Sumber: Konsierto di Kyoto (2015)
Analisis Puisi:
Puisi "Carla dan Kunto" karya Mochtar Pabottingi adalah sebuah narasi puitis yang mengangkat tema cinta, perpisahan, dan pergulatan identitas dalam hubungan manusia. Melalui gaya bahasa yang melankolis dan simbolisme mendalam, puisi ini menggambarkan dinamika hubungan antara dua tokoh, Carla dan Kunto, yang terjalin dalam kebersamaan sesaat namun sarat makna.
A. Pertemuan dan Ketertarikan
Bagian pertama menggambarkan pertemuan Carla dan Kunto di sebuah bandara. Kunto mengalami daya tarik yang begitu kuat terhadap Carla, digambarkan melalui metafora burung flamingo yang bergegas menyerbu mata air Sahara. Ini melambangkan gairah dan ketertarikan yang instan dan tak tertahankan.
B. Percakapan dan Kedekatan
Pada bagian ini, terjadi percakapan antara Carla dan Kunto. Mereka membahas buku The Chrysanthemum and the Sword, yang mengacu pada konsep budaya Jepang tentang kehormatan dan konflik identitas. Simbolisme ini penting dalam memahami pergulatan Kunto dengan identitasnya sendiri. Kedekatan mereka tidak hanya bersifat fisik tetapi juga intelektual dan emosional, seperti yang ditunjukkan dalam frasa orkestra ragawi yang sempurna.
C. Kesadaran dan Perpisahan yang Tak Terhindarkan
Carla menyadari bahwa hubungan mereka mungkin tidak akan berlanjut, sementara Kunto masih berusaha menyangkalnya. Carla mempertanyakan apakah Kunto mempercayai makoto—konsep ketulusan dalam budaya Jepang. Kunto, yang merasa terombang-ambing antara identitas Jawanya dan pengaruh budaya lain, tidak mampu memberikan jawaban pasti. Ini menandakan pergolakan batinnya terhadap cinta, budaya, dan eksistensinya sendiri.
D. Perpisahan dan Duka yang Menyelimuti
Bagian terakhir adalah momen perpisahan yang menyayat hati. Carla dan Kunto berpisah di bandara, dan duka mereka menyatu meski terpisah ribuan mil. Simbol-simbol seperti lantun Barcarolle dan lengking kereta-api senja lintas gurun memperkuat kesedihan yang mendalam.
Tema dan Makna Puisi
Puisi ini menyentuh beberapa tema utama:
- Cinta dan Perpisahan – Hubungan Carla dan Kunto diwarnai oleh gairah, kedekatan emosional, tetapi juga kesadaran bahwa perpisahan tak terelakkan.
- Identitas dan Budaya – Kunto mengalami dilema identitas antara menjadi orang Jawa dan terpengaruh oleh budaya lain.
- Makna Keintiman – Carla ingin mempertahankan hubungan dalam bentuk persahabatan, tetapi Kunto tidak dapat menyangkal bahwa ketertarikannya lebih dari itu.
Gaya Bahasa dan Simbolisme
Mochtar Pabottingi menggunakan banyak metafora dan simbol untuk memperkuat nuansa emosional dalam puisi ini:
- Burung flamingo menyerbu mata air Sahara – Melambangkan hasrat yang tak terbendung.
- Deretan poplar merunduk – Menunjukkan kesedihan dan perpisahan.
- Lantun Barcarolle dan lengking kereta-api senja – Melukiskan duka dan kesepian pasca perpisahan.
Puisi "Carla dan Kunto" adalah puisi yang indah dan penuh makna tentang cinta yang bersemi sesaat tetapi berakhir dalam perpisahan. Mochtar Pabottingi dengan cermat menggambarkan kompleksitas hubungan manusia, pergulatan identitas, dan kedalaman emosi dalam momen kebersamaan yang singkat. Puisi ini tidak hanya bercerita tentang dua individu, tetapi juga menyentuh aspek universal tentang cinta, kehilangan, dan makna keberadaan.
Karya: Mochtar Pabottingi
Biodata Mochtar Pabottingi:
- Mochtar Pabottingi lahir pada tanggal 17 Juli 1945 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
