Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sajak dari Perkampungan Nelayan (Karya Tri Astoto Kodarie)

Puisi "Sajak dari Perkampungan Nelayan" menyajikan realitas sosial yang melekat pada kehidupan para pelaut, yang harus bertaruh nyawa demi ...
Sajak dari Perkampungan Nelayan

selamat siang, saudaraku
pelaut-pelaut bugis yang perkasa
lihatlah matahari terkantuk-kantuk kelelahan
menggelantung diam di pusat perjuangan
kesaksian abadi

selamat malam, saudaraku
mari sama-sama kita tebarkan jala kebangsaan
di tengah-tengah misteri lautan
pertaruhkan jiwa
tak usah hiraukan zaman yang semakin menyakitkan
sementara anak-istri masih setia
menunggu kita pulang dari pergulatan nasib

dan matahari itu adalah satu-satunya
kesaksian abadi kita

Parepare, 1982

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak dari Perkampungan Nelayan" merupakan puisi karya Tri Astoto Kodarie yang menggambarkan kehidupan para nelayan Bugis dengan segala perjuangan dan tantangan yang mereka hadapi. Puisi ini menyajikan realitas sosial yang melekat pada kehidupan para pelaut, yang harus bertaruh nyawa demi menghidupi keluarga mereka.

Tema dalam Puisi

Puisi ini memiliki tema utama tentang perjuangan hidup para nelayan dalam mengarungi lautan. Selain itu, puisi ini juga menyentuh aspek nasionalisme dan kebersamaan dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Kesetiaan keluarga yang menunggu kepulangan para nelayan juga menjadi bagian dari tema yang diangkat dalam puisi ini.

Puisi ini bercerita tentang kehidupan para pelaut Bugis yang harus berjuang di tengah lautan. Mereka mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan hasil tangkapan, sementara keluarga mereka dengan setia menunggu kepulangan mereka. Puisi ini juga mengisahkan bagaimana para nelayan tidak terpengaruh oleh zaman yang semakin menyakitkan, karena bagi mereka, kehidupan adalah perjuangan yang harus dijalani.

Makna Tersirat dalam Puisi

Puisi ini menyiratkan keteguhan hati dan semangat juang para nelayan. Kehidupan mereka bukan hanya sekadar mencari nafkah, tetapi juga menjadi saksi perjalanan zaman yang terus berubah. Matahari dalam puisi ini melambangkan perjuangan abadi yang menjadi saksi dari kerasnya kehidupan di laut.

Amanat atau Pesan yang Disampaikan Puisi

Melalui puisi ini, penyair ingin menyampaikan pesan tentang pentingnya keteguhan dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, ada pesan tentang kebersamaan dan kesetiaan dalam keluarga, di mana istri dan anak selalu menunggu kepulangan sang nelayan dengan penuh harapan. Puisi ini juga mengajak pembaca untuk menghargai kerja keras para nelayan yang menjadi tulang punggung kehidupan pesisir.

Majas dalam Puisi

Puisi ini menggunakan beberapa majas yang memperkaya maknanya, di antaranya:
  • Majas Personifikasi: "lihatlah matahari terkantuk-kantuk kelelahan" yang memberikan sifat manusia kepada matahari, seolah-olah ia kelelahan setelah seharian bersinar.
  • Majas Metafora: "jala kebangsaan" yang menggambarkan perjuangan para nelayan sebagai bagian dari perjuangan bangsa.
Puisi "Sajak dari Perkampungan Nelayan" adalah puisi yang menggambarkan realitas kehidupan nelayan dengan segala tantangan yang mereka hadapi. Puisi ini mengandung pesan moral tentang keberanian, keteguhan hati, dan nilai kebersamaan dalam keluarga. Dengan bahasa yang penuh makna dan simbolisme, puisi ini menjadi salah satu karya yang menggugah kesadaran tentang kehidupan masyarakat pesisir.

Puisi: Sajak dari Perkampungan Nelayan
Puisi: Sajak dari Perkampungan Nelayan
Karya: Tri Astoto Kodarie

Biodata Tri Astoto Kodarie:
  • Tri Astoto Kodarie lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Maret 1961.
© Sepenuhnya. All rights reserved.