Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Lanskap (Karya Bambang J. Prasetya)

Puisi "Lanskap" karya Bambang J. Prasetya bercerita tentang sebuah lanskap di pelabuhan kecil yang diselimuti suasana suram dan penuh perenungan.
Lanskap

Di pelabuhan kecil
Remang bulan sepotong
Mengasingkan kebebasan kelelawar
menggambar langit membendung janji
Laut mati
Malam berkarat
Ikan-ikan damai
dalam lukisan baru

Angin kelabu selatan
menulikan kesadaran
kembali kita kanak-kanak
menawar-nawar dera
akan diapakan senja?
jika teramat jauh
langit mensetiai warna biru

1992

Analisis Puisi:

Puisi "Lanskap" karya Bambang J. Prasetya mengusung tema ketidakpastian, refleksi kehidupan, dan perubahan waktu. Dalam puisi ini, terdapat gambaran tentang senja, laut mati, dan malam yang berkarat, yang menciptakan suasana melankolis dan penuh perenungan.

Makna Tersirat

Secara tersirat, puisi ini menggambarkan perjalanan waktu yang membawa ketidakpastian. Frasa "Laut mati, Malam berkarat" bisa dimaknai sebagai gambaran kehidupan yang mulai kehilangan gairah atau berubah menjadi sesuatu yang berbeda dari sebelumnya.

Selain itu, baris "kembali kita kanak-kanak, menawar-nawar dera" memberikan kesan bahwa sang penyair sedang mengingat masa kecil, di mana segala sesuatu terasa lebih sederhana dan bebas. Namun, kini ada pertanyaan besar: "akan diapakan senja?", yang bisa diartikan sebagai keraguan tentang bagaimana menghadapi akhir dari suatu fase kehidupan.

Puisi ini bercerita tentang sebuah lanskap di pelabuhan kecil yang diselimuti suasana suram dan penuh perenungan. Gambaran alam dalam puisi ini tidak hanya sekadar latar, tetapi juga mencerminkan kondisi batin penyair. Ada kesan seolah-olah kehidupan sedang mengalami stagnasi, seperti laut yang mati dan malam yang berkarat.

Selain itu, puisi ini juga menyentuh tentang kenangan dan perjalanan waktu, di mana sang penyair kembali merenungkan masa kecil yang kini terasa jauh dan sulit untuk digapai kembali.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa melankolis, suram, dan penuh renungan. Kata-kata seperti "remang bulan sepotong", "malam berkarat", dan "angin kelabu selatan" menciptakan kesan muram, seolah-olah dunia dalam puisi ini sedang diliputi ketidakpastian atau kelelahan.

Majas

Beberapa majas yang digunakan dalam puisi ini adalah:
  • Personifikasi – "malam berkarat", memberikan sifat manusiawi pada malam, seolah-olah ia mengalami pelapukan seperti logam yang berkarat.
  • Metafora – "laut mati", yang bisa diartikan sebagai kehidupan yang kehilangan semangat atau mengalami kehampaan.
  • Hiperbola – "angin kelabu selatan menulikan kesadaran", menggambarkan angin yang begitu kuat hingga membuat seseorang kehilangan kesadaran.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini menyampaikan pesan bahwa waktu terus berjalan, membawa perubahan yang tak selalu kita mengerti atau inginkan. Kehidupan yang dulu terasa bebas kini mungkin telah berubah, dan ada ketidakpastian tentang bagaimana menghadapi hari-hari mendatang.

Selain itu, puisi ini juga mengajarkan bahwa masa lalu sering kali menjadi tempat perenungan, tetapi kita harus tetap menghadapi kenyataan yang ada di depan.

Imaji

Puisi ini memiliki imaji yang kuat, terutama dalam menggambarkan suasana pelabuhan kecil yang muram:
  • Imaji visual – "remang bulan sepotong", "langit membendung janji", menciptakan gambaran langit yang suram dan penuh ketidakpastian.
  • Imaji pendengaran – "angin kelabu selatan menulikan kesadaran", menggambarkan suara angin yang begitu kencang hingga menenggelamkan kesadaran seseorang.
  • Imaji perasaan – "menawar-nawar dera", menciptakan sensasi perjuangan batin dan keraguan akan masa depan.
Puisi "Lanskap" karya Bambang J. Prasetya adalah refleksi tentang waktu, perubahan, dan ketidakpastian dalam kehidupan. Dengan suasana yang melankolis dan imaji yang kuat, puisi ini membawa pembaca ke dalam perenungan tentang bagaimana masa lalu, masa kini, dan masa depan saling berkaitan. Penyair mengajak kita untuk berpikir tentang bagaimana menghadapi perubahan, meskipun terkadang masa lalu terasa lebih nyaman dan akrab.

Puisi: Lanskap
Puisi: Lanskap
Karya: Bambang J. Prasetya

Biodata Bambang J. Prasetya:
  • Bambang Jaka  Prasetya (atau kadang disingkatnya Bambang JP) lahir di Yogyakarta pada tanggal 28 Oktober 1965.
© Sepenuhnya. All rights reserved.