Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Menabung (Karya Budi Wahyono)

Puisi "Menabung" karya Budi Wahyono mengajarkan bahwa menabung bukan hanya soal menyimpan uang, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mengelola ...

Menabung


Menabung tidak harus dalam bentuk
recehan uang yang terlihat menumpuk
yang kamu masukkan dalam bumbung
sampai bunyinya terdengar membubung
atau dalam lekukan rapat sampul kertas payung buku
seperti cerita kakek-nenek zaman dahulu
        Menabung, seperti pengalaman paman tani
        bisa kamu pikirkan untuk membeli hewan-unggas kesayangan
        semacam ayam, bebek, entok - lengkap ditingkah suara petog-petog
Lalu bayangkanlah dengan imajinasi indah
Unggas-unggas itu akan bertelur. Beranak pinak. Menyeruak kandang belakang rumah
dan kalian pasti akan gembira menghitung pundi-pundi rupiah
siapa tahu akan kalian dapatkan gemuk tabungan menjadi kambing-kambing
yang embiknya indah melengking nyaring?
Ya, gurau kambing-kambing itu akan terus bergaung
memberi tanda bahwa siapa yang menabung akan meraup untung.

Wonogiri, 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Menabung" karya Budi Wahyono memberikan perspektif unik tentang konsep menabung. Penyair tidak hanya membahas menabung dalam arti konvensional, tetapi juga menyoroti cara-cara kreatif untuk menyimpan dan mengembangkan kekayaan. Puisi ini menggambarkan menabung sebagai proses yang alami, berkelanjutan, dan memberikan manfaat jangka panjang.

Menabung Tidak Selalu Berupa Uang

Pada bagian awal puisi, penyair menegaskan bahwa menabung tidak harus berbentuk uang receh yang dikumpulkan dalam celengan atau disimpan dalam buku tabungan:

Menabung tidak harus dalam bentuk
recehan uang yang terlihat menumpuk
yang kamu masukkan dalam bumbung
sampai bunyinya terdengar membubung

Puisi ini mengingatkan kita bahwa konsep menabung jauh lebih luas daripada hanya menyimpan uang di celengan atau bank. Ada banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk menyimpan nilai dan kekayaan.

atau dalam lekukan rapat sampul kertas payung buku
seperti cerita kakek-nenek zaman dahulu

Bagian ini juga menunjukkan bahwa menabung telah menjadi kebiasaan turun-temurun yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, cara menabung bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Menabung Melalui Investasi Produktif

Dalam bait berikutnya, penyair memperkenalkan konsep menabung dalam bentuk investasi yang lebih produktif, seperti beternak unggas:

Menabung, seperti pengalaman paman tani
bisa kamu pikirkan untuk membeli hewan-unggas kesayangan
semacam ayam, bebek, entok - lengkap ditingkah suara petog-petog

Alih-alih hanya menyimpan uang, penyair menyarankan metode menabung yang lebih aktif, seperti membeli hewan ternak. Hewan-hewan ini dapat berkembang biak dan menghasilkan keuntungan di masa depan.

Metafora suara petog-petog (suara ayam bertelur) menggambarkan harapan dan prospek keuntungan dari investasi yang dilakukan dengan cermat.

Pertumbuhan dan Hasil dari Menabung

Pada bagian ini, penyair mengajak pembaca untuk membayangkan hasil yang bisa diperoleh dari investasi tersebut:

Lalu bayangkanlah dengan imajinasi indah
Unggas-unggas itu akan bertelur. Beranak pinak. Menyeruak kandang belakang rumah

Puisi ini menggambarkan bagaimana sesuatu yang kecil bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar jika dikelola dengan baik. Ini adalah filosofi dasar dalam menabung dan berinvestasi: sesuatu yang dimulai dengan kecil bisa tumbuh dan memberikan hasil yang melimpah.

dan kalian pasti akan gembira menghitung pundi-pundi rupiah
siapa tahu akan kalian dapatkan gemuk tabungan menjadi kambing-kambing
yang embiknya indah melengking nyaring?

Bagian ini memperlihatkan bagaimana keuntungan kecil dari menabung atau investasi awal bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar, seperti membeli kambing. Kambing ini nantinya bisa dijual atau dikembangbiakkan lebih lanjut, sehingga menciptakan kekayaan yang lebih besar.

Menabung sebagai Kunci Kesuksesan

Pada bagian akhir puisi, penyair menekankan bahwa menabung adalah kunci untuk memperoleh keuntungan:

Ya, gurau kambing-kambing itu akan terus bergaung
memberi tanda bahwa siapa yang menabung akan meraup untung.

Baris ini mengandung pesan moral yang kuat bahwa menabung, dalam bentuk apa pun, pada akhirnya akan membawa manfaat. Gambaran suara kambing yang terus bergaung melambangkan kesuksesan dan kesejahteraan yang dapat dicapai melalui kebiasaan menabung.

Relevansi Puisi dengan Kehidupan Modern

Puisi Menabung karya Budi Wahyono memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menabung dan berinvestasi dengan cara yang kreatif. Dalam kehidupan modern, kita bisa menerapkan pesan dari puisi ini dengan berbagai cara:
  1. Menabung dalam bentuk aset produktif: Seperti dalam puisi, kita bisa menabung dengan cara berinvestasi, misalnya dalam bentuk ternak, properti, atau saham.
  2. Menanam modal dalam pendidikan: Ilmu dan keterampilan adalah investasi jangka panjang yang dapat memberikan keuntungan di masa depan.
  3. Mengembangkan usaha kecil: Menabung tidak selalu berarti menyimpan uang di bank, tetapi juga bisa dalam bentuk modal usaha kecil yang berpotensi berkembang.
  4. Menabung untuk masa depan yang lebih baik: Dengan kebiasaan menabung, kita bisa menciptakan keamanan finansial dan meningkatkan kualitas hidup.
Puisi "Menabung" karya Budi Wahyono mengajarkan bahwa menabung bukan hanya soal menyimpan uang, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat mengelola sumber daya yang ada untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

Melalui metafora ayam, bebek, dan kambing, penyair menggambarkan bahwa menabung dengan cara yang produktif dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa menabung adalah kunci kesuksesan dan kesejahteraan, baik dalam bentuk uang maupun aset produktif lainnya.

Dengan menerapkan konsep menabung dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak hanya bisa mencapai kestabilan finansial, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik.

Budi Wahyono
Puisi: Menabung
Karya: Budi Wahyono
© Sepenuhnya. All rights reserved.