Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Polisi Mati Tadi Pagi (Karya Cucuk Espe)

Puisi "Polisi Mati Tadi Pagi" karya Cucuk Espe adalah kritik sosial yang tajam terhadap kondisi keamanan di Indonesia. Penyair menggambarkan ...
Polisi Mati Tadi Pagi

Di kotaku polisi mati tadi pagi
Roboh dihantam dua peluru
Oleh penembak yang tak terburu
Hilang di tikungan sepi berdebu
Melayang nyawa secepat matahari

Ini negeri makin beringas saja
Tak suka senjata bicara
Ini negeri makin berandalan saja
Tak setuju kematian menunggu

Polisi itu mati tadi pagi di sini
Di negeri yang tak nyaman lagi
Indonesia bukan zamrud khatulistiwa
Kejahatan meruak dimana-mana
-; Indonesia pun sarang mafia

Apa yang bisa kita lakukan?
Apa yang bisa kita kerjakan?
Ganti rejim bukan jaminan
Tadi pagi polisi, besok siapa lagi?
-; Mungkin kita sendiri.

Jakarta, 2013

Analisis Puisi:

Puisi "Polisi Mati Tadi Pagi" karya Cucuk Espe menggambarkan realitas sosial yang kelam, di mana kekerasan, kejahatan, dan ketidakamanan semakin merajalela. Dengan bahasa yang lugas dan tajam, penyair menyoroti situasi yang penuh ketegangan, di mana nyawa bisa melayang dengan mudah.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah ketidakamanan, kekerasan, dan ketidakpastian hidup. Penyair menunjukkan bahwa Indonesia bukan lagi negeri yang damai, melainkan tempat di mana kejahatan merajalela dan pembunuhan bisa terjadi kapan saja.

Makna Tersirat

Puisi ini memiliki beberapa makna tersirat yang mencerminkan kegelisahan sosial:
  • Kekerasan yang semakin meningkat → Pembunuhan seorang polisi mencerminkan situasi yang tidak lagi terkendali, di mana hukum dan ketertiban tidak bisa lagi menjamin keamanan masyarakat.
  • Ketidakberdayaan rakyat → Baris "Apa yang bisa kita lakukan? Apa yang bisa kita kerjakan?" menunjukkan bahwa rakyat hanya bisa bertanya tanpa solusi yang jelas.
  • Ketidakpastian nasib → Kalimat "Tadi pagi polisi, besok siapa lagi? -; Mungkin kita sendiri." menggambarkan bahwa setiap orang bisa menjadi korban berikutnya.
Puisi ini bercerita tentang pembunuhan seorang polisi di sebuah kota yang semakin tidak aman. Kejadian ini mencerminkan kondisi negara yang penuh dengan kekerasan, di mana kejahatan terjadi di mana-mana dan tidak ada jaminan keamanan bagi siapa pun.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa mencekam, tegang, dan penuh keputusasaan.

Imaji

Beberapa imaji dalam puisi ini menciptakan gambaran yang kuat:
  • Imaji visual: "Roboh dihantam dua peluru" → Menggambarkan adegan tragis seorang polisi yang tewas ditembak.
  • Imaji gerak: "Hilang di tikungan sepi berdebu" → Menampilkan gambaran pelaku yang menghilang setelah melakukan pembunuhan.
  • Imaji rasa: "Indonesia bukan zamrud khatulistiwa" → Menggambarkan ironi bahwa negeri yang seharusnya damai kini dipenuhi ketakutan.

Majas

Puisi ini menggunakan berbagai majas untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan:
  • Metafora → "Indonesia pun sarang mafia" menunjukkan bahwa negara telah dikuasai oleh kelompok-kelompok kriminal.
  • Repetisi → "Apa yang bisa kita lakukan? Apa yang bisa kita kerjakan?" menegaskan kebingungan dan ketidakberdayaan masyarakat.
  • Paradoks → "Tak suka senjata bicara" menunjukkan ironi bahwa meskipun masyarakat menolak kekerasan, tetapi realitasnya justru semakin banyak senjata yang digunakan untuk membunuh.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa kejahatan dan kekerasan semakin merajalela di Indonesia, membuat masyarakat hidup dalam ketidakpastian dan ketakutan. Penyair juga mengkritik bahwa pergantian pemerintahan tidak selalu menjadi solusi untuk mengatasi masalah ini, karena akar dari kekacauan tersebut lebih dalam daripada sekadar perubahan rezim.

Puisi "Polisi Mati Tadi Pagi" karya Cucuk Espe adalah kritik sosial yang tajam terhadap kondisi keamanan di Indonesia. Penyair menggambarkan bagaimana kekerasan dan kejahatan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sementara masyarakat hanya bisa bertanya tanpa jawaban yang pasti. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan betapa rentannya kehidupan di tengah situasi yang semakin tidak menentu.

"Cucuk Espe"
Puisi: Polisi Mati Tadi Pagi
Karya: Cucuk Espe
© Sepenuhnya. All rights reserved.