Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Maka Ramadhan Pun Usai (Karya Beni R. Budiman)

Puisi "Maka Ramadhan Pun Usai" merangkum momen akhir Ramadhan dengan kepedihan, introspeksi spiritual, dan harapan akan kehadiran Allah dalam ...
Maka Ramadhan Pun Usai

Maka ramadhan pun usai, bisik angin. Daun-daun
Sangsai melambai. Lalu aku pun lunglai. Di luar,
Anak-anak menyalakan kembang api dan mercon untuk
Terakhir kali. Dan diam-diam aku meracau dalam
Takbir sendiri: "Tuhan, aku baru bisa haus dan lapar!"

Ah, baru haus, baru lapar. Tak ada lagi kupunya
Hanya itu kubisa. Dan, ini untuk-Mu, Tuhan
Hanya pada-Mu ...
Amin.

1994-1995

Analisis Puisi:

Puisi "Maka Ramadhan Pun Usai" karya Beni R. Budiman adalah refleksi yang menggambarkan momen akhir bulan suci Ramadhan dan maknanya dalam kehidupan seseorang.

Penutupan Ramadhan dengan Kesedihan: Puisi ini membawa pembaca pada suasana akhir Ramadhan yang sarat dengan rasa sedih dan kehampaan. Dengan menggambarkan daun-daun yang melambai dan anak-anak yang menyalakan kembang api untuk terakhir kalinya, puisi menciptakan atmosfer perpisahan yang melankolis.

Kehausan dan Kelaparan Spiritual: Dalam momen ini, penyair mengungkapkan perasaan haus dan lapar yang baru dirasakan setelah Ramadhan berakhir. Namun, kehausan dan kelaparan yang ia sebutkan tidak bersifat fisik, melainkan spiritual. Ia merasa haus dan lapar akan kehadiran Tuhan, haus akan rahmat-Nya, dan lapar akan kehadiran-Nya dalam hidupnya.

Ungkapan Ketergantungan dan Kehadiran Tuhan: Dalam takbirnya, penyair mengungkapkan ketergantungan dan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Ia merasa bahwa segala yang ia miliki, termasuk rasa haus dan lapar spiritualnya, hanya bisa ditujukan kepada Tuhan. Ungkapan "Hanya pada-Mu" menegaskan bahwa ia mencari kedamaian dan pemenuhan dari Allah semata.

Kesimpulan Spiritual: Puisi ini menggambarkan momen introspeksi dan kebersamaan dengan Tuhan di akhir Ramadhan. Meskipun Ramadhan berakhir, hubungan spiritual dengan Tuhan tetap terjaga. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna spiritualitas, ketergantungan pada Tuhan, dan kesempurnaan dalam menghadapi perpisahan dengan bulan suci.

Pesan Kehidupan: Pesan yang tersirat dari puisi ini adalah pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Tuhan tidak hanya selama Ramadhan, tetapi juga sepanjang tahun. Selain itu, puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya berserah kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, bahkan dalam kesedihan dan kekosongan.

Puisi "Maka Ramadhan Pun Usai" merangkum momen akhir Ramadhan dengan kepedihan, introspeksi spiritual, dan harapan akan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah pengingat akan pentingnya menjaga hubungan spiritual dan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam setiap langkah hidup.

Puisi
Puisi: Maka Ramadhan Pun Usai
Karya: Beni R. Budiman

Biodata Beni R. Budiman:
  • Beni R. Budiman lahir di desa Dawuan, Kadipaten, Majalengka, pada tanggal 10 September 1965.
  • Beni R. Budiman meninggal dunia di Bandung pada tanggal 3 Desember 2002.
© Sepenuhnya. All rights reserved.