Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Selamat Tinggal (Karya Sri Hartati)

Puisi "Selamat Tinggal" karya Sri Hartati bercerita tentang seseorang atau sekelompok orang yang harus pergi dan meninggalkan sesuatu yang dulu ...
Selamat Tinggal

Kami harus pergi
jauh
jauh sekali
dari semua kenang dan puja
juga bahana dari setiap derap
yang sekian lama nadai denyut kami

Di sana,
di suatu tempat yang sudah kami pastikan
sebelum kekuatan di jiwa kami punah
kami kan segera berpaling pada yang tersisa
dengan begitu tak seorang pun kan menemu
keping-keping daya kami yang mengelupas

Di sana,
kami kan kembali rakit makna lagi
untuk bisa mengisi sedikit waktu kami
atau kalaupun kami jadi serpihan
yang berserakan lalu diterpa bayu
kemudian bersatu dengan debu
lupakan saja kami.

Jakarta, 1996

Sumber: Astana Kastawa 2 (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Selamat Tinggal" karya Sri Hartati mengandung nuansa perpisahan yang mendalam. Dalam baris-barisnya, tersirat kesedihan, kelelahan, dan mungkin juga keikhlasan dalam melepaskan sesuatu yang telah lama ada. Puisi ini bukan hanya tentang pergi secara fisik, tetapi juga secara emosional dan batiniah.

Tema

Tema utama dalam puisi ini adalah perpisahan dan keikhlasan dalam meninggalkan sesuatu yang telah menjadi bagian dari kehidupan.

Makna Tersirat

Puisi ini menyiratkan bahwa ada saatnya manusia harus melepaskan dan meninggalkan sesuatu, baik itu kenangan, harapan, atau bahkan diri mereka sendiri yang lama. Kepergian dalam puisi ini bukan sekadar fisik, tetapi juga perjalanan menuju sesuatu yang baru, meskipun tidak selalu jelas apa yang menanti di depan.

Beberapa baris yang menguatkan makna ini:
  • "Kami harus pergi jauh, jauh sekali dari semua kenang dan puja" → Menunjukkan bahwa kepergian ini bukan hanya sekadar perpisahan biasa, tetapi benar-benar menjauh dari masa lalu.
  • "kami kan segera berpaling pada yang tersisa" → Menandakan upaya untuk melanjutkan hidup dengan apa yang masih ada.
  • "kalaupun kami jadi serpihan yang berserakan lalu diterpa bayu kemudian bersatu dengan debu, lupakan saja kami." → Mengandung makna keikhlasan bahwa suatu saat keberadaan mereka mungkin akan terlupakan.
Puisi ini bercerita tentang seseorang atau sekelompok orang yang harus pergi dan meninggalkan sesuatu yang dulu memiliki makna besar dalam hidup mereka. Bisa jadi ini tentang meninggalkan tempat, kenangan, atau bahkan identitas lama mereka. Ada kesedihan yang terasa, tetapi juga ada kesadaran bahwa mereka harus melanjutkan perjalanan mereka.

Suasana dalam Puisi

Suasana dalam puisi ini terasa melankolis, penuh refleksi, dan sedikit pasrah. Ada nuansa kesedihan dalam melepaskan sesuatu, tetapi juga ada usaha untuk menerima kenyataan dan melanjutkan hidup.

Amanat / Pesan yang Disampaikan

Puisi ini mengajarkan bahwa dalam kehidupan, ada saatnya kita harus melepaskan sesuatu, bahkan jika itu berat. Perpisahan adalah bagian dari perjalanan hidup, dan terkadang kita harus menerima bahwa kita akan dilupakan atau kehilangan bagian dari diri kita sendiri.

Imaji

  • Imaji visual → "serpihan yang berserakan lalu diterpa bayu kemudian bersatu dengan debu" (membayangkan sesuatu yang tercerai-berai dan hilang bersama angin).
  • Imaji taktil → "keping-keping daya kami yang mengelupas" (memberikan sensasi kehilangan dan kelelahan).
  • Imaji auditorik → "bahana dari setiap derap" (menggambarkan suara langkah-langkah yang dulu pernah ada).

Majas

  • Metafora → "keping-keping daya kami yang mengelupas" (menggambarkan hilangnya semangat atau tenaga secara perlahan).
  • Personifikasi → "nadai denyut kami" (seakan-akan denyut nadi bisa menghilang sebagai simbol kelelahan atau kehilangan semangat).
  • Hiperbola → "jauh, jauh sekali" (penegasan bahwa kepergian ini bukan hanya secara fisik tetapi juga secara emosional).
Puisi "Selamat Tinggal" karya Sri Hartati adalah refleksi tentang perpisahan yang dalam. Dengan suasana melankolis dan penuh makna, puisi ini menggambarkan bahwa ada saatnya kita harus pergi, meninggalkan kenangan, dan menerima bahwa kita mungkin akan terlupakan. Namun, di balik itu semua, ada keikhlasan untuk terus berjalan dan merangkai makna baru dalam kehidupan.

Puisi Sepenuhnya
Puisi: Selamat Tinggal
Karya: Sri Hartati

Biodata Sri Hartati:
  • Sri Hartati lahir pada tanggal 3 Desember 1954 di Sukabumi, Jawa Barat.
  • Sri Hartati meninggal dunia pada tanggal 7 Maret 2001.
© Sepenuhnya. All rights reserved.