Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Doa Pembakaran (Karya Abrar Yusra)

Puisi "Doa Pembakaran" Karya Abrar Yusra menggambarkan semangat perjuangan dan harapan untuk memperoleh pencerahan dalam menjalani kehidupan.
Doa Pembakaran

        Api apa membakar? Membuat darah panas dan bergolak
di urat-urat nadi?
        Api apa membakar diri? Membakar gelap ini?
        Api apa menerangi mimpi-mimpi?
        (Dalam malam dan bakar menerangi
kulihat jalan kulihat aku lewat dan mencari-cari
arah yang pasti kepadamu dan kepada
Mu -- dan betapa kaki-kaki langit
berbaur remang dan gelap
berganti-ganti!)
        Berilah aku benderang yang lebih benderang
lagi! Sebab hidup adalah bakar maka bakarlah aku
Bakar dan bakarlah! Beri aku benderang yang lebih
dari matahari! Ben aku benderangku sendiri untuk menyigi
dunia berlekuk dan bersegi, untuk menyigi
dunia cinta dan mimpi-mimpi!

9 Desember 1984

Sumber: Horison (Juni, 1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Doa Pembakaran" Karya Abrar Yusra memiliki tema tentang pencarian makna hidup dan cahaya penerang dalam kegelapan. Penyair menggambarkan semangat perjuangan dan harapan untuk memperoleh pencerahan dalam menjalani kehidupan.

Makna Tersirat

Dalam puisi ini, api melambangkan semangat, perjuangan, dan pencarian makna hidup. Penyair mengajukan pertanyaan tentang api yang membakar dan menerangi, yang dapat diartikan sebagai keinginan untuk mendapatkan cahaya dalam kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian. Puisi ini mencerminkan pergulatan batin seseorang yang mencari arah dan kepastian dalam hidupnya.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang berada dalam kondisi kegelapan, baik secara fisik maupun batin, dan ingin menemukan terang yang lebih benderang. Ia meminta api untuk membakar dan menerangi jalannya agar bisa melihat dengan lebih jelas tujuan hidupnya. Puisi ini juga menggambarkan keinginan untuk memperoleh cahaya yang lebih besar dari sekadar matahari, yang bisa diartikan sebagai pencarian spiritual atau kebijaksanaan yang lebih tinggi.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini penuh dengan kegelisahan dan pencarian. Terdapat nuansa perjuangan dan harapan, di mana penyair menunjukkan kerinduan untuk memperoleh kepastian dan bimbingan dalam hidupnya.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya semangat dalam mencari makna hidup. Hidup diibaratkan sebagai api yang membakar, dan manusia harus membiarkan dirinya terbakar oleh semangat dan perjuangan agar dapat menemukan pencerahan dan arah yang benar.

Imaji

Puisi ini menggunakan imaji api yang kuat, yang menciptakan gambaran visual tentang pembakaran, cahaya, dan kegelapan yang bergantian. Imaji ini menggambarkan pertarungan antara keputusasaan dan harapan, serta keinginan untuk menemukan jalan yang benar.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini antara lain:
  • Metafora – "Sebab hidup adalah bakar maka bakarlah aku" menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan dengan penuh semangat.
  • Repetisi – Kata "bakar" dan "benderang" yang diulang-ulang menegaskan makna perjuangan dan pencarian cahaya dalam kehidupan.
  • Personifikasi – "Beri aku benderang yang lebih dari matahari!" memberikan sifat manusiawi pada matahari, seolah-olah ia memiliki tingkatan cahaya yang bisa ditingkatkan lebih jauh.
Puisi "Doa Pembakaran" karya Abrar Yusra merupakan ungkapan mendalam tentang perjuangan menemukan cahaya dalam hidup. Melalui metafora api dan cahaya, puisi ini menggambarkan perjalanan batin manusia yang ingin memahami arti keberadaan dan mencapai kesadaran yang lebih tinggi.

Abrar Yusra
Puisi: Doa Pembakaran
Karya: Abrar Yusra

Biodata Abrar Yusra:
  • Abrar Yusra lahir pada tanggal 28 Maret 1943 di Lawang Matur, Agam, Sumatra Barat.
  • Abrar Yusra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2015 di Bogor, Jawa Barat (pada umur 72 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.