Santri
Wahai guru
Dirimu bagaikan malam yang dihiasi bintang
Kau berikan petunjuk dengan cahaya terang dan ketentraman
Dirimu Yang sederhana dalam tingkah dan ramah dalam bercerita
Menjadi santri di zaman ini
Tidak hanya pintar mengaji
Tetapi harus belajar ilmu teknologi
Dan malang melintang di dunia ini
Berharap menjadi sosok orang teguh pendirian
Tidak berlinang air mata
Tapi apa daya
Tidak dapat terbendung lagi
Air mata mengalir deras
Bertetes satu demi satu
Mengalir tanpa henti
Seakan menolak arah kehidupan
Kutak mau menangis
Kutak mau berpisah
Kutak ingin sendiri
Yang kuharap hanya kebahagiaan
Kurasa tak layak kumenangis
Karna ini yang kupilih
Dan ini yang harus kujalani
Jalan takdir hidupku
2022
Analisis Puisi:
Puisi "Santri" karya Mamluah Latifatussofiyah adalah ungkapan perasaan seorang santri yang menggambarkan perjalanan hidupnya dalam menuntut ilmu agama dan dunia.
Penghormatan pada Guru: Penyair mengawali puisi dengan ungkapan penghormatan pada guru, yang digambarkan sebagai malam yang dihiasi bintang. Guru dianggap sebagai sumber cahaya terang dan ketentraman bagi santri, yang memberikan petunjuk dan kebijaksanaan dalam belajar.
Tantangan Modernitas dan Tradisi: Puisi mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh santri di zaman modern, di mana mereka tidak hanya harus menguasai ilmu agama tradisional, tetapi juga ilmu teknologi dan beradaptasi dengan perubahan dunia yang terus bergerak.
Konflik dalam Identitas: Penyair menggambarkan konflik internal santri antara harapan untuk menjadi sosok yang teguh dan kuat, namun juga mengakui ketidakmampuannya untuk menahan air mata dan emosinya. Hal ini mencerminkan konflik antara idealisme dan realitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Penerimaan Terhadap Takdir: Meskipun mengalami kebingungan dan kegelisahan, penyair akhirnya menerima takdirnya sebagai seorang santri dan menghormati pilihan yang telah diambil. Ini mencerminkan sikap pasrah dan penerimaan terhadap jalan hidup yang telah ditetapkan.
Tema Kehidupan Santri: Puisi ini mencerminkan tema-tema yang sering muncul dalam puisi yang mengangkat kehidupan santri, termasuk penghormatan pada guru, tantangan dalam menyeimbangkan antara ilmu agama dan ilmu dunia, serta perjuangan dalam menjalani hidup sesuai dengan takdir.
Puisi "Santri" adalah sebuah puisi yang menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual seorang santri dalam menuntut ilmu agama dan beradaptasi dengan dunia modern. Dengan penghormatan pada guru, penerimaan terhadap takdir, dan perjuangan mengatasi konflik internal, puisi ini menggambarkan perjalanan yang kompleks dan penuh makna bagi setiap santri.
Karya: Mamluah Latifatussofiyah
Biodata Mamluah Latifatussofiyah:
- Mamluah Latifatussofiyah lahir pada tanggal 10 April 2004.
