Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Selamat Tidur (Karya Sunaryono Basuki KS)

Puisi "Selamat Tidur" karya Sunaryono Basuki KS adalah puisi reflektif yang menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang tidak lebih dari sekadar ...
Selamat Tidur

selamat tidur kuucapkan padamu.
ketika aku bangun pagi
di tingkat enam Rue Raymond Losserand
dari jendela cahaya pagi
membayang dalam kaca berembun
sebuah taman terhampar
di antara menara
orang melintas bus melintas
selamat tidur kehendakku
letakkan kepalamu di dadaku
agar kau dapat impikan
bayang-bayang
agar kau dapat nikmati
bayang-bayang
agar kau dapat dekap
bayang-bayang
agar kau dapat cecap
bayang-bayang

hidup hanyalah melangkah
dalam bayang-bayang

Analisis Puisi:

Puisi "Selamat Tidur" karya Sunaryono Basuki KS merupakan refleksi filosofis tentang kehidupan dan realitas. Dengan penggunaan diksi yang sederhana namun sarat makna, puisi ini menggambarkan hubungan antara kesadaran, mimpi, dan kenyataan yang terus berulang dalam kehidupan manusia.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah realitas dan ilusi kehidupan.

Puisi ini menggambarkan bagaimana manusia hidup dalam dunia bayang-bayang, di mana realitas dan mimpi saling bertautan. Tidur menjadi simbol dari keadaan di mana manusia melayang di antara kesadaran dan ilusi.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan pemahaman bahwa kehidupan tidak lebih dari sekadar bayang-bayang yang terus bergerak, datang dan pergi, seperti mimpi yang sulit digenggam.

Hal ini tergambar dalam baris:

"hidup hanyalah melangkah dalam bayang-bayang"

Penyair seolah ingin menyampaikan bahwa kehidupan manusia dipenuhi oleh ilusi dan ketidakpastian, di mana kita terus berjalan tanpa benar-benar memahami hakikatnya.

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mengucapkan selamat tidur kepada seseorang yang mungkin ia cintai, sembari merenungkan realitas kehidupan yang penuh ilusi.

Dalam bait awal, suasana pagi di kota Paris tergambar melalui deskripsi tempat di Rue Raymond Losserand. Namun, alih-alih hanya sekadar penggambaran tempat, penyair menggunakan latar tersebut untuk merenungkan eksistensi manusia.
  • "letakkan kepalamu di dadaku" → Sebuah ungkapan kedekatan dan perlindungan, namun juga bisa bermakna sebagai ajakan untuk larut dalam mimpi dan bayang-bayang kehidupan.
  • "agar kau dapat impikan bayang-bayang" → Menggambarkan bahwa bahkan dalam mimpi, manusia tetap berada dalam dunia yang tidak sepenuhnya nyata.

Suasana dalam Puisi

Puisi ini menghadirkan suasana melankolis, tenang, dan reflektif.
  • Penggunaan diksi seperti "bayang-bayang", "berembun", dan "selamat tidur" menciptakan suasana yang penuh dengan renungan dan ketenangan.
  • Kehadiran latar kota yang tetap bergerak dengan "orang melintas bus melintas" memberikan kontras antara kesunyian batin dan dinamika dunia luar.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan yang ingin disampaikan dalam puisi ini adalah bahwa kehidupan bersifat fana dan penuh ilusi, sehingga kita sebaiknya merenungkan makna keberadaan kita dengan lebih mendalam.

Puisi ini juga bisa dimaknai sebagai ajakan untuk menerima kenyataan bahwa manusia hidup dalam ketidakpastian, di mana realitas yang kita jalani tidak lebih dari pantulan bayang-bayang yang terus bergerak.

Imaji

Puisi ini mengandung berbagai jenis imaji yang memperkuat kesan reflektifnya:
  • Imaji penglihatan (visual): "sebuah taman terhampar di antara menara" → Gambaran kota yang menenangkan tetapi tetap misterius. "cahaya pagi membayang dalam kaca berembun" → Memberikan kesan suasana pagi yang tenang dan penuh makna.
  • Imaji perasaan (taktil): "letakkan kepalamu di dadaku" → Memberikan kesan kedekatan dan kenyamanan.
  • Imaji pendengaran (auditori): "orang melintas bus melintas" → Menghadirkan suara-suara kota yang terus bergerak, berkontras dengan perenungan pribadi penyair.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas untuk memperkuat maknanya:
  • Metafora: "hidup hanyalah melangkah dalam bayang-bayang" → Menggambarkan bahwa kehidupan tidak sepenuhnya nyata, melainkan hanya sebuah refleksi dari sesuatu yang lebih besar.
  • Repetisi: Kata "bayang-bayang" diulang beberapa kali untuk menekankan kesan ketidakpastian dan kefanaan hidup.
  • Personifikasi: "cahaya pagi membayang dalam kaca berembun" → Cahaya pagi seolah memiliki kesadaran untuk membayang dalam kaca, menggambarkan dunia yang penuh refleksi dan ilusi.
Puisi "Selamat Tidur" karya Sunaryono Basuki KS adalah puisi reflektif yang menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang tidak lebih dari sekadar bayang-bayang.

Dengan suasana yang tenang namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan realitas hidup yang terus bergerak tanpa kepastian. Tidur dalam puisi ini bisa dimaknai sebagai simbol dari perjalanan manusia dalam menghadapi hidup yang penuh ilusi.

Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa kita perlu menyadari bahwa kehidupan tidak selalu seperti yang terlihat, dan terkadang, kita hanya berjalan di antara bayang-bayang yang sulit kita genggam.

Sunaryono Basuki KS
Puisi: Selamat Tidur
Karya: Sunaryono Basuki KS
    Biodata Sunaryono Basuki KS:
    • Nama lengkap Sunaryono Basuki KS adalah Sunaryono Basuki Koesnosoebroto.
    • Sunaryono Basuki KS lahir di Kepanjen, Malang, pada tanggal 9 Oktober 1941.
    • Sunaryono Basuki KS meninggal dunia di Kutuh, Kabupaten Badung, Bali, pada tanggal 20 Desember 2019.
    © Sepenuhnya. All rights reserved.