Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Putra Mahkota (Karya Amanda Amalia Putri)

Puisi "Putra Mahkota" karya Amanda Amalia Putri mengangkat tema tentang harapan dan tanggung jawab seorang penerus, pewaris tahta, atau simbol ...

Putra Mahkota


Melukiskan kata hati lewat wangi setangkai mawar hitam
Mencium mesra permata jingga
Melekat sejiwa, mengeratkan pemberian setunggal tali asih
Bahar menyucikan mata air yang terus berhenti di tengah panas api
Menuntun pancaran di dekat noda matahari

Melibatkan jurus sinar putih
Mewartakan dakwaan yang mungkin nanti terserap keratan dusta
Memperadabkan citra bakti kepada nusantara
Jendela langit membuka gerbang logika
Kereta kuda menyapa anak emas yang sedang berlatih
mendengar sorak serangga bersahutan

Ketapang, 2 Maret 2025

Analisis Puisi:

Puisi "Putra Mahkota" mengangkat tema tentang harapan dan tanggung jawab seorang penerus, pewaris tahta, atau simbol generasi masa depan. Puisi ini menggambarkan sosok "Putra Mahkota" yang dipersiapkan untuk mengemban tugas besar demi kehormatan dan kelangsungan tanah air.

Makna Tersirat

Makna tersirat dalam puisi ini adalah kritik sekaligus refleksi terhadap beban berat yang diwariskan kepada generasi penerus. Sosok "Putra Mahkota" melambangkan anak muda yang diharapkan menjadi penyelamat, pemimpin masa depan, sekaligus simbol harapan bangsa. Namun di balik harapan besar itu, ada realitas pahit berupa intrik, kebohongan, dan warisan beban sejarah yang kompleks.

Puisi ini ingin menyampaikan bahwa mewarisi tahta atau tanggung jawab besar bukan sekadar menerima kejayaan, tetapi juga memikul luka, kebingungan, bahkan kebenaran yang telah dipelintir oleh sejarah.

Puisi ini bercerita tentang perjalanan batin seorang putra mahkota yang diliputi harapan, simbol-simbol kemuliaan, serta tuntutan luhur terhadap tanah airnya. Dalam proses tersebut, ia menghadapi kenyataan bahwa kejayaan yang diwarisi tidak sepenuhnya bersih. Ada noda sejarah, manipulasi, serta beban tanggung jawab besar yang harus ia selami dan pahami. Sosok putra mahkota bukan hanya pewaris, tetapi juga saksi sejarah yang penuh dusta.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa mistis, penuh simbol dan kiasan, serta mengandung ketegangan batin antara harapan dan kenyataan. Ada nuansa sakral, namun juga dibayangi oleh kegelisahan dan keraguan.

Amanat / Pesan yang Disampaikan Puisi

Pesan yang dapat diambil adalah bahwa menjadi generasi penerus bukan hanya tentang menerima kejayaan, tetapi juga keberanian mengurai sejarah yang kusut dan penuh manipulasi. Generasi baru harus berani menyelami kebenaran, bukan sekadar meneruskan tradisi yang telah diselimuti kebohongan atau kepentingan terselubung.

Imaji

Puisi ini menghadirkan imaji yang cukup kuat, seperti:
  • “wangi setangkai mawar hitam” yang menggambarkan keindahan yang gelap, melambangkan kejayaan yang menyimpan luka.
  • “permata jingga” yang mengilustrasikan warisan yang berharga, namun terkontaminasi warna samar.
  • “jendela langit membuka gerbang logika” yang menghadirkan gambaran imaji transendental, antara harapan ilahi dan kesadaran manusiawi.
  • “kereta kuda menyapa anak emas” yang menciptakan imaji kerajaan klasik, penuh simbol kebesaran.

Majas

Beberapa majas yang muncul dalam puisi ini:
  • Metafora: "mawar hitam" sebagai simbol warisan kelam, "permata jingga" sebagai simbol kejayaan yang ternoda.
  • Personifikasi: "kereta kuda menyapa anak emas" memberi sifat manusiawi pada benda mati.
  • Simbolisme: "Putra Mahkota" sebagai simbol harapan bangsa, "setangkai mawar hitam" sebagai warisan sejarah yang kelam, dan "noda matahari" sebagai gambaran cacat dalam kejayaan.

Puisi Amanda Amalia Putri
Puisi: Putra Mahkota
Karya: Amanda Amalia Putri

Biodata Amanda Amalia Putri:
  • Amanda Amalia Putri lahir pada tanggal 28 Februari 2004 di Banyuwangi. Ia suka mengisi waktu luangnya dengan menulis puisi. Puisi-puisinya dimuat di berbagai media, baik online ataupun offline.
  • Puisi-puisinya juga bisa dijumpai di dalam buku antologi bersama, termasuk: Pengembara Rindu (2020), Senandung Bait Cinta Pertama (2023), Gugur Cinta ke Pelukan Rindu (2023), Rahasia Hati yang Tak Pernah Terucap (2023), Simpul Rasa (2023), dan Aku di Garis Penantian (2024).
© Sepenuhnya. All rights reserved.