Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Ingin Kusentuh (Karya Acep Zamzam Noor)

Puisi "Ingin Kusentuh" karya Acep Zamzam Noor bercerita tentang seseorang yang ingin melindungi orang yang dicintainya dari kengerian perang dan ...

Ingin Kusentuh


Ingin kusentuh rambutmu dengan ciuman paling lembut
Dari gurun pasir masih kudengar deru panser dan meriam
Mari kubimbing langkahmu melintasi teluk yang panas
Memadamkan kemarahan purba yang menyulut hatimu
Lupakanlah kapal-kapal perang tak bernama itu
Dan biarkan lautan minyak terus bergolak di sana
Pertikaian bukanlah panorama indah untuk dikenang
Kini pejamkan matamu dan mengeranglah pelan
Dalam pelukanku. Aku akan membawamu ke sabana raya
Ke hamparan puisi yang luas, hijau dan terbuka--
Dunia ini terlalu keras untuk sorot matamu yang jenaka
Aku takut peluru-peluru liar itu menodai pipimu
Masukilah dunia baru dalam kata-kataku
Dunia yang diguyur anggur dan cahaya bulan
Penuh perlambang, nyanyian dan juga kekhusyukan

1990

Sumber: Menjadi Penyair Lagi (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Ingin Kusentuh" karya Acep Zamzam Noor merupakan puisi yang menggambarkan kontras antara cinta dan kelembutan dengan kekerasan dan peperangan. Dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolis, puisi ini menghadirkan suasana yang penuh perasaan, sekaligus menyentuh realitas dunia yang keras.

Tema

Puisi ini mengangkat tema cinta, perlindungan, dan pelarian dari kekerasan dunia. Penyair ingin membawa seseorang yang dicintainya ke dunia yang lebih damai, jauh dari peperangan dan kekerasan yang mengancam.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah keinginan untuk memberikan perlindungan dan ketenangan di tengah dunia yang penuh konflik. Ada harapan bahwa cinta dan puisi bisa menjadi tempat berlindung dari kekerasan, sebagaimana penyair ingin membawa seseorang ke "hamparan puisi yang luas, hijau, dan terbuka".

Puisi ini bercerita tentang seseorang yang ingin melindungi orang yang dicintainya dari kengerian perang dan dunia yang keras. Dengan lembut, ia mengajak orang tersebut untuk melupakan kapal perang, panser, dan meriam, serta masuk ke dalam dunia puisi yang lebih damai dan penuh keindahan.

Suasana dalam Puisi

Puisi ini menciptakan suasana yang kontras antara kekerasan dan kedamaian. Ada kesan ketegangan dari gambaran perang, tetapi juga ada ketenangan dari ajakan untuk memasuki dunia yang lebih indah dan puitis.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Pesan yang dapat diambil dari puisi ini adalah betapa kerasnya dunia dengan konflik dan peperangan, namun masih ada tempat untuk cinta, ketenangan, dan keindahan yang bisa ditemukan dalam puisi dan perasaan yang tulus.

Imaji

Puisi ini kaya akan imaji visual dan auditif, seperti:
  • Imaji visual: "kapal-kapal perang tak bernama", "lautan minyak terus bergolak", "sorot matamu yang jenaka" – menciptakan gambaran tentang peperangan, dunia yang keras, dan ekspresi lembut seseorang.
  • Imaji auditif: "deru panser dan meriam", "nyanyian dan juga kekhusyukan" – menghadirkan suara peperangan yang kontras dengan kedamaian yang ingin diciptakan penyair.

Majas

Puisi ini menggunakan beberapa majas, di antaranya:
  • Metafora: "Aku akan membawamu ke sabana raya, ke hamparan puisi yang luas" – menggambarkan dunia puisi sebagai tempat perlindungan yang damai.
  • Personifikasi: "lautan minyak terus bergolak" – laut digambarkan seolah-olah hidup dan bergerak dengan emosi.
  • Simbolisme: "peluru-peluru liar" melambangkan bahaya dan kekerasan, sedangkan "dunia yang diguyur anggur dan cahaya bulan" melambangkan ketenangan dan keindahan.
Puisi "Ingin Kusentuh" karya Acep Zamzam Noor adalah puisi yang menggambarkan keinginan untuk melindungi orang yang dicintai dari dunia yang penuh konflik dan peperangan. Dengan penggunaan imaji yang kuat, suasana yang kontras, dan simbolisme yang mendalam, puisi ini menyampaikan pesan bahwa cinta dan puisi bisa menjadi tempat perlindungan di tengah kekacauan dunia.

Acep Zamzam Noor
Puisi: Ingin Kusentuh
Karya: Acep Zamzam Noor

Biodata Acep Zamzam Noor:
  • Acep Zamzam Noor (Muhammad Zamzam Noor Ilyas) lahir pada tanggal 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.
  • Ia adalah salah satu sastrawan yang juga aktif melukis dan berpameran.
© Sepenuhnya. All rights reserved.