Lampu Tiang Listrik
Lampu tiang listrik yang suka menyala di malam hari
yang berdiri tegak di tepi-tepian jalan
tak jenuh-jenuhnya menyala dan menerangi
kendaraan-kendaraan yang merayap di atas jalan.
di malam hari, lampu tiang listrik yang suka menyala
tak bosan-bosannya mencintai
dan menyebut jalan adalah kekasih
kita tak sempat menyadari peranan mereka
2025
Analisis Puisi:
Puisi "Lampu Tiang Listrik" karya Darwanto mengungkapkan keindahan dalam hal-hal yang sering dianggap sepele dan terabaikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui simbol lampu tiang listrik yang menyala di malam hari, Darwanto membawa pembaca untuk merenung tentang keteguhan, pengorbanan, dan peran-peran kecil yang mungkin tidak kita sadari tetapi sangat berarti dalam kehidupan kita. Puisi ini mengajarkan kita untuk lebih memperhatikan hal-hal kecil yang memberikan dampak besar, meskipun mereka sering kali tidak mendapatkan perhatian yang layak.
Lampu Tiang Listrik: Simbol Kehidupan yang Tak Pernah Padam
Puisi ini dimulai dengan gambaran tentang lampu tiang listrik yang menyala di malam hari. Lampu tiang listrik bukanlah benda yang baru atau langka. Kita semua sering melihatnya ketika melewati jalan-jalan kota atau desa di malam hari. Namun, dalam puisi ini, lampu tersebut diangkat menjadi simbol yang lebih dalam—sebuah gambaran tentang keteguhan dan konsistensi dalam menjalani tugasnya. Lampu tiang listrik, yang berdiri tegak di tepi-tepi jalan, tidak mengenal lelah. Ia terus menerangi jalanan yang dilalui oleh kendaraan yang merayap di malam hari.
Keteguhan lampu tiang listrik dalam menyala tanpa henti merupakan simbol dari peran-peran yang tidak selalu terlihat, namun sangat penting dalam menjaga kelancaran dan kenyamanan hidup kita sehari-hari. Ia menyinari jalan tanpa mengeluh, tanpa mengharapkan pujian atau perhatian. Dalam kehidupan kita, ada banyak hal seperti lampu tiang listrik yang berfungsi dengan sempurna tanpa pernah dianggap atau dihargai. Puisi ini mengajak kita untuk lebih menghargai hal-hal kecil yang sering kali kita anggap remeh.
Cinta yang Tersembunyi dalam Setiap Nyala
Salah satu aspek yang menarik dalam puisi ini adalah cara Darwanto menggambarkan lampu tiang listrik yang "tak bosan-bosannya mencintai." Di sini, lampu tiang listrik bukan hanya digambarkan sebagai objek yang fungsional, tetapi juga sebagai entitas yang penuh dengan cinta dan pengabdian. Cinta dalam puisi ini bukanlah cinta dalam pengertian romantis biasa, melainkan cinta yang mengalir dalam setiap tindakan yang dilakukan dengan penuh kesungguhan. Lampu tiang listrik "mencintai" jalan dengan cara yang paling sederhana: menyinari, memberi penerangan agar perjalanan orang lain menjadi lebih mudah dan aman.
Makna cinta yang tersembunyi dalam puisi ini mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang hubungan kita dengan dunia sekitar. Banyak sekali bentuk cinta yang tak tampak, tetapi hadir dalam bentuk tindakan nyata yang memberi manfaat bagi orang lain. Cinta dalam puisi ini tidak terbatas pada perasaan atau kata-kata, tetapi pada tindakan yang terus-menerus, tak mengenal lelah, dan tanpa pamrih.
Jalan sebagai Kekasih: Hubungan yang Tak Terlihat
Darwanto juga menulis, "menyebut jalan adalah kekasih." Ini adalah gambaran yang kuat tentang hubungan antara lampu tiang listrik dan jalan yang ia terangi. Jalan di sini bukan hanya objek fisik, tetapi juga sebuah metafora untuk kehidupan itu sendiri. Jalan adalah tempat orang berjalan, beraktivitas, mencari tujuan, dan melalui berbagai rintangan. Lampu tiang listrik, dengan kesetiaannya untuk menyinari, dapat dianggap sebagai penjaga setia yang menemani perjalanan itu. Cinta antara lampu tiang listrik dan jalan adalah bentuk hubungan yang saling melengkapi, di mana satu pihak memberikan penerangan dan keamanan, sementara pihak lainnya menjadi tempat bagi penerangan itu untuk memberikan manfaat.
Puisi ini mengajak pembaca untuk melihat bahwa hubungan antara objek-objek di dunia ini bisa lebih dalam dari apa yang tampak di permukaan. Cinta tidak selalu berarti ikatan emosional langsung antara dua individu, tetapi bisa juga dilihat dalam bentuk pengabdian yang memberi manfaat bagi banyak orang tanpa mengharapkan imbalan.
Peran yang Tak Tampak: Penghargaan untuk Hal-hal Kecil
Salah satu pesan utama dalam puisi ini adalah untuk tidak mengabaikan peran-peran yang tampaknya kecil dan tidak terlihat, namun memiliki dampak besar dalam kehidupan kita. Lampu tiang listrik adalah contoh yang sangat baik dari hal ini. Ia tidak pernah mendapat perhatian, tidak pernah disorot oleh media atau masyarakat, namun tanpa keberadaannya, malam akan menjadi gelap dan perjalanan kita akan penuh dengan ketidakpastian.
Sering kali kita lupa untuk menghargai hal-hal kecil yang bekerja di balik layar, seperti lampu tiang listrik, yang terus memberi tanpa henti. Melalui puisi ini, Darwanto mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap hal-hal yang mungkin tidak selalu tampak jelas, tetapi sangat penting dalam menjaga keseimbangan kehidupan kita.
Puisi "Lampu Tiang Listrik" karya Darwanto mengajak kita untuk merenung tentang peran-peran kecil dalam kehidupan yang sering kali tidak kita sadari. Melalui simbol lampu tiang listrik, puisi ini menunjukkan keteguhan, pengabdian, dan cinta yang tersembunyi dalam tindakan-tindakan sederhana yang memberi dampak besar. Lampu tiang listrik, meskipun hanya berfungsi untuk menerangi jalan, memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Puisi ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai hal-hal kecil, karena sering kali, hal-hal yang tidak kita perhatikan adalah yang paling memberi pengaruh dalam hidup kita.
Karya: Darwanto
Biodata Darwanto:
- Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.