Sumber: Dendang Kabut Senja (1985)
Analisis Puisi:
Puisi "Kami" karya Mansur Samin adalah sebuah pengamatan dalam dan reflektif tentang perjuangan manusia dalam menjaga bumi, menemukan arti kehidupan, dan menantang ketidakadilan.
Perlindungan Bumi: Puisi dimulai dengan pengakuan bahwa "Kami tak sia-sia mempertahankan bumimu ini." Ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan keberlanjutan bumi. Para penulis, atau "kami", menunjukkan kesungguhan mereka dalam melindungi alam dan menjaga keberlangsungan hidup.
Pencarian Makna dan Kebenaran: Puisi menyoroti pencarian makna hidup di tengah keramaian dunia yang penuh dengan kebingungan dan kekacauan. Para penulis mencari keindahan dalam sederhana dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menolak kebingungan dan mencari arti yang lebih dalam di balik segala sesuatu.
Kritik terhadap Kekacauan Manusia: Puisi juga mengeksplorasi kekacauan dan kekecewaan dalam hubungan manusia dengan dunia dan dengan diri mereka sendiri. Ada ungkapan tentang kehilangan keindahan alami dunia dan keputusasaan terhadap keadaan dunia yang tercabik-cabik oleh konflik dan kekacauan.
Panggilan untuk Aksi dan Penyadaran: Puisi ini menyuarakan panggilan kepada para penyair dan individu untuk bangkit dan mengambil sikap terhadap ketidakadilan dan penderitaan di dunia. Para penulis menyerukan agar makna kehidupan kembali ditemukan dalam kesederhanaan, dan untuk berjuang mengembalikan keadilan dan martabat manusia.
Kesimpulan yang Puitis: Dengan kata-kata yang menggetarkan, puisi ini menyimpulkan bahwa "Kami tak sia-sia mempertaruhkan jiwa ini" untuk mencari dan memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Ini adalah panggilan untuk bertindak dan untuk membawa kembali makna pada pencapaian sederhana, bahkan di tengah kesulitan dan kegelisahan.
Puisi "Kami" menghadirkan suara yang kuat dan memotivasi untuk bertindak dalam menghadapi tantangan zaman dan menjaga nilai-nilai kebaikan serta keadilan dalam kehidupan.
Puisi: Kami
Karya: Mansur Samin
Biodata Mansur Samin:
- Mansur Samin mempunyai nama lengkap Haji Mansur Samin Siregar;
- Mansur Samin lahir di Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara pada tanggal 29 April 1930;
- Mansur Samin meninggal dunia di Jakarta, 31 Mei 2003;
- Mansur Samin adalah anak keenam dari dua belas bersaudara dari pasangan Haji Muhammad Samin Siregar dan Hajjah Nurhayati Nasution;
- Mansur Samin adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.