Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (Karya Bung Karno)

Puisi "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" merupakan refleksi mendalam Bung Karno mengenai pentingnya sejarah dalam kehidupan sebuah bangsa.

Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah


Sekali lagi saya ulangi kalimat ini
membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau
hal itu tidak mungkin
sebab kemajuan yang kita miliki sekarang ini
adalah akumulasi dari pada hasil-hasil
perjuangan di masa yang lampau

Seorang pemimpin yaitu Abraham Lincoln berkata:
"One connot escape history"
orang tak dapat melepaskan diri dari sejarah
Saya pun berkata demikian!
Tetapi saya tambah. Bukan saja
"One connot escape history"
tetapi saya tambah: "Never leave history"
Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!
Jangan sekali-kali meninggalkan sejarahmu yang sudah!
Hai bangsaku, karena jika engkau meninggalkan yang sudah,
engkau akan berdiri di atas vacuum
engkau akan berdiri di atas kekosongan
lantas engkau menjadi bingung dan perjuanganmu
paling-paling hanya akan berupa amuk
amuk belaka
Amuk, seperti kera kejepit di dalam gelap!

Sumber: Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002)

Catatan:
Buku Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002) dihimpun oleh Maman S. Tegeg. Maman merangkai tulisan-tulisan (termasuk pidato) karya Bung Karno (yang dikutip dari berbagai sumber) menjadi bentuk sajak/puisi.

Analisis Puisi:

Puisi "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" merupakan refleksi mendalam Bung Karno mengenai pentingnya sejarah dalam kehidupan sebuah bangsa. Ia menegaskan bahwa tanpa memahami dan menghargai sejarah, sebuah bangsa akan kehilangan arah dan jatuh ke dalam kebingungan.

Tema Puisi

Puisi ini mengangkat beberapa tema utama, antara lain:
  1. Pentingnya Sejarah dalam Identitas Bangsa – Bung Karno menekankan bahwa sejarah adalah fondasi utama yang menopang keberlanjutan suatu bangsa.
  2. Hubungan Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan – Kemajuan yang dicapai hari ini merupakan hasil dari perjuangan di masa lalu, dan melupakan sejarah berarti mengabaikan akar dari pencapaian tersebut.
  3. Bahaya Mengabaikan Sejarah – Jika suatu bangsa melupakan sejarahnya, maka ia akan kehilangan arah dan hanya terjebak dalam kekacauan yang tidak berarti.

Makna Puisi

Puisi ini memiliki makna yang kuat terkait dengan urgensi memahami sejarah dan mengambil pelajaran darinya:

"Membuang hasil-hasil positif dari masa yang lampau / hal itu tidak mungkin"

Menunjukkan bahwa sejarah bukan sesuatu yang bisa dihapus atau diabaikan begitu saja.

"Kemajuan yang kita miliki sekarang ini / adalah akumulasi dari pada hasil-hasil perjuangan di masa yang lampau"

Menegaskan bahwa setiap pencapaian bangsa saat ini adalah hasil dari pengorbanan para pendahulu.

"One cannot escape history" / "Never leave history"

Kutipan dari Abraham Lincoln ini menegaskan bahwa sejarah akan selalu menjadi bagian dari kehidupan suatu bangsa, dan Bung Karno menambahkan bahwa sejarah tidak hanya harus diakui, tetapi juga harus dijaga dan dihormati.

"Jika engkau meninggalkan yang sudah, / engkau akan berdiri di atas vacuum"

Mengingatkan bahwa tanpa sejarah, bangsa akan kehilangan dasar pijakan dan arah perjuangan.

"Perjuanganmu paling-paling hanya akan berupa amuk / Amuk, seperti kera kejepit di dalam gelap!"

Bung Karno menggunakan metafora yang kuat untuk menggambarkan akibat dari melupakan sejarah, yaitu kekacauan tanpa arah, seperti hewan yang panik dalam kegelapan.

Makna Tersirat

Di balik pesan eksplisitnya, puisi ini juga mengandung makna tersirat yang mendalam:
  1. Sejarah adalah panduan untuk masa depan – Tanpa memahami sejarah, bangsa tidak akan tahu arah yang harus ditempuh.
  2. Menghargai jasa para pendahulu adalah kewajiban generasi penerus – Bung Karno ingin menekankan bahwa generasi saat ini harus menghormati dan melanjutkan perjuangan para pahlawan.
  3. Mengabaikan sejarah berujung pada kehancuran – Jika suatu bangsa tidak belajar dari sejarahnya, ia akan mengulangi kesalahan yang sama dan terjebak dalam kekacauan.
  4. Kepemimpinan yang bijak harus berbasis pada sejarah – Pemimpin yang tidak memahami sejarah akan kehilangan legitimasi dan arah dalam memimpin bangsanya.
Puisi ini bercerita tentang pentingnya sejarah dalam membentuk identitas, arah, dan perjuangan sebuah bangsa. Bung Karno memperingatkan bahwa bangsa yang melupakan sejarahnya akan kehilangan arah dan jatuh dalam kekacauan.

Bung Karno mengajarkan bahwa setiap pencapaian yang kita miliki saat ini adalah hasil dari pengorbanan masa lalu, dan menghargai sejarah adalah bagian dari menjaga kejayaan bangsa di masa depan.

Ir. Soekarno
Puisi: Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah
Karya: Bung Karno

Biodata Bung Karno/Ir. Soekarno:
  • Ir. Soekarno (EYD: Sukarno) merupakan Presiden Indonesia (1945-1967).
  • Ir. Soekarno, sering disapa Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Soerabaja, Oost Java, Hindia Belanda.
  • Ir. Soekarno meninggal dunia karena gangguan ginjal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.