Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Dendam (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Dendam" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang singkat namun sarat dengan makna yang dalam. Dalam beberapa baris, ....
Dendam

dendam berbatu-batu
menikung
menikung lagi ke arah-Mu
seperti pasti Engkau menunggu

langit yang mendengarkan dengan cermat
kata yang diucapkan tak sempat
seperti tak habisnya menikung
semakin berbatu-batu

1983

Sumber: Mata Pisau (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Dendam" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang singkat namun sarat dengan makna yang dalam. Dalam beberapa baris, penyair berhasil menggambarkan perasaan dendam dan konfrontasi emosional yang terjadi di dalam hati manusia.

Struktur Puisi: Puisi ini terdiri dari dua bait saja. Struktur pendek ini memberikan kesan fokus dan intensitas pada perasaan dendam yang ingin disampaikan oleh penyair.

Tema Utama: Tema utama dalam puisi ini adalah dendam dan perasaan ketidakpuasan yang menggebu-gebu dalam diri seseorang. Puisi ini menciptakan gambaran tentang betapa kuatnya perasaan dendam dan ketidakpuasan yang menguasai pikiran dan hati individu.

Personifikasi: Dalam puisi ini, dendam digambarkan sebagai entitas yang memiliki kemampuan bergerak dan bertindak. Penggunaan personifikasi ini memberikan kesan bahwa dendam memiliki karakteristik yang aktif dan bergerak mengikuti arah yang ditentukan.

Imaji: Puisi ini menggunakan gambaran "dendam berbatu-batu" yang kuat untuk menggambarkan perasaan yang membebani dan berat seperti bebatuan. Gambaran ini menciptakan visualisasi yang kuat tentang perasaan yang tertekan dan tidak bisa dihilangkan dengan mudah.

Konfrontasi Batin: Puisi ini menggambarkan konfrontasi batin antara individu yang merasa dendam dan seseorang yang menjadi objek dari dendam tersebut. Konfrontasi ini menciptakan ketegangan emosional yang dirasakan oleh individu yang merasakan dendam, serta gambaran perasaan ketidakpuasan yang mendalam.

Hubungan dengan Tuhan: Dalam puisi ini, terdapat rasa ketidakpuasan dan konfrontasi yang juga ditujukan kepada Tuhan ("ke arah-Mu"). Ini menciptakan dimensi spiritual yang menambah kedalaman makna puisi, di mana individu merasa seperti memprotes dan menuntut jawaban dari Tuhan atas perasaan dendam yang mereka alami.

Puisi "Dendam" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan perasaan dendam dan ketidakpuasan yang mendalam dalam diri individu. Melalui penggunaan gambaran dan personifikasi, penyair berhasil menggambarkan intensitas perasaan dan konfrontasi emosional yang dirasakan oleh individu yang merasakan dendam. Puisi ini juga memasukkan elemen spiritual dengan merujuk pada Tuhan, menciptakan dimensi reflektif dan penuh makna dalam karya sastra ini.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Dendam
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.