petir, hujan dan mungkin
... tornado.
aku tak pernah tahu tentangmu,
bila tak bermimpi menggapai keluasan
... cakrawala,
membuatku melayang-layang
dalam ketakberhinggaan.
seperti engkau yang kerap merubah tubuhmu
pada musim-musim.
engkaulah kepingan-kepingan yang terhampar
... bagi penafsir surga dan neraka,
pembuka jalan bagi kembara yang tengah sangsi
akan pertanyaan dalam dadanya.
... engkaulah setitik lampu
bagi manusia yang menyusuri semesta.

2008

Analisis Puisi:

Puisi "Buku" karya Agit Yogi Subandi merupakan sebuah refleksi filosofis tentang makna buku dalam kehidupan manusia. Dengan gaya bahasa metaforis yang kuat, puisi ini menggambarkan buku sebagai entitas yang tidak hanya menyimpan pengetahuan, tetapi juga membuka cakrawala imajinasi dan pemahaman manusia.

Buku sebagai Simbol Kebebasan dan Luasnya Pengetahuan

Baris pertama, "Buku, segumpal awan di cakrawala," menggambarkan buku sebagai sesuatu yang luas dan tak terbatas. Seperti awan yang terus berubah bentuk, buku memberikan berbagai sudut pandang dan makna bagi pembacanya. Buku menjadi wadah bagi jiwa yang ingin mengeksplorasi dunia dan berpikir lebih dalam.

Transformasi dan Dinamika Ilmu Pengetahuan

Metafora "tubuhmu segumpal awan yang melahirkan petir, hujan dan mungkin tornado" menunjukkan bagaimana buku memiliki potensi besar dalam memicu perubahan. Buku dapat memberi pencerahan (hujan), menghasilkan gagasan yang menggelegar (petir), atau bahkan mengguncang pemikiran pembaca (tornado). Hal ini menegaskan bahwa buku adalah instrumen dinamis yang dapat mengubah perspektif seseorang.

Buku sebagai Jembatan Pemahaman dan Perenungan

Di baris "aku tak pernah tahu tentangmu, bila tak bermimpi menggapai keluasan cakrawala," penulis menunjukkan bahwa tanpa membaca dan menjelajahi isi buku, manusia akan tetap berada dalam ketidaktahuan. Buku memberikan kesempatan bagi seseorang untuk melampaui batas pikirannya sendiri dan meraih wawasan yang lebih luas.

Buku sebagai Penerang di Tengah Ketidakpastian

"Engkaulah kepingan-kepingan yang terhampar bagi penafsir surga dan neraka," menegaskan bahwa buku adalah sumber ilmu yang dapat digunakan untuk menafsirkan kehidupan. Dengan membaca, seseorang dapat menemukan arah, memahami kebenaran, dan menjawab pertanyaan dalam dirinya. Buku juga digambarkan sebagai "setitik lampu bagi manusia yang menyusuri semesta," yang berarti bahwa buku dapat menjadi penerang bagi siapa saja yang mencari makna dalam kehidupan.

Puisi "Buku" karya Agit Yogi Subandi menawarkan pandangan mendalam tentang peran buku dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan simbolisme awan, cakrawala, dan cahaya, puisi ini menggambarkan buku sebagai sumber inspirasi, transformasi, dan pencerahan bagi individu. Puisi ini mengingatkan kita bahwa membaca bukan sekadar aktivitas, melainkan sebuah perjalanan menuju pemahaman yang lebih luas dan dalam tentang dunia dan diri sendiri.

Agit Yogi Subandi
Puisi: Buku
Karya: Agit Yogi Subandi
© Sepenuhnya. All rights reserved.