Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Kamar Mandi (Karya Alex R. Nainggolan)

Puisi "Kamar Mandi" karya Alex R. Nainggolan mengajak kita untuk memahami bahwa setiap ruang yang kita tempati, bahkan kamar mandi sekalipun, bisa ...
Kamar Mandi

kerapkali ia berkaca di kamar mandi
mengenangkan masa kanak
mendadak tubuhnya menjelma lingkaran
bermain dalam hujan
dengan genangan tubuh yang basah

ia mengusap lelah
gemericik air
sunyi yang ruap seketika
bau sabun dan rasa menthol pasta gigi
dan sebuah hari yang lepas dari kepalanya
atau sehelai uban yang tiba-tiba mengeras
tak bisa diremas

suara air
ingatan tentang pidato presiden
belum juga tanak
langkah waktu membatu
lalui ia guyur kepalanya
agar lembab terjerat
supaya embun bersemayam di situ

bayangan tentang suara tembakan
mayat yang terapung
ia menghirup dalam-dalam kamar mandi

dan kembali berkaca
hanya ada masalalu
yang bernapas setiap kali rembesan air
terhampar di badannya

Edelweis, 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Kamar Mandi" karya Alex R. Nainggolan adalah sebuah karya yang penuh dengan refleksi diri, kenangan masa lalu, dan simbolisme yang kuat. Melalui gambaran sederhana tentang kamar mandi, penyair membawa pembaca menyelami perjalanan batin seseorang yang merenungkan kehidupannya.

Simbolisme Kamar Mandi sebagai Ruang Refleksi

Kamar mandi dalam puisi ini bukan sekadar tempat membersihkan diri, tetapi juga menjadi ruang privat bagi seseorang untuk merenung. Penyair menyoroti bagaimana kamar mandi menjadi tempat untuk berkaca—baik secara harfiah maupun metaforis. Dalam suasana ini, kenangan masa kanak-kanak, kelelahan, dan bahkan bayangan masa lalu yang traumatis menyeruak ke permukaan.

Ingatan yang Menghantui

Dalam puisi ini, air menjadi metafora bagi ingatan yang mengalir dan tak terbendung. "Gemericik air, sunyi yang ruap seketika" menunjukkan bahwa ada kenangan yang selalu hadir di benak sang tokoh. Bahkan, aroma sabun dan rasa menthol pasta gigi dapat memicu kilasan ingatan tertentu. Ini menunjukkan bahwa pengalaman masa lalu sering kali muncul tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari.

Kritik Sosial dalam Bayangan Tembakan dan Mayat Terapung

Pada bagian akhir puisi, suasana berubah menjadi lebih gelap dengan munculnya gambaran "suara tembakan" dan "mayat yang terapung." Ini bisa dimaknai sebagai refleksi dari peristiwa sosial atau politik yang pernah terjadi. Penyair tampaknya mengangkat bagaimana sejarah kelam tetap membayangi kehidupan manusia, bahkan dalam momen yang tampak sederhana seperti mandi.

Makna dan Interpretasi

Puisi ini menggambarkan bagaimana masa lalu selalu hadir dalam kehidupan seseorang, baik dalam bentuk kenangan manis maupun trauma. Kamar mandi, sebagai tempat yang intim dan personal, menjadi ruang bagi seseorang untuk berhadapan dengan dirinya sendiri, menghadapi segala kenangan yang muncul di sela-sela kesunyian.

Selain itu, puisi ini juga menyoroti bagaimana sejarah—baik yang bersifat personal maupun kolektif—mempengaruhi cara seseorang memandang dunia. Kritik sosial yang tersirat dalam puisi ini memberi dimensi lebih luas terhadap maknanya, mengingatkan pembaca bahwa ingatan kolektif tentang tragedi atau peristiwa sosial tertentu tidak pernah benar-benar hilang.

Puisi "Kamar Mandi" karya Alex R. Nainggolan adalah puisi yang kaya akan simbolisme dan makna. Dengan bahasa yang sederhana tetapi kuat, penyair berhasil menggambarkan refleksi diri yang mendalam serta bagaimana masa lalu terus menghantui kehidupan seseorang. Puisi ini mengajak kita untuk memahami bahwa setiap ruang yang kita tempati, bahkan kamar mandi sekalipun, bisa menjadi tempat bagi perjalanan batin dan perenungan yang mendalam.

Alex R. Nainggolan
Puisi: Kamar Mandi
Karya: Alex R. Nainggolan
© Sepenuhnya. All rights reserved.