Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku (Karya Bung Karno)

Puisi "Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku" merupakan ungkapan jiwa seorang pemimpin yang begitu mencintai tanah airnya, bahkan hingga ...

Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku


Dengan setiap rambut di tubuhku
aku hanya memikirkan tanah airku

Dan tidak ada gunanya bagiku
melepaskan beban dari dalam hatiku
kepada setiap pemuda yang datang kemari
aku telah mengorbankan untuk tanah ini

Tidak menjadi soal bagiku
apakah orang mencapku kolaborator
Aku tidak perlu membuktikan kepadanya
atau kepada dunia, apa yang aku kerjakan

Halaman-halaman dari revolusi Indonesia
akan ditulis dengan darah Sukarno
Sejarahlah yang akan membersihkan namaku

Sumber: Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002)

Catatan:
Buku Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002) dihimpun oleh Maman S. Tegeg. Maman merangkai tulisan-tulisan (termasuk pidato) karya Bung Karno (yang dikutip dari berbagai sumber) menjadi bentuk sajak/puisi.

Analisis Puisi:

Puisi "Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku" merupakan ungkapan jiwa seorang pemimpin yang begitu mencintai tanah airnya, bahkan hingga menghadapi berbagai tuduhan dan fitnah. Bung Karno menegaskan bahwa perjuangannya semata-mata untuk bangsa dan sejarah akan menjadi hakim yang paling adil dalam menilai pengorbanannya.

Tema Puisi

Puisi ini mengangkat beberapa tema utama, yaitu:
  1. Nasionalisme dan Pengorbanan – Bung Karno menekankan bahwa setiap aspek hidupnya didedikasikan untuk Indonesia, termasuk pengorbanan pribadinya.
  2. Sejarah sebagai Penilai Kebenaran – Ia percaya bahwa meskipun dirinya mendapat tuduhan negatif, sejarah akan mengungkap kebenaran dan menempatkan namanya dengan adil.
  3. Kesetiaan terhadap Tanah Air – Puisi ini menunjukkan bagaimana Bung Karno tetap teguh dalam pendiriannya meskipun menghadapi kritik dan pengkhianatan.
  4. Keteguhan Seorang Pemimpin dalam Revolusi – Bung Karno menyampaikan bahwa dirinya telah berjuang tanpa pamrih dan tidak butuh pembelaan pribadi.

Makna Puisi

Puisi ini menggambarkan bagaimana Bung Karno menghadapi tantangan dan tuduhan selama perjuangannya:

"Dengan setiap rambut di tubuhku / aku hanya memikirkan tanah airku"

Menunjukkan kecintaan Bung Karno yang total terhadap Indonesia, di mana setiap bagian dari dirinya hanya berpikir untuk kepentingan bangsa.

"Dan tidak ada gunanya bagiku / melepaskan beban dari dalam hatiku"

Bung Karno memilih untuk tidak membela diri dari berbagai tuduhan, karena baginya perjuangan lebih penting daripada pembenaran pribadi.

"Tidak menjadi soal bagiku / apakah orang mencapku kolaborator"

Ia menyadari bahwa dalam perjuangannya, ada yang mencapnya sebagai pengkhianat, tetapi ia tidak peduli karena ia yakin dengan apa yang ia lakukan.

"Halaman-halaman dari revolusi Indonesia / akan ditulis dengan darah Sukarno"

Menunjukkan bahwa perjuangannya telah tertulis dalam sejarah, dan ia rela mengorbankan segalanya untuk revolusi Indonesia.

"Sejarahlah yang akan membersihkan namaku"

Keyakinan bahwa kebenaran akan muncul seiring waktu, dan sejarah yang akan membuktikan perjuangannya bagi bangsa.

Makna Tersirat

Di balik kata-kata eksplisitnya, puisi ini juga mengandung pesan tersirat yang mendalam:
  1. Seorang pemimpin sejati tidak mencari pembelaan pribadi – Bung Karno tidak merasa perlu menjelaskan atau membuktikan dirinya kepada dunia, karena ia yakin bahwa perjuangannya benar.
  2. Sejarah adalah hakim yang paling adil – Meskipun ia difitnah atau disalahpahami, ia percaya bahwa sejarah akan memberikan penghakiman yang sesungguhnya.
  3. Perjuangan tidak selalu dihargai di masanya – Para pejuang sering kali baru dihargai setelah mereka tiada, karena pemahaman terhadap perjuangan mereka butuh waktu.
  4. Pengorbanan adalah bagian dari revolusi – Bung Karno memahami bahwa setiap revolusi memiliki harga yang harus dibayar, termasuk pengorbanan diri dan kehormatan.
Puisi ini bercerita tentang keteguhan Bung Karno dalam menghadapi tuduhan dan kritik selama masa revolusi Indonesia. Ia menegaskan bahwa perjuangannya hanya untuk kepentingan bangsa, dan ia tidak mencari pembelaan atau pujian pribadi.

Bung Karno menyampaikan pesan bahwa seorang pemimpin sejati akan tetap teguh dalam perjuangannya, meskipun dicela atau difitnah, karena sejarah pada akhirnya akan mengungkap kebenaran.

Ir. Soekarno
Puisi: Sejarahlah yang Akan Membersihkan Namaku
Karya: Bung Karno

Biodata Bung Karno/Ir. Soekarno:
  • Ir. Soekarno (EYD: Sukarno) merupakan Presiden Indonesia (1945-1967).
  • Ir. Soekarno, sering disapa Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Soerabaja, Oost Java, Hindia Belanda.
  • Ir. Soekarno meninggal dunia karena gangguan ginjal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.