Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Menanam Cinta pada Ramadhan (Karya Mustafa Ismail)

Puisi "Menanam Cinta pada Ramadhan" menggambarkan perjalanan cinta dan spiritualitas dalam bulan suci Ramadhan. Dengan menggunakan bahasa yang ...
Menanam Cinta pada Ramadhan

Kutanam cinta padamu, bulan penuh berkah
pengganti seribu bulan yang lewat dan berdebu

Matahari yang perak mengusung waktu yang kehitaman
kita menulis hari-hari kita seperti mengulum senyum
paling indah buat seorang perempuan: kita lupakan
warna rambut yang berubah, juga arloji yang menua

Tuhan menjadi tempat kita bersenda gurau
yang selalu terkalahkan. Kita tidak pernah menulis cinta
apalagi menyapanya setiap saat, membikinnya akrab
sebagai kekasih paling setia

Karena itu, aku tidak ingin lagi terlambat
menumpahkan seluruh gairah, segenap perasaan
yang telah membantu jauh
o ramadhan, bikinlah aku betah menekunimu

sebagai bulan madu yang tak habis-habisnya.

Jakarta, 18 November 2001

Analisis Puisi:

Puisi "Menanam Cinta pada Ramadhan" karya Mustafa Ismail adalah sebuah karya sastra yang memadukan keindahan cinta dengan spiritualitas Ramadhan. Melalui metafora yang kuat dan bahasa yang indah, puisi ini menggambarkan perasaan dan pengalaman yang mendalam dalam menjalani bulan suci Ramadhan.

Keutamaan Bulan Ramadhan: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana Ramadhan yang penuh berkah dan kekhusyukan. Penyair menggambarkan bulan Ramadhan sebagai pengganti seribu bulan yang telah berlalu, menekankan keistimewaan dan keagungan bulan suci dalam agama Islam.

Metafora Matahari dan Waktu: Dalam puisi, penyair menggunakan metafora matahari yang perak dan waktu yang kehitaman untuk menggambarkan perjalanan waktu dan pengalaman hidup. Matahari yang perak melambangkan keindahan dan kecerahan, sementara waktu yang kehitaman mencerminkan tantangan dan kegelapan yang mungkin dihadapi dalam kehidupan.

Keintiman dengan Tuhan dan Cinta: Penyair mengekspresikan keintiman dan hubungan yang dalam dengan Tuhan dalam bulan Ramadhan. Ramadhan menjadi waktu di mana hubungan dengan Tuhan menjadi lebih dekat dan bersenda gurau. Selain itu, puisi juga merujuk pada keintiman dan kesetiaan dalam hubungan cinta, yang menjadi bagian integral dari pengalaman Ramadhan.

Harapan dan Keinginan untuk Mendalami Ramadhan: Puisi ini mencerminkan harapan dan keinginan untuk lebih mendalami pengalaman spiritual Ramadhan. Penyair mengungkapkan keinginannya untuk lebih menghargai waktu yang tersisa dan menumpahkan segala gairah dan perasaan yang telah membantu menjauhkan diri dari kegelapan.

Puisi "Menanam Cinta pada Ramadhan" menggambarkan perjalanan cinta dan spiritualitas dalam bulan suci Ramadhan. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan metafora yang kuat, puisi ini menyampaikan pesan tentang keutamaan Ramadhan, keintiman dengan Tuhan, dan keindahan hubungan cinta. Melalui pengalaman Ramadhan, penyair mengajak pembaca untuk lebih mendalami dan menghargai momen kebersamaan dengan Tuhan serta kesempatan untuk menumbuhkan cinta dan spiritualitas yang mendalam. Puisi ini menjadi sebuah pengingat akan pentingnya menjalani Ramadhan dengan penuh keikhlasan, kecintaan, dan refleksi spiritual.

Mustafa Ismail
Puisi: Menanam Cinta pada Ramadhan
Karya: Mustafa Ismail

Biodata Mustafa Ismail:
  • Mustafa Ismail lahir pada tanggal 25 Agustus 1971 di Aceh.
© Sepenuhnya. All rights reserved.