Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Undang-Undang (Karya Bung Karno)

Puisi "Undang-Undang" bercerita tentang hukum kehidupan yang menuntut manusia untuk bekerja keras dan tidak sekadar berharap pada bantuan orang lain.

Undang-Undang


Jiwa ular kambang dan jiwa inlander
itulah racun yang menghinggapi kita
di tahun-tahun yang terakhir ini

Jikalau ingin merdeka sejati-jatinya merdeka
milikilah jiwa yang merdeka
milikilah jiwa yang besar

Buktikanlah memiliki jiwa yang besar itu
jiwa merdeka itu
jiwa yang tak segan bekerja dan memberi
jiwa yang dinamis yang bisa
berdiri sendiri di atas kaki sendiri
bukan jiwa yang meminta, merintih
mengemis saja ke kanan dan ke kiri
sambil bermimpi dapat mencapai
derajat penghidupan yang makmur
dengan seboleh-bolehnya tidak bekerja sama sekali

Kita tidak hidup di alam impian
kita hidup di alam kenyataan

Kita tidak hidup di alam impian
Kita hidup di alam kenyataan
Kita tidak hidup di alam sorga
Kita hidup di alam dunia

Di dalam dunia itu
untuk semua makhluk besar-kecil
tiada undang-undang lain
melainkan undang-undang yang berbunyi:

"Jikalau mau hidup, harus makan
yang dimakan hasil kerja;
jika tidak bekerja, tidak makan;
jika tidak makan pasti mati!"

Inilah undang-undangnya dunia
Inilah undang-undangnya hidup
Mau tak mau semua makhluk
harus menerima undang-undang ini

Terimalah undang-undang ini
dengan jiwa besar dan merdeka
jiwa yang tidak menengadah
melainkan kepada Tuhan.


Sumber: Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002)

Catatan:
Buku Puisi-Puisi Revolusi Bung Karno (2002) dihimpun oleh Maman S. Tegeg. Maman merangkai tulisan-tulisan (termasuk pidato) karya Bung Karno (yang dikutip dari berbagai sumber) menjadi bentuk sajak/puisi.

Analisis Puisi:

Puisi "Undang-Undang" karya Bung Karno merupakan refleksi nasionalisme, semangat kerja keras, dan kemandirian. Puisi ini menggugah kesadaran tentang pentingnya memiliki jiwa merdeka yang tidak hanya sekadar mengandalkan bantuan dari orang lain, melainkan berusaha dan bekerja keras demi kehidupan yang lebih baik.

Tema Puisi

Puisi ini mengangkat beberapa tema utama, di antaranya:
  1. Nasionalisme dan Jiwa Merdeka – Bung Karno menekankan pentingnya memiliki jiwa yang benar-benar merdeka, bukan hanya secara politik, tetapi juga dalam cara berpikir dan bertindak.
  2. Kerja Keras dan Kemandirian – Puisi ini menekankan bahwa hidup di dunia menuntut kerja keras, bukan hanya berpangku tangan dan berharap pada bantuan dari luar.
  3. Realitas dan Kesadaran Hidup – Bung Karno mengingatkan bahwa manusia tidak hidup dalam dunia impian atau surga, melainkan harus menghadapi kenyataan yang penuh perjuangan.
  4. Keteguhan dan Keimanan – Meskipun menekankan kerja keras, puisi ini juga menegaskan bahwa manusia seharusnya hanya bergantung kepada Tuhan, bukan mengemis kepada sesama.

Makna Tersirat

Di balik kata-kata yang tegas, puisi ini menyimpan beberapa makna tersirat:
  1. Kritik terhadap Mentalitas Pasif – Bung Karno mengkritik sikap sebagian orang yang lebih suka mengeluh dan meminta daripada bekerja keras untuk mencapai kesejahteraan.
  2. Dorongan untuk Mandiri dan Berdikari – Bung Karno ingin menanamkan konsep berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), salah satu gagasan utama dalam ajaran Bung Karno.
  3. Kehidupan adalah Perjuangan – Hidup tidak bisa hanya diisi dengan mimpi dan harapan kosong. Setiap individu harus berusaha dan bekerja keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
  4. Keimanan sebagai Landasan Hidup – Meskipun menekankan kerja keras, puisi ini juga mengajarkan bahwa manusia seharusnya hanya bergantung pada Tuhan, bukan pada belas kasihan sesama manusia.
Puisi ini bercerita tentang hukum kehidupan yang menuntut manusia untuk bekerja keras dan tidak sekadar berharap pada bantuan orang lain. Bung Karno menegaskan bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya kebebasan dari penjajahan, tetapi juga memiliki mentalitas yang kuat dan mandiri.

Puisi ini mengajak masyarakat untuk meninggalkan mental inlander atau jiwa terjajah yang pasif dan bergantung pada orang lain. Sebaliknya, Bung Karno ingin membangun karakter bangsa yang berjiwa besar, siap bekerja keras, dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan.

Dengan gaya bahasa yang lugas dan penuh semangat, puisi ini menjadi sebuah seruan bagi setiap individu untuk bangkit, berjuang, dan tidak takut menghadapi kenyataan hidup. Pesannya jelas: hanya mereka yang mau bekerja keraslah yang akan bertahan dan berhasil dalam kehidupan.

Ir. Soekarno
Puisi: Undang-Undang
Karya: Bung Karno

Biodata Bung Karno/Ir. Soekarno:
  • Ir. Soekarno (EYD: Sukarno) merupakan Presiden Indonesia (1945-1967).
  • Ir. Soekarno, sering disapa Bung Karno, lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Soerabaja, Oost Java, Hindia Belanda.
  • Ir. Soekarno meninggal dunia karena gangguan ginjal pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.